11. Another Rumour

110 25 9
                                    

Recommended Song :
aespa — Just Another Girl










First of all, let's congratulated aespa for their comeback!🤍 please give them a lot of love and support 🤍




















"Kak, kita mau kemana?"

Icha menatap pemandangan di jendela dengan was-was. Setelah mengiyakan ajakan Aru, ia langsung dibawa Aru entah kemana. Takut? Sedikit, sih. Apalagi sikap Aru tadi sangat mengintimidasi dan membuatnya terpojok. Icha menaikkan kakinya ke jok mobil dan makin meringkuk ke jendela.

"Kak Aru mau nyulik aku?"

Aru yang sejak tadi fokus menyetir mengeluarkan tawa rendah. Satu tangannya yang bebas menggapai kepala Icha untuk ia usap. "Menculik? Seharusnya aku sudah melakukan itu sejak kamu kabur ke apartemen Om Sean—jika aku memang punya niat untuk menculikmu."

Gadis kecil itu mendelik kesal. "Terus kita mau kemana? Ini bukan arah ke kos-kosan aku." ia makin meringkuk ke jendela. Baginya, sosok Aru sekarang seperti penculik berjas hitam.

"Nyari apartemen."

Mata kecil Icha makin membulat. "Apa?!"

"Bukannya tadi kamu sudah setuju untuk tinggal bersamaku? Apa rubah kecil ini lupa?"

Icha makin gelagapan dan merutuki dirinya sendiri yang bodoh. "Jadi Kak Aru serius? Kita tinggal bareng gitu? Tapi kita bukan suami-istri! Apa kata orang-orang nanti? Lalu para tetangga kos pasti akan curiga kalau aku tidak pulang! Kak Aru jangan macam-macam ya sama cucu mantan presiden! Mau aku laporin ke Papa sama Kakek?"

Bukannya takut, Aru malah tertawa kecil. Ditelinganya, suara amukan Icha malah terdengar seperti rengekan manja. Aru berdecak kecil. Apa ia sudah gila? Kenapa ia menganggap rengekan Icha sangat lucu? Tangannya terus mengusap kepala Icha lalu turun. Mencubit pipi tembam itu sampai si empu menjerit kesal.

"Marissa, kamu jangan khawatir. Aku akan mengurus semuanya. You know who I am, right? Natakusumah Andaru Lukito. Aku bisa mengendalikan semuanya dengan tanganku sendiri."

Tetap saja Icha merasa waspada. "Lalu, buat apa aku harus tinggal dengan Kak Aru? Kita bukan siapa-siapa selain.... kakak-adek." di akhir kalimat Icha memelankan suaranya. "Kita juga bukan sepasang kekasih. Kak Aru tidak suka padaku dan sudah menolakku. Lagipula kita sudah fokus ke kehidupan masing-masing, kan? Kak Aru yang masih belum move on dari Amanda, dan aku yang punya Andra dan Arsen di hidup aku."

Tangan kanan Aru sontak memegang stir kemudi dengan kuat. "Jangan sebut nama dua orang itu didepanku, Marissa."

"Aku juga ingin lepas dari Kak Aru. Apa tidak boleh? Andra dan Arsen adalah kandidat terkuat untuk sekarang. Aku tidak mau jadi perusak hubungan orang lain, apalagi itu di kehidupan Kak Aru."

Aru menoleh dengan tatapan tajam penuh intimidasi. "Kamu juga terpengaruh oleh omongan orang-orang?"

"Lalu aku harus apa?" teriak Icha frustasi. "Apa Kak Aru tahu bagaimana semua rumor itu beredar? Mereka semua menghujatku! Kak Aru pikir aku bisa tahan dengan semua itu?"

"Aku sedang melindungimu, Marissa."

"Apa?" Icha makin tidak paham.

"Mau aku kasih satu rahasia?" ekspresi Aru berubah dingin. Ia tetap fokus ke jalanan didepannya tapi tatapan matanya penuh arti tersembunyi. "Sebenarnya acara birthday party kemarin, hanyalah kedok saja untuk menutupi pertemuan rahasia."

Icha diam saja karena ia memang tidak paham. Sedangkan Aru mengambil jeda dengan terus mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang. "Ayah kita berdua, sedang merencanakan sesuatu. Partai Ayahmu, punya rencana ingin menjadikan Ayahku bakal cawapres untuk pemilu tahun depan."

I Was Born To Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang