KEPULAUAN NATUNA
Beberapa prajurit tentara nampak sibuk membenahi tatanan desa yang masih belum sepenuhnya kembali normal.
Salah satu dari tentara tersebut adalah Elang dan Syarif yang tengah mengontrol anggota mereka saat bekerja.
"Ngga ada Arumi berasa sepet banget mata gue," cetus Syarif seenaknya berbicara di sebelah Elang yang sedang bertolak pinggang.
"Lo ngomong kayak gitu, ngga liat ada gue?" Elang menyemprot mulut santai Syarif.
Kepala Syarif berbelok melihat Elang lalu tertawa mencibir.
"Ngga, siapa lo?" Tantang Syarif.
"Calon suami Arumi, ada masalah?" Elang menaikkan dagunya.
Kemudian, Syarif menggeleng. "Gue yang akan ngelamar dia, lo liat aja nanti."
Perkataan Syarif seperti berat cemilan, ringan tak berisi. Hal itu menyulut emosi Elang dan dengan cepat dia menarik kerah loreng Syarif hingga tubuh mereka saling berhadapan.
"Hadapin gue!" Gertak Elang.
Memiliki kekuatan yang hampir sama, dengan santainya Syarif melepaskan cekalan tangan Elang pada lehernya.
Sambil tersenyum licik, dia berkata, "Gue tau kalian terhalang restu dari orang tua lo. Sesampainya gue di Jakarta, gue akan bikin dia tinggalin lo karena ngga mau melawan orang tua lo."
Syarif melangkah melewati diri Elang yang diselimuti api amarah. Tangannya hendak menghajar wajah Syarif yang sudah membuatnya tersulut emosi.
"Bangsat lo! Berani rebut Arumi dari gue, seumur hidup lo ngga akan tenang." Ancam Elang dengan tatapan mengintai sengit ke arah Syarif yang justru santai saja tanpa bersalah.
Elang berbalik hendak kembali ke markas, tapi salah seorang tentara berpangkat pratu berlari menghampirinya.
"Izin, Ndan! Anda dipanggil sama mayor Rendi."
Elang memicing heran. "Ada apa?"
"Siap, tidak tahu, Ndan. Saya hanya diperintahkan memanggil Anda," jawab si prajurit satu.
Elang pun memanggut dan berjalan menemui komandannya.
***
JAKARTA
Selesai menemui presiden, Arumi melanjutkan kegiatan hari ini dengan sedikit bersantai. Dia mengunjungi sebuah pusat perbelanjaan megah di Jakarta setelah sebelumnya melakukan janjian dengan Maihana.
Arumi turun dari taksi online dan melepaskan blazer hitamnya berjalan masuk ke mall yang terkenal dengan branded mahal.
"Kak Arum!" teriak Maihana yang berdiri di depan sebuah stand es krim dan melihat kedatangan Arumi dari jauh.
Senyum lebar dan lambaian tangan, Arumi tunjukan untuk menyapa hangat adik dari Elang itu.
"Dek, udah lama ya? Maaf ya, tadi Kakak ada urusan dulu," ucap Arumi memeluk penuh rindu gadis yang sebentar lagi akan wisuda dengan gelar sarjana ekonomi.
"Ngga apa-apa, Kak. Nunggu sampe sore juga ngga masalah, yang penting Kakak dateng," balas Maihana.
Dua perempuan yang memiliki tinggi hampir sama itu, terlihat begitu bahagia melepaskan rasa rindu mereka.
"Kakak 2 tahun di Natuna kenapa tetep putih sih?" goda Maihana ketika keduanya sudah melangkah bersama menyusuri lantai mall.
"Udah gen, Dek. Susah buat item," seloroh Arumi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELANG
RomanceElang Putra Dirgantara Anak dari Satria Putra Caraka (SPECIAL FORCES & KETUA BEM) Konflik antara Indonesia dengan negara tetangga kembali pecah. Perebutan wilayah kembali dilakukan oleh pihak negara tersebut yang ingin mengklaim bahwa pulau Natuna...