9. Mismatch

523 90 15
                                    





Uzumaki Naruto mengira, setelah hari Sakura berpose dengan pria asing di sosial medianya terlewat, mendung yang terpancar di paras sahabat Uchiha-nya itu akan pudar juga. Namun, tidak seperti perkiraan Naruto, ketika ia melihat Sasuke di waktu yang sama dengan hari yang berbeda, pria itu masih dalam sampul kusutnya. Seakan-akan dia baru saja kalah tender.

"Siapa yang mati?" adalah sapaan jenaka Naruto saat duduk di sebelah Sasuke.

"Kau, sebentar lagi."

"Aw, man. Apa salahku?" Naruto spontan mengernyit. "Aku berencana hidup sampai usia 120 tahun, asal tau saja. Aku tidak mau mati muda."

"Mati sekarang pun tidak akan membuatmu mati muda."

"Kau benar-benar punya masalah, ya?" Sebagai teman Sasuke, Naruto paham kalau semakin kejam kesinisan Sasuke, maka pria itu memang sedang dalam suasana hati terburuk.

Sasuke mengendikkan bahu.

"Apa Sakura lagi? Apa kalian masih bertengkar?" Naruto membuat tebakan, yang jujur saja, tidak begitu jauh dari kenyataan.

"Kenapa kau mengaitkan apa-apa di hidupku dengan Sakura? Apa kami sepaket?"

Naruto mengangguk paham, "Jadi memang Sakura, ya."

"Tsk..." Mau membantah sekeras apa pun, pada realitanya, orang yang memang mampu membuat suasana hati Sasuke sangat buruk memang hanya Sakura. Tidak heran mengapa Naruto dapat membacanya seperti buku yang terbuka, dalam font besar, dan huruf kapital.

"Apa sih masalah kalian? Kenapa lagi? Apa yang terjadi?" Naruto mencoba menjadi pendengar yang baik, walau dalam hati, Naruto sudah berasumsi kalau biang masalahnya pasti Sasuke lagi.

"Kami sudah berdamai, tidak ada masalah."

"Kalau tidak ada, kenapa kau seperti ini?"

"Seperti apa? Aku baik-baik saja." Sasuke mencoba berkilah, dan saat Naruto hanya memandangnya lama, mata menghakiminya tanpa suara, Sasuke akhirnya menghela napas panjang.

"Aku hanya merasa...," Sasuke menjadi dilema. "Aku harap kau tidak bereaksi berlebihan."

"Apa?"

"Aku pikir, tidak..., aku umm, mungkin, tidak, tepatnya..., aku..."

"Kau menyukai Sakura?"

"???"

Naruto terkekeh saat melihat Sasuke terperangah atas tebakannya. Reaksi Sasuke saat itu adalah pemandangan langka.

"Itu bukan sesuatu yang mengejutkan," kata Naruto.

"Tunggu, dari mana kau tau?" Apa Sasuke sudah kehilangan pesona misteriusnya sampai Naruto yang bodoh bisa membacanya? Bisa melihat isi hatinya? Apa dia begitu kentara sekarang? Apa yang terjadi pada si stoic Sasuke?

"Aku hanya menebak," kata Naruto. Ia berterima kasih sekilas pada pelayan yang menaruh ramennya ke atas meja. "Aku sudah bilang seperti ini sejak awal, kan? Malah aneh kalau kau tidak menyukai Saku. Kau saja yang terus menyangkalku."

"Tapi aku tidak menyukainya selama ini..., kami baik-baik saja..., sampai..." Sampai Sasuke menyadari Sakura menjadi lebih indah daripada biasanya, lebih manis dan lebih menggemaskan dan membuat jantungnya berpacu kencang.

"Aku tidak mengerti, kenapa aku bisa seperti ini? Apa aku tersugesti omongan orang-orang yang bilang kalau kami seharusnya bersama?"

"Kalau kau segampang itu tersugesti, kau sudah bersama Sakura sejak remaja. Apa kau lupa kalian mempunyai shipper besar di sekolah?" Naruto tertawa. "Lagipula, kau kenapa, sih? Kau menyukai Sakura, lantas apa masalahnya? Kenapa kau bertingkah aneh?"

I WISH YOU LOVE (SASUSAKU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang