"Can i bring some extra, Sir?"
•o•
Gonggongan anjing menyambut kedatangan Peter. Ekornya bergoyang antusias seraya melompat kecil. "Hello, boy." Ia menyapa ramah McKing.
Rumah bawah tanah yang menyimpan berbagai harta itu lebih hidup saat McKing mengeluarkan suara yang berisik. Lampu bergaya glamor dan nyentrik digantung. Sementara perhiasan dibiarkan berserakan di atas meja. Digantung di sebuah patung bergaya pahatan Yunani atau di dalam peti kecil.
Sedangkan pemilik rumah itu, Jiwon tengah mengikir kukunya memicingkan matanya curiga. Tidak biasanya seniornya menyapa McKing seperti itu. Ada yang tidak beres. "Kau habis dari mana, Senior?"
Bukannya menjawab Peter malah bermain dengan McKing. Ia membuat anjing berjenis german shepherd itu melakukan beberapa atraksi. Senyum di wajahnya tak lepas dari perhatian Jiwon, ia bisa merasakannya.
Jiwon mengendus aroma asing. Kernyitan di dahinya semakin dalam. Ia beranjak dari sofa untuk mendekati Peter. Tangannya terulur mencengkram kemeja biru Peter. "Berpakaian rapi, pergi tengah malam, pulang-pulang aku mencium bau orang lain dari tubuhmu—hm? Bau perempuan? KAU BERSELING—"
Sebelum Jiwon berteriak lebih lanjut Peter telah membungkamnya. "Aku tidak berselingkuh dengan siapapun."
Ada rasa curiga terhadap ucapan Peter. Jiwon kembali menghidu samar bau yang sedikit familiar. "Kayaknya aku kenal bau ini." Ia menarik kemeja Peter hingga membuat si empu menunduk. "Kau... habis bertemu kakak ipar, ya?"
Peter menyeringai penuh kemenangan. Jiwon melepas cengkramannya kemudian menunjuk-nunjuk wajah Peter. "Curang! Aku juga ingin bertemu dia, bawa dia kemari lah!" seru Jiwon tidak terima. Ia memulai aksi tantrumnya.
Sudah bukan rahasia lagi kalau Jiwon sangat mengagumi (Name). Meski frekuensi mereka bertemu bisa dihitung jari, tetapi Jiwon selalu menjadikan (Name) idolanya. Dari (Name) pula ia mempelajari berbagai teknologi. Bahkan dari komputer terkecil pun data bisa diacak-acak.
Selain itu Jiwon terkadang menjadi ancaman Peter. Ia mengenalkan (Name) pada wanita ini dulu, dan dengan spontan menyesalinya kemudian. Ketika Jiwon memiliki kesempatan untuk bertemu (Name) akan dimonopoli. Dengan dalih bahwa dia masih belum mengetahui bagian ini itu.
"Buat apa sih gatekeeping kakak ipar seperti itu?"
"Biar kau tidak asal memonopoli tunangan orang."
McKing menggongong seakan menyetujui Peter membuat Jiwon merengut tak senang.
•o•
Kabar pagi yang buruk. Peter mendapati sesuatu yang aneh dari pesan Bu Yejin dengan dua Dokgo bersaudara. Ia menelpon Jiwon untuk ikut menyelidiki apa yang tengah terjadi di Pulau Yoo-Il.
Sayangnya ia tidak mendapati keberadaan saudaranya Simon melainkan potongan tangannya dengan tulisan 'Dear Peter' di atasnya. Darahnya mendidih tak karuan, uratnya terlihat mengetat serta rahangnya mengencang. Peter telah memberi peringatan pada Apostel Simon yang baru. "Kalau kau sampai tertangkap olehku, kau akan mati."
Peter tidak perlu menyapa dengan basa-basi badebah kurang ajar yang telah menyentuh orang-orang tersayangnya. Ia telah membulatkan tekadnya untuk mengurus keroco satu ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pick Poison || Killer Peter
Fanfic"Masih ingat saat kamu mengajakku kabur untuk menikah?" "Jangan salahkan aku, mereka berkata padaku untuk mengajakmu menikah." --- In which, the miscalculation bring her back to young again. And the good thing is, so does her lovely soon-to-be husba...