15.09 Am.
Sore itu juga cassie mengajak cesar pergi ke mal, katanya wanita itu mau beli beberapa pakaian sekalian pergi kencan. Hingga tiba lah mereka di salah satu toko pakaian brand terkenal, cassie yang tak sabar sudah lebih dulu memasuki tempat itu meninggalkan cesar di belakang. Alhasil cesar hanya menunggu nya duduk di sofa yang berada di sana sambil memainkan ponsel nya.
"Sudah berapa lama kau disini," sahut seorang pria yang duduk di samping cesar, ternyata itu bryan harland-kakak caser.
"Kakak? Kau juga disini."
Mereka kemudian saling menatap, ya kedua saudara itu sangat sangat akrab.
"Kakak ipar mu mengajak ku kesini, katanya mau beli beberapa baju untuk pergi ke pesta teman nya. Dan bagaimana dengan kau? Apa amera juga disini?"
Kalian dengar itu? Mana mau amera pergi bersama cesar, lebih tepatnya cesar lah yang selalu membatalkan janji temunya bersama amera. Pernah beberapa kali mereka membuat janji temu, tapi selalu berakhir tak mulus. Ada saja alasan cesar untuk membatalkan janjinya kepada amera, sehingga wanita itu tak pernah lagi menerima ajakan cesar karena ia berpikir itu akan berakhir sia-sia.
"Tidak, aku pergi bersama cassie."
Wajah bryan seketika berubah menjadi masam, seakan-akan tak suka dengan apa yang baru saja cesar katakan. Semua keluarga cesar sama sekali tak suka dengan cassie, entah mengapa tapi mereka sama sekali tak terkesan dengan cassie berbeda dengan amera. Wanita itu selalu membuat keluarga cesar terkesan dan sangat menyukai dirinya.
"Aku dengar dari kakek kalau kau dan amera akan... bercerai, tapi ku pikir kau sudah membujuk nya untuk membatalkan perceraian itu."
Cesar menghela napas panjang sambil menyandarkan tubuhnya di bahu sofa. "Kau tahu kak, wanita itu sangat keras kepala. Aku sudah membujuk nya beberapa kali tapi-"
"Hei bukan kah itu amera? Dengan siapa dia?" Potong bryan menunjuk ke arah diluar kaca, dan benar itu amera. Wanita itu berpakaian casual tapi tetap elegan namun di samping nya ada seorang pria yang seperti nya tak asing bagi cesar. Dan setelah di amati berkali-kali ternyata itu albert halwerd. Pebisnis yang baru-baru saja terkenal karena telah berhasil mendapatkan sebuah permata ruby yang hanya ada satu di dunia ini.
"Kau lihat itu, dia pergi dengan pria lain. Dasar wanita sialan."
Bryan terkekeh mendengar nya, adik nya itu memang tak punya rasa malu atau gimana. Dia marah kepada amera karena pergi bersama pria lain padahal dirinya juga sedang berkencan dengan cassie. Dasar tidak tahu malu.
"Kau seharusnya berkaca cesar, kau juga pergi bersama cassie jadi apa bedanya."
Mukanya semakin memerah bahkan masih saja fokus pada amera yang sedang berjalan bersama albert, didepan toko yang ia kunjungi itu.
"Aku akan menghampiri nya, akan ku buat pria itu-"
"Kau akan apa?" Tanya bryan masih berusaha menahan tawanya, tak pernah ia melihat cesar seperti sekarang.
"Aku akan menghabisi nya, wanita itu masih istri ku. Aku akan menarik nya menjauh dari si albert keparat itu."
Bryan sudah tak kuat lagi menahan tawanya, alhasil ia tertawa di depan cesar.
"Baiklah lakukan sesuka mu, kau kan masih suaminya."
Cesar pun beranjak dari tempatnya menghampiri amera dengan langkahnya yang begitu lebar dan juga terkesan terburu-buru.
______
"Selamat sore mr halwerd," sapa cesar dari belakang, dan sontak kedua nya berbalik. Wajah ramah albert terpancar namun berbeda dengan amera, wanita itu terkejut mendapati cesar yang kini berada di hadapannya.
"Kau juga disini, sayang," tanya cesar menatap ke arah amera, senyum tipis nya merekah. Tapi terkesan paksa. Dan amera, wanita itu terkejut juga bingung. Mengapa tiba-tiba saja cesar memanggil nya dengan sebutan 'sayang' itu sungguh menggelikan.
"Sayang? Mis rodriguez apa kau-"
Pria bernama albert sontak terkejut, amera tak pernah mengatakan bahwa dirinya sudah menikah, bahkan dirinya tak menyebutkan nama belakang suaminya. Tapi bagi amera apa gunanya, lagipula cepat atau lambat dia juga akan bercerai dengan cesar.
"Oh sayang apa kau tak bilang padanya bahwa kau sudah menikah dengan ku?" tukas nya berpura-pura tidak tahu. Cesar tentu tahu maksud istrinya, tapi ia ingin berpura-pura tidak tahu.
Sumpah serapah terus di lontarkan oleh amera dalam batinnya, pria itu sungguh kurang ajar. Entah apa maksudnya melakukan itu, membuat hari santai nya menjadi kacau.
"Cesar dengarkan aku, kita-"
"Maaf mr halwerd, kau pasti merasa bingung. Aku dan istri ku, kami mengalami beberapa masalah kecil. Mungkin karena itu istri ku marah."
Albert mangut-mangut hingga kebingungan di raut wajahnya sirna. Ia mengerti mengapa amera melakukan itu.
"Baiklah kalau kau sudah mengerti aku akan membawa istri ku pulang, kami akan menyelesaikan masalah kamu berdua."
Cesar meraih lengan amera dengan erat, ingin rasanya amera memberontak tapi semua perhatian tertuju padanya. Semua orang menatap nya jadi mau tak mau ia hanya bisa mengikuti cesar saja.
"Cesar...." Teriak cassie dari belakang, wanita itu datang di saat waktu yang tidak tempat. Semua tertuju pada nya, bahkan amera segera melepaskan genggaman tangan cesar dengan kasar.
Dan bagaimana dengan cassie? Wanita itu terlihat terkejut melihat amera berdiri di samping cesar. Ia merasa tak enak karena telah memanggil cesar di saat amera tengah berada disana bersama cesar. Jika dia tahu itu amera, ia sudah pasti tak akan menghampiri cesar di sana.
"Maaf..." ucap nya pelan kemudian menunduk.
"Cesar, kurasa aku bisa pulang sendiri. Kebetulan aku bawa mobil jadi kita ketemu di rumah saja."
"Dan mr halwerd, terimakasih atas hadiah nya. Saya pasti akan memakai nya, sebagai ucapan terima kasih ku pada mu, lain kali aku akan meneraktir mu makan."
"Tentu, saya pasti tidak akan menolak."
"Kalau begitu saya permisi."

KAMU SEDANG MEMBACA
his farewell attempt (End)
RomanceDeskripsion: Dua tahun menikah amera tak pernah merasakan kehangatan dalam pernikahan tersebut. Kedua pasangan tersebut tidak pernah saling mencintai, mereka menikah karena di jodohkan oleh pihak keluarga bukan keinginan mereka sendiri. Dan pada akh...