13. Tawaran Pekerjaan

307 48 7
                                    

Hari kedua menjalani hidup sebagai warga baru, Elang mengawalinya dengan bangun pagi dan berolah raga di depan teras rumah.

Sementara Arumi, terlihat sedang membuatkan kopi untuk Elang. Sesuai permintaan dari "kakaknya".

"Dek, kalau kopinya udah jadi, tolong bawa keluar ya. Mas mau sambil ngerokok di sini," teriak Elang dari luar.

Di dapur, Arumi terus saja menggerutu gara-gara Elang yang membangunkan dirinya cuma untuk membuatkan kopi.

***

15 menit yang lalu

Memeluk guling sembari bermimpi indah, Arumi tiba-tiba di kagetkan dengan gedoran pintu yang berbunyi cukup keras.

"Sayang ... Sayang ... bangun dong." Elang mengenakan kaos singlet hitam dengan celana boxer terus menggedor pintu kamar Arumi.

Merasa mimpinya diganggu oleh manusia yang kini berada di depan pintu kamar, Arumi dengan sedikit mengentakkan tubuhnya, beranjak dari kasur dan membuka pintu kamar.

Sekejap, matanya dibuat terpana oleh penampilan Elang yang begitu cueknya seolah tidak ada lawan jenis di dalam rumah ini.

"Astaghfirullah." Arumi menutup matanya.

"Ngapain pake ditutup? Lama-lama juga terbiasa," celetuk Elang tanpa dosa.

"Mau apa sih, Lang?" Baru saja mengatakan itu, Arumi langsung menggelengkan kepalanya karena teringat kesepakatan mereka tadi malam lalu dia berdesis dan mengulang pertanyaannya.

"Mau apa sih, Mas?" tanya Arumi dan cukup membuat pagi hari Elang jadi lebih indah.

"Bikinin kopi dong. Mas mau olah raga," pinta Elang.

Arumi melongok mendengar permintaan Elang. Dia pun mengarahkan jari telunjuknya ke dapur.

"Kopi gula semua di situ, Mas. Kamu tinggal masak air panas terus seduh itu kopi. Masukkin gula kalau mau manis.

"Semuanya ada di sana. Ngga perlu bangunin aku cuma buat bikinin kopi, kan?" Suara Arumi terdengar merungut.

Namun, dengan santai Elang menggelengkan kepala dengan senyuman lebar di wajahnya.

"Selain bertugas, kita juga lagi simulasi sebagai suami istri. Jadi, kamu bisa belajar dari sekarang. Setiap pagi buatin masmu ini kopi."

Wajah Arumi semakin menunjukkan kekesalan. Hingga akhirnya Elang mengatakan sesuatu.

"Ya udah kalau kamu ngga mau buatin. Ngga apa-apa. Aku bisa ke rumah pak RT, main. Pasti dibuatin kopi sama bu Devi." Elang memutar balik tubuhnya.

Tidak lupa juga tersungging senyum usil. Terlebih setelah Arumi akhirnya bersedia menuruti keinginannya walaupun terpaksa.

"Aaiisssshh ... iya iya. Aku buatin. Udah sana ganti baju dulu. Ngga usah pamer badan ke tetangga pake baju kayak gitu," omel Arumi mendorong tubuh Elang dan berjalan kesal menuju dapur.

***

Sambil membawa secangkir kopi panas, Arumi keluar lalu meletakkan cangkir tersebut persis di atas meja kecil samping pintu rumah.

"Nih kopinya. Aku mau beli sarapan." Arumi berjalan melewati Elang yang sedang melakukan push up.

Elang menghentikan gerakannya lalu memperhatikan pakaian yang dikenakan Arumi. Setelah dirasa aman, barulah dia bertanya, "Mau beli apa?"

"Nasi uduk, mau ngga?" Arumi menaikkan dagunya.

Elang nampak berpikir lalu mengangguk. "Boleh deh. Tambah bakwan 1 ya, adekku sayang." Elang tersenyum jahil.

ELANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang