"That's my first kiss."
•o•
(Name) berada di sebuah ruangan medis yang dipenuhi alat-alat yang tidak ia ketahui. Yang pasti alat tersebut digunakan untuk menunjang hidup anak laki-laki yang tengah berbaring lemah di ranjang. Perasaan iba merengkuh relung hatinya. Anak sekecil itu harus menghadapi kenyataan pahit bahwa hidupnya tak lama lagi.
"Halo, Lee Yujin," sapa (Name) dengan suara pelan tak ingin mengganggu istirahat Yujin. Ia berjalan mendekati ranjang dengan ekspresi lembut. Anak tersebut tersenyum sekilas berusaha ramah, sorot matanya terlihat lemah dan lelah.
"Apa Kakak adalah malaikat yang mau menjemputku?"
Bagaikan anak panah menancap di dadanya. (Name) sedih dengan pertanyaan Yujin. "Tidak. Tidak, Sayang, aku bukan semacam itu. Tapi kau bisa memanggilku kakak malaikat jika kau mau," ucap (Name) sedikit bercanda. Berusaha menghibur keadaan yang sangat biru.
Yujin terkekeh lemah, ia memiringkan kepalanya pelan. "Kakak malaikat terlihat tidak asing. Seperti yang pernah kakakku tunjukkan fotonya."
Betapa manisnya anak ini saat tertawa. Mengapa takdir begitu tidak adil pada anak semanis Yujin?
Tangan (Name) terulur mengelus rambut Yujin yang kusut. "Yujin tidak salah kok, aku guru kakakmu. Kak Yuna pasti bercerita banyak ya?" Ia mendudukkan diri di kursi sebelah ranjang. Perlahan menggenggam lembut tangan kurus Yujin.
Kondisinya benar-benar lebih buruk dari yang (Name) bayangkan. Tubuh Yujin kurus sekali sampai tulangnya nampak dari kulit. Banyak selang dengan cairan berbeda-beda menancap di tubuhnya.
Namun dia masih bisa tersenyum tanpa beban.
"Hm-hm! Kak Yuna cerita banyak tentang Kakak malaikat," tutur Yujin jujur. Ia mengalihkan pandangannya pada sebuah bola yang ia letakkan di atas nakas. "Kak Yuna kemarin berjanji untuk membawaku menonton piala dunia."
"Oh, ya? Apa aku boleh ikut juga?" tanya (Name) menanggapi.
"Dengan senang hati! Lebih banyak pasti lebih meriah." (Name) mencium punggung tangan Yujin yang dipasang infus. Anak laki-laki itu menatap punggung tangan (Name) yang juga dipasang infus. "Kakak sakit apa?"
"Iritasi lambung yang cukup parah."
"Itu pasti sakit."
"Tidak sesakit Yujin."
Gelengan Yujin mendapatkan tanda tanya dari (Name). "Kalau iritasi lambung bisa datang lagi kalau ada pemicunya—Kakak tahu tidak? Penyakitku bisa sembuh kata kak Yuna. Dia bilang kalau obatnya sudah diproduksi oleh rumah sakit, dan satu suntikan saja bisa membuatku sembuh." Dia berusaha mengalihkan pembicaraan.
Harganya pasti di luar akal. Batin (Name) seraya manggut-manggut. Patut saja Yuna tidak ada pilihan lain selain menurut. Nyawa adiknya jadi taruhan.
"Yujin Sayang, Kakak ada urusan. Lain kali aku akan menjengukmu lagi, oke?'
"Oke!"
Ia harus mencari obat itu untuk Yujin. Sebelum rumah sakit ini dihancurkan oleh Soon-Gu. (Name) keluar ruang inap Yujin. Hanya menghitung waktu sebelum kehancuran Nathaniel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pick Poison || Killer Peter
Fanfiction"Masih ingat saat kamu mengajakku kabur untuk menikah?" "Jangan salahkan aku, mereka berkata padaku untuk mengajakmu menikah." --- In which, the miscalculation bring her back to young again. And the good thing is, so does her lovely soon-to-be husba...