Chapter 4 : 9Bahrelway

852 89 46
                                    

Yoshi meletakkan bukunya di meja guru, lalu menatap anak - anak murid di hadapannya yang sedikit gaduh. Dia berdehem, yang menarik perhatian anak - anak muridnya. Kali ini, mata anak - anak kelas IX B tertuju ke arah Yoshi. Beberapa di antaranya terlihat bingung, tapi ada juga yang memasang tampang penasaran.

"Selamat pagi anak - anak!" sapa Yoshi, diiringi dengan senyuman mautnya.

Saat dia menyampaikan salamnya, Yoshi bisa melihat kalau beberapa murid sudah terkena jeratan pesonanya. Hal itu membuat senyumannya semakin melebar.

"Selamat pagi pak!" sahut anak - anak kelas IXB dengan serempak.

"Kalian semua semangat buat belajar?"

"Semangaaaaatttt!!!!!"

"Bagus! Kalian memang harus semangat, karena hari ini adalah hari pertama kalian kembali ke sekolah! Walau begitu, hari ini kita nggak bakalan belajar. Karena saya mau kenalan dulu sama kalian semua."

Yoshi mengambil sebuah spidol hitam yang ada di atas meja, lalu dia melangkah menuju ke arah papan tulis. Dia menuliskan namanya di papan berwarna putih itu, agar para murid bisa mengenalnya. Yoshi mencatat dalam kepalanya, kalau dia harus terbiasa untuk menulis di papan tulis, karena ini akan jadi rutinitasnya selama beberapa bulan ke depan.

"Nama saya Kiyoshirou Ikemasa, dan saya adalah guru pertukaran dari SMP San Rio. Saya akan menjadi guru IPS kalian selama sekitar tiga bulan ini dalam program pertukaran kali ini. Jadi, mohon kerjasamanya ya~" ujar Yoshi.

"Panggilannya apa pak?" tanya seorang anak laki - laki berkulit sawo matang dan berpostur tinggi.

Pandangan Yoshi kini tertuju pada si anak laki - laki. Kalau saja dia tidak mengenakan seragam SMP, maka Yoshi yakin dia bisa saja seorang murid dari akademi polisi. Karena tubuhnya tegap, dan kalau dikira - kira, tinggi tubuhnya hanya berbeda sedikit saja dari Yoshi.

"Panggil aja saya Pak Yoshi. Nah, kalau namamu sendiri siapa?" tanya Yoshi.

"Nama saya Raihan pak. Tapi biasanya dipanggil Rei. Saya ketua kelas di kelas IX B ini," jawab si anak.

Yoshi terkekeh mendengar jawaban si murid," Loh, kok nama panggilan kamu sama kayak adik saya ya?"

"Eh? Masa pak? Jangan - jangan saya adiknya bapak lagi?"

"Nah loh? Kok kamu di sini, Rei? Adik saya sudah kuliah loh, masa dia balik lagi ke SMP?"

Anak - anak kelas IX B tertawa mendengar candaan yang terlontar tadi. Yoshi juga tidak menyangka kalau anak muridnya menyambutnya dengan baik di kelas ini. Fakta itu membuat Yoshi merasa sedikit lebih baik karenanya.

"Pak! Adeknya bapak ganteng nggak?" tanya seorang anak perempuan berambut panjang yang ada di pojok depan sebelah kiri kelas.

"Kalau kakaknya ganteng, ya adiknya seharusnya ganteng juga sih," sahut Yoshi, lalu tersenyum.

Si anak perempuan tersipu saat dia merasakan tatapan Yoshi tertuju kepadanya. Temannya yang berambut bergelombang pendek yang ada di sebelahnya terlihat menyikutnya lalu membisikkan sesuatu kepada si anak perempuan. Beberapa anak perempuan lainnya juga pada berbisik.

"Oke, jadi ketua kelas di sini Rei ya? Nanti kalau ada apa - apa, biar ketua kelas yang bantu saya, oke?" kata Yoshi.

"Oke pak!" sahut Rei.

"Wah, sudah kelihatan nih si Rei aura kepemimpinannya. Sudah orangnya hitam manis, bodinya bagus, punya jiwa pemimpin pula. Fix, kalau nggak punya pacar, pasti banyak deh yang ngantri buat Rei!"

Si Rei mengembangkan sebuah senyuman lebar, yang langsung jadi ledekan teman - teman sekelasnya yang laki - laki. Para perempuan di kelasnya melirik Rei, entah dengan maksud apa.

The Detective 4 : A Scandal In BahrelwayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang