Bab II

1.7K 76 0
                                        

Bab II
_______

Malam di saat amera pulang kerumah orang tua nya, ia mengatakan kepada mereka bahwa dirinya tak bahagia dengan pernikahan itu dan ingin bercerai. Ia sama sekali tak mengatakan bahwa cesar telah berselingkuh darinya karena ia tak ingin membuat citra cesar menjadi buruk di mata kedua orang tuanya. Ia tahu betul jika dirinya mengatakan semua hal itu, orang tua nya sudah pasti tidak akan terima dengan perlakuan cesar pada putrinya. Dan dengan perasaan sedih kedua orang tua amera memberi nya izin untuk bercerai dengan cesar.

Keesokan paginya di hari senin, amera sudah harus pergi ke kantor. Ia tentu saja tak bisa mengabaikan pekerjaan nya yang sudah semakin menumpuk, walaupun dunia nya sedang tidak baik-baik saja, tapi ia tetap bersikap profesional seakan-akan kejadian itu tak pernah terjadi. Ia bukan lah wanita yang bisa mengorbankan karir nya hanya demi seorang lelaki, tidak dia bukan wanita seperti itu. Walaupun sedih, bahkan badai menerjang pun ia tetap tak bisa membuat karirnya menjadi hancur.

Ia sangat sibuk akhir-akhir ini untuk menyiapkan peluncuran brand pakaian musim dingin nya. Jadi tentu ia tak punya banyak waktu untuk menangisi masalah semalam. Ada banyak dokumen serta model yang harus ia urus, wanita itu sangat sibuk dari pagi.

"Nyonya kau keliatan lelah, apa kau tak ingin beristirahat sebentar? Ini kan waktu makan siang." Salah satu model bertanya padanya, namun sial nya pekerjaan itu masih belum siap ia kerjakan.

"Aku masih belum siap, kau bisa pergi istirahat jangan hiraukan aku."

"Jangan terlalu keras dengan dirimu, kau butuh istirahat. Kerjakan itu nanti, ini saat nya makan siang, atau aku bisa membeli kan nya untuk mu."

"Terima kasih kau sangat baik, ini aku ingin kopi saja dan kau bisa beli apa yang kau mau dengan ini aku yang akan traktir," ujar amera menyerahkan kartu kredit miliknya.

"Terima kasih, aku akan kembali lagi nanti."

Kini ia bersandar di kursinya dengan santai, membuang rasa frustasi nya yang kian menumpuk. Wanita itu benar, amera sama sekali tak tidur semalam mengingat pertengkaran nya dengan cesar, ia jadi tak bisa tidur.

___________

Siang itu cesar mendapat telepon dari sang kakek, buru-buru ia pergi menemui beliau meninggalkan segala pekerjaannya. Hingga lima menit yang lalu ia tiba di sana, kedatangan nya bahkan disambut baik oleh para pelayan disana. Langkahnya yang tegap membuat pelayan yang berlalu menunduk ketika menghadapnya.

"Semalam aku mendapat telepon dari tuan delva, ia mengatakan bahwa putri nya kembali kerumah untuk meminta izin bercerai dengan mu," ucap kakek itu menghadap ke arah jendela luar dengan tongkat yang menunjangnya.

"Apa yang sebenarnya terjadi? Apa kau menampar putrinya? Atau kah kau memakinya?"

Cesar masih diam menatap punggung sang kakek yang kian terlihat kokoh walaupun usia tak lagi mudah.

"Tidak, saya tidak memukul nya ataupun memakinya."

"Lalu mengapa dia meminta cerai dari mu, apa dia melakukan kesalahan?"

"Tidak, dia tidak melakukan kesalahan apapun," jawab cesar.

Kakek itu berbalik menatap tajam ke arah cesar. "Lalu apa masalahnya?"

his farewell attempt (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang