NINE

1.5K 106 4
                                    

Aku melihat mami Shani berjalan menuju halaman belakang rumah dengan wajah seriusnya, Di situ aku langsung menyusulnya melihat dia duduk ayunan yang di Tutupi oleh Tanaman, aku menutup pintu halaman belakang itu dan berjalan menghampirinya.

"Ada apa?" Tanya ku malas.

Di situ sebenarnya aku tidak ingin menghampirinya, tetapi melihat wajah seriusnya membuatku penasaran dan berani menghampiri Dia.

"Masih marah kamu?" Tanya dirinya berdiri dan menyilangkan kedua tangannya berdiri di sebelah ku.

"Terserah aku, kenapa!" Kesal ku melihat kolam. "Kamu mau marah terus atau Apa yang kamu lakukan tadi sama Jessi itu sampai di telinga mama kamu!" Ancamnya tersenyum licik.

Di situ aku kaget dan melihat mami Shani, muka ku yang tadinya kesal langsung panik,

"A aku nggak ngapa-ngapain kok" ucap ku panik menggaruk kepala ku,

Mami Shani di situ berjalan duduk di ayunan yang tadi dan tidak menjawab ucapan ku, justru dia memainkan ponselnya.

Aku di situ kaku, gugup, panik, dan entah harus melakukan apa, "Yakin gak Lakuin apa apa?" Tanya mami Shani memperlihatkan ku kejadian di ruang tengah tadi, di situ aku langsung mengambil ponsel itu dengan cepat, aku langsung menghapusnya dari Sampah juga.

"Sudah tidak ancaman lagi Shani!" Ucap ku tersenyum.

Mami Shani panik? Mami Shani takut akan hilang ancamannya itu? Tidak! Justru dia tersenyum dan berdiri kembali berjalan mendekati ku, dia memegang pundak ku.

"Yang kamu hapus itu cuman di Hp saya, Vidionya sudah saya Masukin ke GD(Google Drive) dan sudah tersambung dengan laptop saya. Jadinya percuma kamu hapus yang di sini, Oh iya vidio kamu yang ini juga ada" mami Shani mengambil ponselnya Dari tangan ku dan memperlihatkan ku vidio di kamar mandi dengan Jessi,

Aku kembali panik, kaku dan tidak bisa mengucapkan sesuatu melihatnya, "mau di hapus lagi?" Tanya mami Shani memberikan ponselnya.

"Mi aku minta maaf, jangan kasih tau mama aku, Jangan di sebarin, kalau mama tau pasti dia marah, apalagi kasih tau papa, aku siap melakukan apa saja asalkan vidio itu di hapus dari semuanya, kalau aku tidak menuruti perintah mami aku siap berjanji lagi" ucap ku melutut di kaki mami Shani, dan memegang kakinya.

"Baik, Saya akan hapus vidio ini dari semuanya, Janji kamu saya sudah pegang, Dan kalau kamu langgar, Ucapan saya itu sama seperti bukti ya Argita, walaupun tidak ada bukti juga mama sama papa kamu percaya sama saya!" Ucap mami Shani langsung berjalan masuk ke dalam rumah, sedangkan aku di situ mengelus muka ku apa yang aku lakukan tadi siang bersama Jessi,

Mami Shani kini sudah berada di kamarnya langsung menghapus Semua vidio itu, tetapi rekaman janji ku yang tadi itu tidak, ternyata Aku masih kalah akal dengannya, Dan di saat aku melihat dia menidurkan kepalanya di kasur, aku baru ingat dia juga lulusan psikologi dan lulusan Ilmu filsafat. Bahkan gelar S1 itu 4 dia lulusan S1 Psikologi, S Ilmu Filsafat, S1 Hukum, Dan S1 Kedokteran. Bahkan dia juga Melanjutkan pendidikan S2nya itu yaitu S2 Hukum dan S2 Psikologi.

Bahkan saat ini dia sedang melanjutkan Pendidikannya yaitu untuk mendapatkan gelar S3 psikologi, dan saat ini sedang masa Mendekati wisudanya juga.

"Makanya gue kalah akal, Orang dianya pinter! Arrrkkkhhhh ini gimana cara gue ngalahin dia" Aku mengusap wajah ku dan memeluk guling ku. Di situ aku mencari cara untuk bisa mengalahkan dia walaupun hanya sekali saja, aku di situ mengingat sesuatu di pikiran ku.

"Oh iya, nah malam ini adalah hari kemenangan ku!" Senang ku langsung bangun dari Rebahan dan berjalan menuju kamarnya, terlihat dia sudah tertidur lelap, aku pun mencari Sesuatu miliknya, dan aku menemukannya di laci mejanya.

"Yes akhirnya kemenangan ku malam ini datang juga siksaan hari ini kayanya bakalan seru" ucap ku pelan melihat benda dan tersenyum.

Di saat aku berbalik badan, terlihat mami Shani tersenyum, dan berdiri. Aku di situ langsung melepaskan benda itu dan berlari keluar dari kamarnya dan masuk ke dalam kamar ku, bahkan aku mengunci pintu ku.

Mami Shani tersenyum dan mengambil benda itu, "Dia sudah tau kelemahan ku adalah alat ini, Aku harus bisa menaklukkan benda ini supaya akalnya tidak berubah, dia pikir aku gak tau akalnya pasti mau mengalahkan ku dengan benda ini, Dasar!"

Di saat mami Shani menaruh benda miliknya itu, satu ide muncul di pikirannya yang membuat ku harus semakin Melutut di hadapannya,

"Tapi sebelumnya itu, aku taklukkan dulu benda ini malam ini, pasti dia akan mencari cara buat ngalahin aku, tapi aku sudah punya Rencana yang buat kamu tidak akan bisa mengalah kan ku walaupun kamu Akan mendapatkan gelar S1 mu itu sayang!"

.......

Story STEPMOM (+18)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang