Dannia baru saja pindah ke kota kecil Crimson Ridge bersama ibunya setelah kematian mendadak ayahnya dalam sebuah kecelakaan yang tidak terjelaskan. Kota ini terlihat tenang, dikelilingi hutan lebat dengan udara segar dan bangunan-bangunan tua yang menyimpan banyak cerita. Dannia berharap memulai kehidupan baru yang tenang, tetapi sejak hari pertama, dia merasa ada sesuatu yang aneh di kota itu.
Di sekolah barunya, Dannia tidak memerlukan waktu lama untuk menarik perhatian dua pria tampan yang sangat berbeda. Younghoon adalah seorang pria karismatik dengan senyum hangat, atletis, dan sangat populer di sekolah. Ia cepat akrab dengan Dannia, membuatnya merasa diterima di lingkungan baru. Di sisi lain, Kun adalah sosok pendiam yang misterius, selalu menjaga jarak tetapi sangat menonjol dengan aura elegan yang tak bisa diabaikan. Dia tampak berbeda dari orang lain, seolah-olah membawa masa lalu yang kelam bersama dirinya.
Seiring hari-hari berlalu di Crimson Ridge, Dannia mulai semakin dekat dengan Younghoon. Mereka sering menghabiskan waktu bersama di sekolah, dan Younghoon selalu memastikan Dannia nyaman dalam lingkungan barunya. Kebaikan dan karisma Younghoon membuat Dannia merasa aman, terutama ketika dia menceritakan tentang rasa aneh yang dialaminya di kota itu. Younghoon hanya tersenyum dan mengatakan bahwa Crimson Ridge memang memiliki "auranya" sendiri, tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Namun, tidak peduli seberapa nyaman Younghoon membuatnya merasa, Dannia tidak bisa menghilangkan rasa penasaran terhadap Kun. Setiap kali Kun berada di sekitar, dia membawa keheningan yang mengganggu namun menggoda.
Dannia sering melihatnya di lorong sekolah atau saat dia duduk sendirian di kantin, selalu menjauh dari kerumunan. Meskipun begitu, matanya tampak terus mengawasi Dannia dari jauh, seolah ada sesuatu yang ingin dia katakan tapi tak pernah terucapkan.
Suatu malam, Dannia berjalan pulang dari perpustakaan ketika ia merasa diawasi. Jalanan sunyi, dan hanya suara langkah kakinya yang terdengar. Hutan di sekitar kota tampak gelap dan menakutkan di bawah sinar bulan sabit. Tiba-tiba, bayangan bergerak cepat di antara pepohonan, membuat Dannia mempercepat langkahnya. Saat itu, dia mendengar suara langkah kaki lain di belakangnya.
Jantung Dannia berdebar kencang. Dia berhenti sejenak, mencoba mengatur napas dan menoleh ke belakang. Tidak ada siapa pun, tetapi rasa takutnya tidak hilang. Langkah-langkah itu semakin mendekat. Saat Dannia mulai berlari, tangan yang kuat menariknya dari jalan. Ia hampir berteriak, tapi mendapati dirinya dalam pelukan Kun.
"Jangan bergerak," bisik Kun, suaranya rendah tapi tegas. "Ada sesuatu yang mengikutimu."
Dannia, yang kebingungan dan ketakutan, menatap Kun dengan matanya yang lebar. Kun tetap memeganginya erat, sementara matanya menelusuri kegelapan di sekitarnya. Sesuatu bergerak di bayangan, tetapi kali ini Kun lebih cepat. Dalam satu gerakan, dia memposisikan dirinya di antara Dannia dan makhluk yang mendekat.
Tiba-tiba, dari kegelapan, muncul sesosok makhluk besar dengan mata merah menyala, menggeram ganas ke arah mereka. Sebelum Dannia sempat memproses apa yang dilihatnya, Kun menyerang. Gerakannya cepat, hampir tidak terlihat. Dalam beberapa detik, makhluk itu lenyap, dan hanya tersisa Kun yang berdiri, dengan napas yang tenang namun tajam.
" Kun, apa yang terjadi?" Dannia akhirnya berhasil berkata, masih gemetar. "Apa itu tadi?"
Kun menatap Dannia, kali ini lebih dekat dari sebelumnya. "Ada banyak hal di kota ini yang belum kamu ketahui, Dannia. Beberapa di antaranya sangat berbahaya. Kamu harus berhati-hati."
Sebelum Dannia sempat bertanya lebih lanjut, Kun sudah menghilang ke dalam kegelapan, meninggalkan Dannia dengan rasa bingung dan penasaran yang semakin besar.
Keesokan harinya, Dannia kembali bertemu Younghoon di sekolah. Younghoon tampak ceria seperti biasanya, tetapi Dannia tidak bisa menghilangkan perasaan aneh yang ia rasakan setelah pertemuan dengan Kun semalam. Ia bimbang apakah harus menceritakan kejadian itu pada Younghoon. Namun, saat mereka berjalan di sekitar sekolah, Younghoon tiba-tiba menjadi serius.
"Apakah kamu baik-baik saja, Dannia?" Younghoon bertanya, matanya menyiratkan kekhawatiran.
Dannia ragu sejenak, tetapi akhirnya memutuskan untuk tidak menceritakan kejadian semalam. "Ya, aku baik-baik saja. Kenapa kamu bertanya?"
"Aku hanya merasa ada yang berbeda. Ada sesuatu tentang kamu yang... terasa berubah," jawab Younghoon dengan lembut. "Tapi kalau ada masalah, kamu bisa cerita padaku."
Dannia tersenyum kecil, tetapi perasaan tidak nyaman masih membekas. Dia mulai menyadari bahwa Crimson Ridge menyimpan rahasia lebih dari yang bisa ia bayangkan, dan entah mengapa, ia terjebak di tengah-tengahnya. Younghoon dan Kun, dua sosok yang sangat berbeda, tampak memiliki kaitan erat dengan rahasia tersebut—tetapi siapa yang bisa dia percayai?
Malam-malam berikutnya Dannia kembali merasa diawasi, tetapi kali ini ada sesuatu yang lebih menakutkan. Bisikan-bisikan tentang makhluk-makhluk yang berkeliaran di hutan semakin sering terdengar, dan ada desas-desus tentang pertempuran kuno antara dua kekuatan besar: Vampir dan Serigala. Pertemuan dengan Kun malam itu menegaskan bahwa ancaman ini nyata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blood and Darkness
Cerita PendekDi sebuah kota kecil yang terletak di pinggir hutan yang misterius, dua ras legendaris, vampir dan serigala, hidup dalam ketegangan abadi. Namun, hidup seorang gadis manusia yang tidak sengaja terseret ke dalam konflik mereka menciptakan cinta segit...