"Apa ini strategimu untuk membuatku menyukaimu?" Tiba-tiba saja, Sakura yang sedang asik membaca, menutup bukunya dan menaruh perhatian pada Sasuke yang sedang menonton TV. Mendengar penuturan Sakura, Sasuke meredakan volume TV dan menatap gadis itu dengan kening mengernyit.
"Apa maksudmu?" Sasuke tidak ada mengatakan apa pun sejak dia bergabung dengan Sakura di sofa, Sasuke diam karena tidak mau mengganggu gadis itu yang serius membaca. Sasuke tidak menyangka, dalam diamnya pun, Sakura masih terganggu pada eksistensinya.
"Kau tau..., aku hanya kepikiran," Sakura menggeser duduknya rapat ke samping Sasuke, mata menatap pria itu penuh selidik. "Apa kau berusaha mencuci otakku dan membuatku berpikir kalau aku menyukaimu?"
Sasuke terpana dan tawa kecil lolos dari bibirnya. "Kau mempunyai imajinasi liar, Sakura."
"Aku seriuuusssss!" Sakura jadi menghela napas panjang. "Habisnya, kau bilang aku menyukaimu? Seperti apa aku menyukaimu? Karena aku membiarkanmu menciumku?"
"Masih bertanya?" Sasuke sudah menjelaskan pada Sakura malam itu, bahwa, jika Sakura waras dan benar-benar tidak menyukainya, Sakura tidak akan membiarkan Sasuke menciumnya. Sasuke juga sudah bertanya pada Sakura, kalau semisalnya Naruto atau malah pria lain dari divisinya yang mengakui perasaan mereka pada Sakura, apa Sakura mau dicium oleh mereka? Sakura menjawab pertanyaan Sasuke dengan gelengan ngeri.
"Tidaklah! Aku lebih baik mati daripada mencium Naruto!" Sakura memberikan penyangkalan kuat, dan penyangkalan itu membuat Sakura semakin tersudutkan.
Sakura jadi bertanya-tanya, barangkali dia memang menyukai Sasuke?
Tapi..., ugh! Kenapa dia menyukai Sasuke? Apa karena Sasuke menyukainya? Segampang itu? Sesepele itu? Apa seorang Haruno Sakura semurah itu?
"Sasuke..." Sakura masih kesulitan menerima teori Sasuke, tapi dia juga sulit menemukan argumen yang tepat sebagai bantahan.
"Apa lagi?" Sasuke menyilangkan lengan di dada. Belakangan ini, Sasuke merasa level kesabarannya meningkat setelah tinggal bersama Sakura. Sakura membuatnya menjadi ekstra sabar dan tabah dalam menghadapi sikap gadis itu yang terlampau unik.
"Mungkin..., aku hanya..., horny...?"
"..."
"..."
"Ber-bercanda, aku hanya bercanda. Tidak kok, aku tidak seperti itu, ahaha..., serius..." Setelah dipandang lama oleh Sasuke, pandangan yang menjeritkan 'Apa kau bodoh?', Sakura segera membuat penyangkalan atas ucapan konyolnya barusan. Sakura bergeser menjauh dari Sasuke dan berulang-ulang meyakinkan pria itu kalau tidak, dia sedang tidak horny atau apa pun itu.
"Jangan buat aku membakar novel pornomu itu," ujaran Sasuke lebih seperti decihan kekesalan.
"Novelku tidak salah apa pun," ketus Sakura.
"Yang salah adalah kau!"
"Iya..., salahkan saja semuanya padaku." Sasuke menghela napas pasrah.
"Habisnyaaaaa..." Sakura jadi kesal melihat Sasuke tidak melawannya. "Masa aku menyukaimu, sih?"
"Kenapa tidak?" sahut Sasuke, "Aku tampan, keren dan kaya. Aku orang yang paling dekat pada tipe ideal ala-ala pangeranmu itu. Kekuranganku hanya, aku tidak memakan manusia, aku tidak berubah di bawah rembulan, aku juga bukan pembunuh bayaran atau mafia kejam yang tertarik pada perempuan di bawah umur."
"Kau menghina pangeranku," Sakura jadi mencebik sebal. "Aku tidak akan membiarkanmu menciumku lagi!"
"Apa itu ancaman?"

KAMU SEDANG MEMBACA
I WISH YOU LOVE (SASUSAKU)
FanfictionKarena, bagaimanapun, mereka adalah teman. IWYL © Vivianne. NARUTO © Masashi Kishimoto.