TANDAI TYPO🤗 terimakasih🤍
Seminggu berlalu setelah hari yang melelahkan bagi ballerina cantik kita. Hari hari selanjutnya, lancar lancar saja. Namun setelah seminggu, entah itu kebetulan yang menyebalkan, Madelyn dan Anna ditimpa kerjaan yang lebih melelahkan.
Madelyn diharuskan memperbaiki desain yang tempo hari ditolak, entah karena apa bisa ditolak, padahal gadis itu telah membuatnya sesuai interupsi. Dan itu hanya sebagian tugas yang diberikan. Sebagiannya lagi adalah.. MASA IA DITUGASKAN UNTUK MENGIKUTI AJANG FASHION SHOW?!!
"Yaa kalo memperbaiki gaun mah gampang, aku juga bisa. Ini?! Astaga dragon! Masa—harus ikut fashion show? Aku jalan aja kayak robot." Ia melompat lompat kesal. Detik itu, ia berteriak melampiaskan emosinya.
Brak!
"Mbak kenapa?!" Khawatir Sadewa yang tiba tiba masuk karena mendengar suara teriakan dari kamar cucu majikannya.
Madelyn menengok ke belakang dengan air mata yang mengalir. "Pak Dewaa." Rengeknya yang tiba tiba masuk ke pelukan lelaki itu.
Sadewa membeku. Sudah lama sekali ia tidak merasakannya. "M-mbak gapapa?" Tanya nya.
"Aku kenapa napa, pak." Jawab Madelyn.
"Loh, kenapa napa gimana maksudnya mbak?"
"Gatau pusingg, sedihh juga. Bapak nya nyebelin." Sadewa mengerutkan keningnya.
"Bapak..? Bapak—kakek kamu maksudnya?" Madelyn menatapnya bingung.
"Masa iya kakek aku. Bukan ihhh." Tangisan Madelyn menjadi jadi. Sadewa menyesal duh.
"Eh eh, udah mbak jangan nangis lagi nanti muka nya ga cantik—"
Madelyn keluar dari pelukan lelaki itu. "Ih apaan banget nyebelin dasar alomani!!" Madelyn mendorong lelaki itu keluar dari kamarnya dan mengkunci pintu kayu coklat kamar itu.
Sadewa terkejut, ia mengetuk pintu Madelyn dengan tidak sabaran. "Mbak buka mbak." Pinta nya, takut Madelyn melakukan sesuatu, biasanya kondisi seseorang yang sedang sedih ataupun tidak terkontrol, akal sehatnya sudah hilang sebagian.
"Buka mbak, nanti ada yang nongol tau." Mendengar itu Madelyn ketakutan lalu membuka pintu nya dengan kuat, membuat Sadewa terkejut.
"Astaga mbak." Sadewa mengelus dadanya terkejut.
"Ih kenapa nakut nakutin! Jahat banget, bapak udah ga berperikemanusiaan ya." Ia mendelikkan mata nya kepada Sadewa.
"Kalo ngadepin cewe, serba salah mulu dah saya." Ucapnya dalam batin.
"Bukan gitu, aduh. Hmm gimana ya, mbak masih suka gelato kan? Saya beliin, mau ga?" Gadis itu ingin jual mahal dengan pura pura berfikir walaupun di benak nya ia sangat sangat ingin memakan ice cream lembut itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
From One To Infinity
FanfictionJudul ini menceritakan sebuah cinta yang mula nya kosong menjadi tak terbatas. Sebuah hati yang berusaha melupakan dan sebuah hati yang berusaha mencinta. "Est-ce que je t'aime?" -Sadewa "Je ne sais pas." -Madelyn