22 [M]

1.5K 189 4
                                    

VOTE!
Happy Reading!

***

Mereka sampai sepuluh menit lebih awal karena freen mengendarai mobilnya dengan kecepatan yang cukup tinggi.

Mereka memasuki rumah dengan freen yang menarik lengan becky dengan cukup kuat untuk menuntunnya masuk ke dalam kamar mereka.

"Freen-" Ucapan becky terpotong ketika freen secara tiba – tiba menabrakkan bibirnya serta menghantamkan tubuhnya di balik pintu kamar.

Freen menghimpit badan becky dengan badannya, namun masih memberikan celah diantara mereka karena takut terkena calon anaknya. Salah satu tangan freen meraba satu buah dada becky dengan lembut.

Jangan tanyanya dimana ART mereka berada, sudah jelas sejak becky berbincang dengan Niel, freen menyuruhnya untuk pulang lebih awal. Tujuannya sudah pasti untuk memberikan becky 'kejutan'.

Becky sedari tadi ingin menghentikan permainan ini, namun ia tidak cukup kuat untuk mendorong freen menjauh.

"Kak.." Panggilnya lirih dengan meremas rambut freen ketika freen menghisap lehernya untuk meninggalkan tanda kepemilikkan disana serta mencoba untuk membuka celana yang becky kenakan.

Freen sedikit menggeram sebelum akhirnya membalikan badan becky dan sedikit mendorongnya untuk membuatnya terlentang diatas ranjang mereka.

Saat ini becky sudah cukup berantakan dengan kancing baju yang sudah terlepas semua, celana yang sudah entah kemana dan hanya menampakkan pakaian dalamnya saja.

Becky menahan tubuh freen bermaksud memintanya untuk tidak berbuat lebih padanya.

"Stop!"

Namun nampaknya freen tidak ingin mendengarkan becky, ia membuka seluruh pakaian becky hingga tidak meyisakan satu helai benang pun.

"Sarocha!" Teriak becky dengan menampar pipi freen dengan mata yang berkaca – kaca.

"Kamu main kasar sama aku?" tanya freen dengan nada yang menyindir.

Freen pun beranjak turun dari ranjang lalu berjalan keluar dari kamar. Becky berfikir bahwa freen menuruti perkataannya, namun nyatanya tidak.

Freen kembali dengan menggenggam sebuah dasi miliknya, dan sedetik kemudian becky paham apa yang akan di lakukan freen.

Menelan ludah kasar, becky segera turun dari ranjang. Tapi dia kalah cepat. Freen memegangi kedua tangan becky yang hendak turun dari ranjang itu lalu mengikatnya dengan dasi yang ia bawa.

"Kak- please.. forgive me.." Mohon becky ketika dirinya kembali pada posisi terlentang dengan tangan yang terikat cukup erat.

"Hmm?" Gumam freen berpura – pura tidak mendengar becky.

Freen mengulum jari manis dan tengahnya sendiri di hadapan becky. Becky yang melihat itu hanya bisa memalingkan muka, malu. Ia tahu apa yang akan freen lakukan selanjutnya.

Freen mengeluarkan jarinya dengan suara yang cukup nyaring, kemudian ia mengarahkannya ke bagian intim istrinya, megusapnya perlahan hingga membuat becky sedikit terperejat akan hal itu.

"Tunggu-" Cegah becky yang diharaukan oleh freen.

Kedua jari freen mulai memasukinya dengan perlahan, freen dapat melihat perubahan drastis dari wajah becky. Ia tahu becky menginginkan yang lebih.

Disisi lain, becky tidak tahu bahwa Tania sudah pulang. Ia dengan keras menggigit bibir bawahnya menahan desahan yang akan keluar.

Perih, itu yang becky rasakan. Bagaimana tidak? Freen melakukan pemanasan dengan terburu – buru.

Kawin KontrakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang