3. Who's Arumi

657 72 18
                                    

‼️Semua kondisi dan situasi yang ada di dalam cerita ini hanya fiktif‼️

***

Arumi masih tertegun dengan mata terus tertuju kepada Elang yang melihatnya tanpa ekspresi.

"Apa Anda takut?" tebak Elang dan langsung diangguki oleh Arumi.

"Untuk apa Anda takut? Yang berperang itu pasukan militer. Lagi pula ini bukan perang seperti yang Anda bayangkan saat meletus perang dunia." Elang menumpu kedua tangannya di bawah dagu dan memberikan tatapan lekat kepada Arumi.

Sekilas dia melirik ke arah jemari Arumi yang kosong.

"Sudah selesai, Anda bisa keluar." Elang dengan sikap cuek mengusir Arumi.

Seolah Arumi benar-benar orang lain dalam hidupnya.

Arumi mengangguk, tapi seseorang dari luar tiba-tiba masuk dan menegur Elang.

Tentara tersebut nampak terpukau dengan sosok Arumi.

Dia bahkan sempat mematung hingga beberapa detik.

"Ada apa, Syarif?" tanya Elang membuyarkan ketertegunan Syarif.

Syarif lalu menggeleng.

"Lang, siapa?" Syarif bertanya mengenai Arumi di depan Arumi sendiri.

Memutar bola mata malas, Elang kembali menyandarkan punggungnya.

"Orangnya masih di sini. Tanya aja sendiri."

Dengan semangat, Syarif lalu memberikan senyum terbaiknya kepada Arumi yang kini justru berbalik membalasnya dengan tatapan biasa.

"Mbanya siapa namanya?" Syarif menyodorkan tangan ke hadapan Arumi.

Namun, Arumi hanya melirik sekilas dan pergi melewati Syarif.

"Permisi, Pak."

Sementara Elang, nampak terus mengawasi Arumi dan Syarif dengan tangan yang masih memainkan pulpen.

"Abang antar ya," cegah Syarif.

"Ngga usah, Pak. Saya masih inget jalan keluarnya kok. Terima kasih." Arumi menundukkan kepala hormat lalu membuka pintu ruang kerja Elang.

Setelah pintu tertutup, Arumi mengambil ponselnya dan membaca pesan yang sudah masuk sejak tadi.

Hanya saja karena kesibukan dia menyelesaikan tugas dari Elang, membuat Arumi mengabaikan pesan tersebut.

Isi pesannya.

A1
Siaga perang.

Arumi mendesah panjang lalu bergumam, "Udah tau."

Kemudian, Arumi mengetik pesan balasan untuk si pengirim.

Menunggu arahan selanjutnya.

Tidak menunggu lama, balasan singkat pun kembali Arumi terima.

Seperti biasa, pastikan keadaan warga sipil dalam kondisi aman. Segera laporkan jika ditemukan situasi berbahaya.

Usai mengakhiri pesan tersebut, Arumi kembali melanjutkan langkahnya menuju pos tempatnya bertugas selama 2 tahun ini.

***

Sementara itu, setelah Arumi keluar dari ruangannya, Elang yang sejak tadi terus memainkan pulpen di tangannya, spontan melemparkan pulpen tersebut dan hampir mengenai wajah Syarif. Tentara berpangkat sama dengannya.

"Woi, kalem. Ada apaan nih? Tadi anteng aja," ejek Letnan Satu Syarif Syamsuddin.

Langsung saja Elang mematikan ac di ruangan dan membuka jendela ruangan.

ELANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang