"When did the last time i see my sister?"
•o•
Platform berita manapun tengah gempar memberitakan Peter yang akan menemui Nathaniel pada 24 Agustus mendatang. Dari dalam mobil yang berhenti di bahu jalan, seorang pria tua menatap billboard dengan ikon Dokter Na Hyeon-Il serta ultimatum dari Peter.
Berita itu juga tak lepas dari telinga petinggi Glory.
Para petinggi Glory tengah berdiskusi ringan mengenai keadaan Glory sekarang semenjak mereka mengusik Peter di pemandian panas privat. Bak mandi besar berbentuk abstrak berada di tengah ruang. Memuat beberapa pria tua yang jelas keberadaannya dianggap remeh Raphael.
Pemandian panas semakin terasa panas dengan komentar-komentar. Sementara bos baru Glory masih diam mendengar ucapan pria tua bangka yang terdengar seperti omong kosong baginya.
Suasana tidak lebih tegang dari kondisi rumah sakit, tetapi para petinggi lain jelas mengerti bahwa situasi ini cukup berbahaya dengan kembalinya Peter. Sekali salah bicara bisa saja hanya tersisa nama.
Choi Eunchang tidak dalam posisi yang lebih baik pula.
Sedari tadi hanya diam entah mendengarkan atau tidak, pastinya dia tidak nyaman dengan pertemuan hari ini.
"Makanya kau jangan memperbesar masalah dan segera tangani dia. Kalau tidak bisa, menyerah saja. Jangan membuat kami ikut bergerak."
Mereka sudah tua itu wajar, pikir Raphael. Ia memutuskan untuk tidak mendengar lanjutan dari mulut pria itu. Ia hanya perlu membereskan kroco tidak berguna seperti pak tua ini. Ia mencengkram dan menenggelamkan kepala pria tua itu.
Seringai lebarnya menatap bagaimana pria tersebut berusaha lepas dari cengkramannya. "Apa aku terlihat seperti pecundang di matamu? Dasar kakek tua sialan!"
Ia akan menantikannya, pertarungan antara mahakarya buatannya dengan mahakarya buatan ayahnya. Jantung Raphael berdebar membayangkan kemenangan.
Setelah merasa pria yang ia cengkram tidak bernapas dan meronta, Raphael keluar dari bak untuk meninggalkan area pemandian. Seorang wanita yang berjaga membawakan jubah mandi kepada bosnya itu. Lalu wanita itu membisikkan sesuatu mengenai informasi yang ia terima dari rumah sakit.
Raphael mengangkat alisnya penasaran saat bisikan tersebut menyebut tentang calon istri Peter. Ia tidak pernah mendengar wanita sesial itu sampai menjadi calon istri dari pria nomor satu diburu killer. Ayahnya juga tidak pernah menyebutkan kalau Peter memiliki calon istri. "Calon istri Peter? Siapa namanya?"
"Yun (Name), Bos."
Ia pernah mendengar nama itu di suatu tempat. Benar, ayahnya kerap menyebut nama (Name) beberapa kali. Orang seperti apa wanita itu. Ia tidak mengenalnya, namun Raphael akan memanfaatkan dengan baik informasi ini untuk memancing Peter keluar. "Segera cari tahu mengenai wanita itu. Kita bisa memancing Peter keluar dengan umpan yang bagus."
Raphael berbalik badan untuk menghadap Eunchang. "Ah! Benar, aku dengar kau diselamatkan oleh seseorang saat insiden penembakan, CEO Choi. Apa itu benar?"
Karena kekesalannya pada salah satu petinggi Glory ia jadi melupakan insiden Choi Eunchang yang berhasil selamat dari kematian. Andai saja tidak diselamatkan, Grup Daeha akan jatuh ke tangannya. Persetan dengan Daeha yang telah memiliki pewaris sah. Raphael menginginkannya.
Tidak menyangka pertanyaan itu keluar Eunchang mengangguk patah-patah. Raphael tersenyum sampai matanya memicing. "Untungnya kau baik-baik saja. Sepertinya Tuhan masih berbaik hati memberikan hari lain untukmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Pick Poison || Killer Peter
Hayran Kurgu"Masih ingat saat kamu mengajakku kabur untuk menikah?" "Jangan salahkan aku, mereka berkata padaku untuk mengajakmu menikah." --- In which, the miscalculation bring her back to young again. And the good thing is, so does her lovely soon-to-be husba...