Bagian 5

2.1K 50 0
                                    

"Hoaamm..."

Bangun tidur rasanya tubuhku benar-benar remuk, bukan itu saja pant*t ku juga rasanya sangat sakit dan perih.

"Aawww..."
Rasanya sungguh luar biasa saat ku pegang pant*tku.

"Kepriwe, sil*te esih perih?" (Gimana, pant*tnya masih perih?) tanya bapak yang tiba-tiba masuk ke kamar.

"Nggih, pak." (Iya, pak) jawabku sambil menahan perih.

Lalu bapak melepaskan celanaku dan nyes, bagian pant*tku tiba-tiba terasa dingin.

"Ben bapak obati disit." (Biar bapak obati dulu) sambil tangannya mengoleskan obat, yang tak ku tahu obat apa itu.

Tapi setelah bapak obati, pant*tku jadi agak mending dan perihnya berkurang.

"Piwe, wis mendingan?" (Gimana, udah mendingan?).

"Mpun pak, wis ora patia perih." (Udah pak, ga terlalu perih lagi).

Ditiupinya pant*t ku sama bapak, katanya biar cepet kering obatnya.

"Ibune nang ndi pak?" (Ibu kemana pak?) tanyaku.

"Mpasar jok." (Ke pasar jok).

Setelah cukup lama pant*tku di obati sama bapak, lalu aku disuruh pake celana lagi.

Saat bapak berdiri dan hendak keluar dari kamar, kulihat sarung bapak ada tonjolannya. Aku tahu pasti itu kont*l bapak yang bangun.

Setelah bapak keluar, aku pun menyusul bapak. Kulihat bapak sedang ngopi sambil merokok di dapur. Kudekati bapak dan duduk di sampingnya. Sambil tanganku memeluk lengan kekar bapak.

"Nganah adus disit." (Sana mandi dulu) perintah bapak.

Aku diam saja dan tangan kanan ku dengan pelan ku gerakan ke tonjolan di sarung bapak.

Dan hap, kini kont*l bapak kembali kupegang dari luar sarung. Uhh rasanya masih sama, hangat dan besar. Bapak lalu menoleh ke arahku tanpa berkata.

Kumainkan kont*l bapak naik turun dengan pelan, kuputar dan kukocok bergantian.

"Uuhhh..." kudengar bapak mulai melenguh.

Kont*lnya pun semakin tegak dan keras. Lalu aku turun dan berjongkok di depan bapak. Kumasukan kepala ku dari bawah sarungnya dan menuju ke kont*l bapak. Lalu kupegang kont*l bapak secara langsung dan ku kocok kembali. Kujilat lubang kencing bapak kemudian kepala kont*lnya.

"Mmmphhh..." bapak menggelinjang sambil melenguh kembali.

Kujilati dengan lahap kepala kont*l bapak lalu kulanjutkan menjilati batang kont*l bapak. Kurasakan jemb*t lebat bapak menyentuh hidungku saat aku menjilati pangkal kont*lnya. Tak ketinggalan pelernya aku jilat dan kusedot-sedot. Hal itu semakin membuat bapak menggelinjang hebat.

"Sshhh... aahhh.."

Aku yang gemas lalu memasukan kont*l bapak ke mulutku. Aku hisap kont*l bapak dengan kuat. Tak lupa pula lidahku sambil menjilati dari dalam.

Lenguhan dan desahan bapak semakin kuat. Hal itu membuatku semakin semangat menghisap kont*l bapak.

"Mmmphh... ssshhh aahhhh..."

"Sshhh... aahhh joko mmphh..."

Hisapan kupercepat pada kont*l bapak, kusedot dan kujilat seperti orang kesetanan. Aku sudah tergila-gila dengan kont*l bapak yang besar.

"Sluurrppp... slurrppp..."

Mulutku sampai pegal, tapi bapak belum juga muncrat. Lalu ku keluarkan tanganku dan kumainkan kedua puting susu bapak. Kupelintir dan kutarik-tarik putingnya.

Bapak dan Desaku Yang IndahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang