Para Kuli Kampung (2)🆕️

259 4 0
                                    

Tanpa kusadari hari telah beranjak malam, ketika truk terakhir telah meninggalkan area gudang dalam keadaan kosong dan kelompok kuli bubar, sebagian menuju kamar mandi di belakang gudang untuk membersihkan diri dan tiba-tiba.

"Minta rokoknya dong." ternyata kuli yang aku taksir telah berdiri tepat dibelakang punggungku bersama temannya.

"Boleh, asal tukeran dengan cerutu ini." jawabku sambil memberikan rokok padanya dan sebelah tanganku mengusap tonjolan kont*lnya.

"Isep dah kalo demen." katanya sambil menghidupkan rokok pemberianku dan menyorongkan kont*lnya lebih dekat lagi kearah muka ku yang sedang duduk.

Kont*lnya mulai membesar akibat belaian jari jemariku dan kesempatan emas tak aku sia-siakan. Akupun mulai membebaskan kont*lnya dari kekangan celana jeans belelnya. Kepala kont*lnya aku jilat dengan perhatian khusus pada lobang kencingnya, demikian pula batang kont*lnya yang semakin mengeras aku jilati dengan nikmat dan sampai ke buah pelernya yang gede seperti granat tergantung.

"Buset gede bangeeet, ini daging atau tulang?" aku terpesona melihat kont*l kuli itu.

"Gedean mana dengan yang ini?"

"Shrieeek..." temannya merobek celana boxer bututnya tepat dibagian depan, sehingga kont*lnya yang udah ngaceng berat karena melihat aksiku pada temannya keluar.

"Ploph!..."

Melompat keluar dan segera menyodorkannya kearah mulutku untuk diservis, jadilah dua buah kont*l gede bergantian keluar masuk mulutku dan kadang sekaligus berebutan masuk sehingga mulutku terkuak lebar untuk dapat menampung kedua kont*l gede kuli tersebut.

Semakin lama semakin dalam aku isep kont*l tersebut sampai menyentuh pangkal tenggorokanku dan semakin hot pula kedua kuli tersebut menyodokkan kont*lnya sampai.

"Tep, aku pengen entotin bo*lnya." kata kuli tersebut pada temannya yang memakai celana boxer ternyata bernama Atep.

"Iya, hajar aja Don" jawab Atep pada si Udon.

Udon melepaskan kont*lnya dari mulutku dan beranjak kearah pant*tku, pinggangku ditarik hingga aku menungging. Sementara kont*l Atep masih menyumbat mulutku.

"Shriieek..." celanaku dirobek dibagian pant*t kemudian lidahnya mulai menjilati lobang pant*tku dengan ludahnya.

"Ouch !" kini jarinya yang gede berbonggol, kapalan, masuk ke dalam lobang pant*tku, satu jari, dua jari, dan tiga jari keluar masuk melebarkan lobang pant*tku.

Aku menggeliat menggelijang akibat permainan jari udon dilobang pant*tku sementara kont*l Atep semakin dalam masuk melewati pangkal tenggorokanku. Jembutnya yang item tebal menggelitik lobang hidungku dan aroma jantan campur keringat dan bau kencing yang berasal dari selangkangannya menambah gairahku.

Tanpa menunggu lebih lama lagi kepala kont*l Udon yang gede kaya helm nazi itu mulai menerobos lobang pant*tku dan dilanjutkan dengan genjotannya yang semakin lama semakin buas bagaikan banteng jantan perkasa mengent*ti betinanya di iringi dengan desahan, erangan dan lenguhan kenikmatan yang tak terperikan.

"Sshhh... aahhhhh..."

Atep juga tak kalah binalnya menjambak rambutku dan mengentoti mulutku dengan kont*l kudanya.

"Plokkk... plokkk..." kecipak-kecipok suara kont*l basah keluar masuk mulut dan lobang pant*tku.

.
.
.
.
.
.
.
.

Cerita selengkapnya sudah tersedia di karyakarsa.

Link :

https://karyakarsa.com/jokooo69/para-kuli-kampung

com/jokooo69/para-kuli-kampung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yang berminat saja.




🌻🌻🌻

Bapak dan Desaku Yang IndahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang