4

0 0 0
                                    

Hujan deras yang mengguyur Crimson Ridge seolah mempertegas atmosfer suram yang menyelimuti kota kecil itu. Dannia berdiri di tepi hutan dengan perasaan campur aduk—takut, bingung, tapi juga penasaran. Dia tahu bahwa apa pun yang terjadi malam ini akan mengubah segalanya.

Tiba-tiba, dari bayang-bayang pepohonan, Younghoon muncul. Wajahnya basah oleh hujan, namun tatapannya penuh dengan tekad. "Kamu tidak seharusnya berada di sini, Dannia," katanya, suaranya sedikit keras untuk melawan suara hujan. Dia melangkah mendekat, menempatkan dirinya di antara Dannia dan hutan, seolah ingin melindunginya dari sesuatu yang akan datang.

"Aku tidak bisa tinggal diam, Younghoon," jawab Dannia, meskipun ada ketakutan dalam suaranya. "Aku harus tahu kebenarannya. Kenapa mereka semua menginginkanku? Apa yang sebenarnya terjadi?"

Younghoon tampak ragu sejenak, tapi akhirnya dia menjawab. "Kaum Serigala dan Vampir sudah berperang selama ratusan tahun. Selama itu, mereka mencari cara untuk mendapatkan kekuatan yang bisa mengakhiri pertempuran selamanya. Darahmu, Dannia... darah yang kamu miliki adalah satu-satunya yang bisa memberikan keabadian bagi kedua kaum. Itulah kenapa kamu sangat berharga bagi mereka."

Dannia tertegun. Meskipun dia sudah mulai mengerti bahwa ada sesuatu yang istimewa dalam dirinya, mendengar kebenaran ini secara langsung membuatnya terguncang. "Kenapa aku? Apa hubungannya denganku?"

Younghoon menatapnya penuh rasa bersalah. "Keturunanmu, Dannia. Garis keturunan keluargamu telah membawa darah itu sejak berabad-abad yang lalu, dan sekarang, kamu adalah yang terakhir."

Sebelum Dannia bisa merespons, suara gemerisik dari dalam hutan menarik perhatian mereka. Dari balik bayang-bayang pohon, Kun muncul, diikuti oleh Hendery dan Ten. Mereka tampak tenang meskipun cuaca tidak bersahabat, dengan aura misterius yang tetap mengintimidasi.

"Kamu tidak perlu mendengarkan omong kosongnya, Dannia," kata Kun dengan tenang, matanya yang tajam menatap Younghoon. "Dia hanya ingin menggunakanmu untuk kepentingannya sendiri."

Younghoon berbalik, berdiri di depan Dannia, siap untuk melindunginya. "Jangan dengarkan dia. Aku di sini untuk melindungimu, bukan memanfaatkanku."

Kun melangkah maju dengan perlahan, matanya beralih ke Dannia. "Apa yang mereka semua inginkan adalah darahmu, Dannia. Dan mereka akan melakukan apa pun untuk mendapatkannya. Aku tidak bisa menjanjikan bahwa aku tidak punya kepentingan, tapi setidaknya aku akan memberimu pilihan."

Dannia menatap keduanya dengan perasaan bimbang yang semakin membesar. Di satu sisi, Younghoon telah ada untuknya sejak awal, selalu memastikan dia aman. Di sisi lain, Kun, meskipun penuh rahasia, selalu memperingatkan bahaya dan tampak lebih transparan dalam hal niatnya. Dia merasa terjebak di antara dua kekuatan besar, dan untuk pertama kalinya, dia merasakan beban dari tanggung jawab yang dibebankan padanya.

Sebelum Dannia sempat membuat keputusan, suara lolongan serigala terdengar di kejauhan, menembus kegelapan malam. Tak lama kemudian, Sangyeon dan kelompok Serigala lainnya muncul dari dalam hutan, dengan mata menyala tajam dan sikap penuh kewaspadaan. Mereka semua berhenti di belakang Younghoon, siap menghadapi apa pun yang akan terjadi.

Di seberang mereka, kelompok Vampir—Kun, Hendery, dan Ten—juga bersiap. Pertarungan seolah-olah sudah tak terhindarkan. Dannia berdiri di tengah-tengah mereka, di antara dua kekuatan yang kuat, bingung dan takut. Hatinya berdebar kencang, namun dia tahu bahwa ini adalah momen penting. Pilihan yang dia buat malam ini akan menentukan nasibnya—dan mungkin nasib kedua kaum ini.

"Dannia, kamu harus memilih," kata Kun dengan tenang, meskipun ada ketegangan di balik suaranya. "Dengan siapa kamu akan berdiri?"

Younghoon menatapnya dengan mata penuh harapan. "Aku di sini untukmu, Dannia. Apa pun yang kamu putuskan, aku akan mendukungmu. Tapi kamu harus percaya padaku."

Dannia menatap keduanya, mencoba mencari jawaban di antara kebingungan dan keraguan yang terus menguasainya. Dia tahu bahwa tidak ada jalan yang mudah. Jika dia memilih Younghoon, dia akan menjadi bagian dari kaum Serigala, yang selalu melindunginya. Namun, jika dia memilih Kun, dia mungkin bisa memahami lebih banyak tentang rahasia yang tersembunyi di balik semuanya, dan mungkin menemukan kebenaran tentang dirinya sendiri.

Detik-detik berlalu dengan tegang, sementara Dannia merasakan tekanan dari pandangan semua orang yang tertuju padanya. Hujan terus mengguyur, menciptakan suara yang seolah mempertegas situasi yang semakin genting.

Akhirnya, Dannia mengangkat wajahnya, tatapan matanya penuh dengan tekad. Dia harus membuat pilihan.

"Aku tidak akan memilih salah satu dari kalian," kata Dannia dengan suara yang tegas dan jelas. "Ini adalah hidupku, dan aku akan menentukan nasibku sendiri."

Kata-kata Dannia membuat semua orang terkejut, bahkan Younghoon dan Kun. Suasana di sekitar mereka seolah membeku sesaat, sebelum tiba-tiba, lolongan panjang terdengar lebih keras di seluruh hutan. Makhluk-makhluk gelap mulai bermunculan dari bayang-bayang, bergerak dengan cepat ke arah mereka. Serigala dan Vampir bersiap untuk bertempur, sementara Dannia menyadari bahwa pertempuran yang dia hindari kini sudah tak terelakkan lagi.

Namun, dengan tekad yang baru ditemukan, Dannia tahu bahwa dia tidak akan lagi menjadi pion dalam perang ini. Dia akan menemukan caranya sendiri untuk bertahan hidup—dan mungkin, menghentikan perang yang telah berlangsung terlalu lama ini.

Di tengah hujan yang semakin deras dan kerumunan makhluk yang mendekat, pertempuran antara kaum Serigala dan Vampir dimulai.

Blood and DarknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang