4. Singkirkan Sejenak Masa Lalu

696 81 19
                                    

‼️ SELURUH PERISTIWA SITUASI DAN KONDISI DI CHAPTER INI HANYA FIKTIF ‼️

***



"Ada kapal mencurigakan."

Arumi menempelkan jari telunjuk ke arah bibirnya sendiri seolah memberi tanda kepada Elang untuk menghentikan ucapannya.

Langkah Arumi sedikit mengendap untuk mendekati lokasi kapal yang berhenti.

Diikuti oleh Elang yang juga berjalan di dekat Arumi.

"Dia bukan kapal nelayan warga lokal, Lang." Suara Arumi terdengar pelan.

"Dari mana kamu tahu?" Elang mencermati cara bicara Arumi.

"Aku udah 2 tahun di sini. Aku memperhatikan jam-jam mereka kembali berlayar. Setiap kali ada kapal bukan dari warga lokal, udah pasti aku langsung buat laporan ke atasan," jelas Arumi sempat membuat Elang tertegun.

"Hampir setiap malam aku ada di sini buat memantau dan mengawasi," lanjut Arumi.

"Jadi, laporan yang masuk selama ini di dapat informasinya dari kamu?" tanya Elang sedikit ragu.

Arumi memukul lengan Elang.

"Iyalah. Yaa selain laporan dari angkatan militer laut juga." Arumi memasang senyum lebar memperlihatkan deretan giginya.

Pandangan Arumi kembali dia arahkan ke arah kapal tersebut.

"Kamu tunggu sini, tapi kalau kamu mau pulang juga ngga apa-apa." Arumi hendak melangkah.

Tangan besar Elang mencegah kaki Arumi berpindah.

"Kamu mau ke mana, Rum?" tanya Elang terdengar khawatir.

Arumi sedikit tersenyum karena Elang sudah mau menyebut namanya lagi. Dia mengarahkan matanya ke bawah melihat tangan Elang mencengkram kuat pergelangan tangannya.

"Aku harus bertugas sebentar."

Perlahan Elang melepaskan tangan Arumi dan membiarkan perempuan itu berjalan santai seolah tak terjadi apa-apa.

Dari kejauhan, Elang melihat Arumi menyapa pria yang saat ini berada di dalam kapal tersebut.

Arumi nampak berbincang dengan diselingi tawa dan beberapa kali anggukan kepala.

Bukan hanya itu, beberapa waktu kemudian, Arumi justru duduk bareng dengan pria tua tersebut dan satu hal yang membuat Elang terperanjat kaget adalah, Arumi merokok.

Yaa, Arumi merokok bersama pria itu.

Arumi tampak lihai memainkan hembusan asap rokok yang cepat lenyap akibat hembusan angin laut.

Elang dibuat kaget sekagetnya melihat Arumi. Si perempuan bermata biru itu sudah menjelma menjadi perempuan nakal hanya untuk mendalami perannya.

***

Hampir satu jam Arumi berbincang dengan pria tua itu dan Elang masih terus mengawasi dari tempatnya bersembunyi.

Elang benar-benar dibuat khawatir oleh tindakan Arumi yang baru dia saksikan sendiri. Terlepas dari rasa sakit hati karena pengkhianatan yang pernah dilakukan Arumi, tetap terselip rasa cemas untuk perempuan di dalam hidupnya itu.

"Apa aja yang kamu omongin sama orang itu sih, Rum?" gerutu Elang mengabaikan panggilan telepon yang berbunyi dari balik saku celananya.

Hingga akhirnya sebuah tepukan membuat Elang terperanjat dan langsung berbalik melihat si pemanggil.

"Lo ngapain di sini?" Elang bertanya geram pada Syarif dan beberapa tentara yang menyusulnya.

"Yang harusnya nanya itu, kami. Lo ngapain ngumpet di sini? Udah kayak abis maling ikan," jawab Syarif mengedarkan matanya ke hamparan laut luas.

ELANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang