Sebuah kamar yang baru direnovasi dan di hias sedemikian mungkin besok nya sudah lumayan tidak sebagus kemarin. Ada dua manekin baju, yang pertama sudah terbaluti gaun dan yang kedua hanya ditempeli satu layer kain. Jangan lupakan mesin jahit putih ungu juga berbagai mesin jahit mini.
Dan rak lemari yang berisikan sedikit boneka itu terganti kan jadi berbagai kain. Tumpuk tumpuk kain beragam warna seolah olang menciptakan dan menambahkan warna di kamar itu.
Dan yang terakhir yaitu lemari, bukannya disimpan baju baju Madelyn namun disimpan gaun gaun yang telah ia ciptakan. Pertanyaan nya kemana baju yang Madelyn pakai sehari hari? Jawaban nya,
"Aku simpan di rak sepatu kasur." Dengan polosnya ia menjawab seperti itu saat di tanya mbak Anna.
Mbak Anna pun melongo dibuatnya, "asli?? Dengan tampang lo yang polos itu? Aduh ga ngerti lagi dah gue."
"Yaa mau disimpan dimana lagi?" Mbak Anna mengendikkan bahu nya.
"Bejir sebanyak ini kain kain? Kamar gue aja kosong melompong eh tapi palingan buku buku sih." Mbak Anna menggeleng tak percaya.
"Iya lah, ini tuh tempat yang strategis buat nyimpen kain kain aku, dari pada di lemari takut aja ada tikus. Terus digerogoti gitu aja? Masa. Apalagi kainnya ada yang harga dua juta. Gamau rugi toh."
"Astaga! Dua juta?! Itu kain apa handphone." Sudah lah, kenapa dirinya bertanya kepada nona kaya raya ini? Anna sudah salah nih.
"Adeeh terserah lu deh." Mbak Anna masih menyusuri ruangan yang sekarang ditempati oleh sepupunya.
Namun langkahnya terhernti melihat sebuah lemari berukuran besar berwarna putih. "Ini nih apa?" Tanya mbak Anna.
"Buka aja." Anna membuka nya tak disangka sangka banyak baju balet yang menjajar rapih di sana. Banyak pula sepatu pointe berwarna cream dan pink.
"Ohh iya yah gue lupa lu tuh ballerina. Masih bisa?" Tanya Anna yang diangguki Madelyn.
"Bisa, orang aku aja masih latihan sana sini. Makannya jarang ada di apartemen pas itu. Biasanya aku absen latihan kalo ada urusan sama pak Wil atau sama temen aku." Anna mengangguk angguk.
"Abis ini lo ada event lagi?" Madelyn mengangguk.
"Ada, sering sih di undang cuman sibuk mulu jadi gabisa."
"Waduh disayangkan sekali." Masih terpesona dengan salah satu baju balet sepupunya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
From One To Infinity
FanfictionJudul ini menceritakan sebuah cinta yang mula nya kosong menjadi tak terbatas. Sebuah hati yang berusaha melupakan dan sebuah hati yang berusaha mencinta. "Est-ce que je t'aime?" -Sadewa "Je ne sais pas." -Madelyn