007 Dari mana?

56 32 21
                                    

Baskara mengehela napas, kedua tangannya dilipat di depan dada dengan mata yang mulai menelisik isi kulkas minimarket. Baskara menghela napas. Lagi. Di antara rentetan minuman dalam kulkas tak ada satu pun yang menarik perhatiannya. Baskara menghela napas, bedanya sekarang ia berjongkok sembari mengambil minuman yang ia pilih. Yoghurt plan. Di antara minuman-minuman lain, rasa masam dari minuman ini yang cocok dilidahnya. Tangannya dengan santai memasukkan beberapa botol minuman itu ke keranjang yang ada tepat di samping kakinya, jujur ia mulai merasa bosan namun belum ada yang cocok di lidahnya.

Selesai memasukkan yoghurt ke keranjang, tangannya meraih beberapa snack ringan yang di display lorong makanan ringan hingga keranjang itu penuh. Langkahnya langsung tertuju pada kasir yang sepi, hanya ada satu pelayan di kasir itu pun sedang menunggu Baskara. Baskara meletakkan belanjaan di meja kasir.

"Mau pake kantong kereseknya, Kak?" kasir itu melemparkan senyuman ramah pada Baskara, laki-laki itu menggeleng tangannya langsung merogoh kantung hoodie putih yang ia kenakan. Sebuah tas belanja keluar dari kantong itu dan Baskara langsung memberikannya pada kasir.

"Baik, sebentar ya," kasir itu langsung meraih satu persatu barang belanjaan yang ada dihadapannya.  "Pulsanya sekalian, Kak?" ujar kasir itu setelah selesai memasukkan barang belanjaan Baskara.

"Enggak."

"Rokok ..."

"Enggak, saya masih di bawah umur."

"Member.."

"Enggak punya."

"Baik, Kak. Untuk total belanjaannya ..." kasir itu menyebutkan harga belanjaan Baskara dan laki-laki itu membayarnya. "Kembaliannya apa boleh di donasikan?"

"Enggak."

"Baik, Kak," kasir itu langsung memberikan kembalian itu dengan penuh senyuman. Ganteng-ganteng pelit, pikir pegawai kasir minimarket itu.

Biarin, Baskara melangkah pergi dari meja kasir. Langkahnya terhenti di depan pintu, tanpa basa basi ia langsung duduk di salah satu bangku besi di minimarket itu. Dengan santai ia langsung mengeluarkan minuman yang tadi ia beli, sembari menikmati keheningan malam ia mulai menikmati minuman itu. Selain tukang parkir liar yang sedang bermain catur bersama satpam kompleks, tak banyak yang dapat ia perhatikan. Jalanan yang sepi setelah hujan terasa begitu sepi senyap, sesekali memang ada teriakan dari arah pos satpam itu pun mungkin karena satpam yang kalah dari tukang parkir liar.

Keheningan itu tiba-tiba pecah oleh suara motor yang menggaung, motor itu terparkir rapih tepat di depan minimarket. Baskara terang-terangan menatap motor itu, ia merasa tak asing dengan motor dan plat itu. Dugaannya semakin kuat saat penumpang di jok belakang turun dan menatapnya, matanya membulat seolah terkejut dengan keberadaan Baskara. Laki-laki pengemudi itu memilih masuk ke minimarket, meninggalkan penumpang perempuan yang kini berdiri di samping Baskara.

"Kamu ngapain di sini?" gadis itu seolah tak menerima keberadaan Baskara yang ada di sekelilingnya.

"Minum yoghurt, mau?" Baskara begitu santai menanggapi Asha yang berada menatapnya dengan tatapan tak percaya.

"Jam dua malem?" dari balik helm hitamnya Asha melipat kening. 

"Iya, why?"

"Enggak, aneh aja," Asha melirik ke arah meja kasir, Dio baru selesai  berbelanja dan berjalan ke arahnya.

"Kamu yang lebih aneh," ujar Baskara.

"Maksudnya?" Asha menoleh pada Baskara dengan nada bicara tak suka.

"Iya aneh aja baru balik jam segini, dari mana?" Baskara tak sedikit pun berniat menyembunyikan rasa penasarannya, terlebih ia yakin motor itu adalah motor yang tadi menjemput Asha.

Dissident : I Want Freedom!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang