FOTI-chapter 03

26 10 0
                                    

"Aduh berat nyoo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aduh berat nyoo." Keluh Madelyn yang mencoba mengangkat kotak lumayan besar namun sangat berat menurutnya.

"Biarkan saya saja yang kerjakan." Ucap seseorang yang baru saja masuk ke kamarnya.

"Bole—eh? Sadewa?" Lidah nya mendadak kelu.

"Iya, ada apa mbak?" Madelyn berfikir bahwa lelaki itu sudah melupakan masa lalu mereka. Untung saja.

Madelyn mengukir senyumnya walau agak canggung, "o-ohh gapapa, bisa tolong bantu angkat box ini? Lumayan berat hehe."

Sadewa mengingat saat Madelyn yang kesusahan berusaha menjangkau sesuatu yang lumayan tinggi, dan sama seperti itu keluhan nya. Namun dulu tak secanggung ini.

"Boleh mbak, memang tugas saya." Madelyn mengangguk menyetujui ucapan lelaki itu, ia kembali sibuk dengan mempersiapkan yang lainnya.

Bila Sadewa mengangkat box box yang diperintahi oleh Madelyn, namun gadis itu sendiri memasukan beberapa barang yang diperlukan ke dalam box.

Sangat cocok, ya? Eh? ;)

"Udah selesai semua nya, mbak?" Tanya Sadewa kepada Madelyn.

"Udah, mau sekarang aja? Mau minum dulu engga?" Tanya Madelyn yang di jawab oleh gelengan Sadewa.

"Gapapa mbak, saya disini hanya membantu mbak, bukan sebagai tamu." Ucap Sadewa.

"Loh, kalo ada yang masuk ke apartemen aku, orang itu adalah tamu." Madelyn langsung beranjak pergi ke dapur mengambil minum.

"Dasar, dari dulu sampai sekarang, kerasa kepalanya tidak berubah." Ia terkekeh pedih mengingat memori indah bersama Madelyn.

"Sabar Wa, sabar." Ucap nya menyemangati dirinya sendiri.

"Nih pak, minum dulu." Sadewa mengerutkan kening nya.

"Pak?" Apa dirinya setua itu ya? Pikir Sadewa.

"Iya, memang nya di panggil apa lagi?" Madelyn tidak tahu harus memanggil Sadewa apalagi.

"Memang nya saya setua itu?" Bingung nya.

"Loh, bapak baru sadar?" Sadewa menyukai tatapan polos ini seakan akan tidak ada kesedihan yang menyertai gadis cantik itu. Namun dirinya sendiri yang membuat gadis itu sedih.

Sadewa berfikir, "hmm saya merasa muda terus." Ucap nya percaya diri.

Tawa Madelyn pecah seketika, apaan banget bapak bapak satu ini. "Bapak percaya diri bangett." Ia terkekeh. Sadewa menggaruk lehernya yang tak gatal. Ia juga menyukai Madelyn yang selalu tertawa seperti ini.

"Manusia harus percaya diri, mbak. Biar kelihatan tampan dan cantik." Madelyn menggeleng geleng atas kelakuan Sadewa.

"Tapi itu ketinggian pede nya, paakk." Madelyn sangat gemas dengan Sadewa.

From One To InfinityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang