Pada hari itu aku sedang dalam perjalanan menuju ke Jawa untuk menyegarkan pikiran seusai ujian yang baru saja berlangsung. Aku berangkat berdua bersama supirku. Meskipun umurnya mungkin sudah menginjak usia 40an, ia terlihat masih gagah. Dadanya yang tegap dan lengannya yang kekar tidak menunjukkan bahwa ia sudah berusia 40an.
Setelah beberapa jam mengemudi, Mukhlis akhirnya meminta waktu untuk beristirahat sebentar, ia menghentikan mobil di samping padang rumput yang sepi dan menggelar tikar, lalu tidur diatasnya. Terik matahari yang panas menyengat membuatnya melepaskan kaus singletnya hingga terlihatlah otot yang seksi itu, membuatku ingin menikmati tubuhnya, ketiaknya yang dipenuhi dengan bulu-bulu semakin membuatku terangsang.
Aku mendekatinya dan mencium aroma keringatnya yang sangat jantan, aku meraba-raba dadanya yang berkilat-kilat karena keringat.
"Den Jalvin lagi ngapain?" ia tampak kaget melihat aksiku, namun tidak berkata apa-apa.
"Ga ada apa-apa kok pak, cuma pingin pegang aja" jawabku.
"Mau pegang apa den emang? Pegang aja ga apa-apa kok."
Kemudian ia mengarahkan tanganku ke dadanya yang kekar dan membimbingku untuk mengelus-ngelusnya, menuju putingnya yang hitam ke perutnya yang berotot. Kemudian memegang kepalaku dan mengarahkan mulutku ke bibirnya, ia sangat pandai melakukan french kiss.
"Pak, emang bapak suka cowok?"
"Engga den Jalvin, bapak kangen banget sama istri bapak di kampung dan liat wajah den Jalvin bapak jadi nafsu, maklum udah lama ga coli, den Jalvin mau ngga coliin bapak?"
Tanpa berpikir lebih lama lagi, aku membuka retsletingnya dan mengarahkan kont*lnya keluar, kont*lnya yang sudah setengah ngaceng itu terlihat sangat besar, ku usap-usap beberapa saat dengan ludahku, kemudian kont*l itu ngaceng tegak sempurna.
"Den coliin bapak dong den.." pintanya kepadaku.
Aku pun membuka mulutku dan mengulum kont*lnya. Tanganku bergerilya di atas putingnya, ia hanya mengerang ke enakan serta menjambak rambutku. Ia kemudian berdiri, lalu memaju-mundurkan kont*lnya ke mulutku seperti sedang mengent*t sambil menjambak-jambak rambutku. Aku mengulum kont*lnya seperti seekor anjing menjilati majikannya dan ia mengent*t mulutku dengan binalnya seperti ia mengent*ti istrinya.
Keringat peluh membasahi tubuhnya, membuatnya sangat seksi. Setelah sekitar 10 menit bergerilya di mulutku, ia semakin cepat memasukkan kont*lnya.
"ARGHHH DEN AKU MAU KELUAR!!"
"CROOOOT CROTT CROOT CROTTT!!"
Peju*nya banyak sekali hingga keluar dari mulutku karena aku tidak sanggup menelan semuanya, ia lalu mengusap-usapkan kont*lnya yang masih bercampur pej*h di wajahku, akupun membersihkan sisa pej*hnya dengan lidahku.
"Makasih ya den, ayo masuk ke mobil, bapak tahu tempat yang sepi di sini jadi kita bisa ngelanjutin yang barusan."
Ia mengenakan kembali singletnya dan mengajakku kembali ke mobil dan melaju kembali sekitar 5 menit dari tempat awal tadi hingga kita menuju ke sebuah gubuk.
"Ini tempat kesukaan bapak coli den kalau bapak lagi perjalanan pulang kampung, dijamin aman deh!"
Ia mengajakku keluar dari mobil dan masuk ke dalam gubuk tadi, lalu mengunci rapat-rapat gubuk yang pengap itu sehingga udara semakin panas. Ia kemudian mendorongku ke kasur yang ada di gubuk itu dan melucuti pakaianku, tangan kanannya memainkan putingku, sementara tangan kirinya mengunci kedua tanganku dan lidahnya menempel pada lidahku dengan birahinya.
"Den bapak akan buat kamu puas hingga ke langit ketujuh!" ia kemudian dengan kasarnya membuka seluruh pakaianku hingga aku telanjang bulat, sementara ia masih memakai baju lengkap.
Bau keringatnya yang jantan memenuhi seluruh gubuk membuatku semakin terangsang, ia menyodorkan kont*lnya yang mencuat dari retsleting jeansnya ke mulutku, kukulum kont*lnya dengan semangat sementara ia mengikat kedua tanganku ke atas, kemudian ia menjilat-jilat ketiakku dengan bernafsu, menuju kedua putingku, ia memelintir kedua putingku dan menjilat kemudian menggigit-gigit kecil keduanya.
Setelah beberapa saat dalam posisi itu, ia akhirnya melepaskan kembali kaus singletnya hingga ia hanya memakai celana jeansnya saja dengan kontolnya yang keluar dari retsletingnya.
"Den Jalvin mau ga dimasukin sama pak supir?" ia berkata sambil menepuk-nepuk pant*tku.
.
.
.
.
.
.Cerita selengkapnya sudah tersedia di karyakarsa.
Link :
https://karyakarsa.com/jokooo69/para-kuli-kampung
Yang berminat saja.🌻🌻🌻
KAMU SEDANG MEMBACA
Bapak dan Desaku Yang Indah
Short StoryCERITA SEBELUMNYA DI HAPUS !!! Perkenalkan aku Joko, aku seorang anak petani desa. Aku tumbuh dan besar di sebuah desa di bawah kaki gunung yang asri. Aku hidup dengan keluarga yang sangat hangat walaupun penuh kesederhanaan. Aku punya 2 saudara yai...