Di sepanjang perjalanan menuju kembali ke SMP 7, Delia dan Bu Risa terus menjepit Jamie. Walau keadaan mereka di dalam mobil, keduanya masih tidak bisa mempercayakan keadaan Jamie secara bebas. Anak ini masih muda, tapi dia sudah bisa mencelakakan hidup banyak orang. Jadi, mana bisa mereka lengah dan membiarkannya melakukan hal berbahaya lainnya.
Jamie sendiri hanya terdiam. Dia berusaha untuk terus memasang seringaian jahat di wajahnya, dengan tujuan agar orang lain gentar saat melihatnya. Tapi, tidak seorangpun dari mereka yang peduli akan seringaian itu. Selain itu, di wajah Jamie mulai terbentuk sebuah lebam yang indah, hasil mahakarya dari Azka.
"Huh, kukira Bu Amy adalah seorang pengecut! Rupanya dia berani juga ya melaporkan hal ini ke polisi? Permainan yang seru, sebenarnya," kata Jamie.
"Yah, tapi aku senang karena kau sudah kalah. Kau adalah anak yang menyusahkan, tahu. Nggak heran gurumu semuanya lelah mengurusi kamu," kata Bu Risa.
"Lagipula, siapa yang menyuruh mereka mengurusiku? Orang tuaku saja membebaskanku! Aku tidak butuh diurusi, karena aku bisa melakukan semuanya sendiri!"
"Seharusnya kau tidak sekolah sejak awal kalau memang kau tidak mau diurusi," sahut Delia.
"Setidaknya aku melakukan rencanaku sendirian. Tidak seperti kalian, yang memanfaatkan anak - anak ingusan. Orang semacam trio goblok itu kalian andalkan? Aku tidak yakin kalau kalian bisa dapat informasi soal aku."
"Siapa bilang? Justru kami bisa sejauh ini karena mereka. Mereka yang sudah merekam percakapanmu, mengintaimu, dan menyelidiki banyak hal yang berhubungan dengan kejahatanmu. Kau yang seharusnya disebut tidak becus. Memanfaatkan orang lain hanya dengan ketakutan mereka terhadap ancamanmu? Mengancam teman sekelas karena salah satu teman mereka keluar dari sekolah karena foto yang kau sebarkan? Jelas kau yang lebih buruk daripada kami. Kami profesional, karena kami tahu bagaimana caranya menyamar dan menangkap penjahat."
"Oh? Maksudmu Farah si kutu busuk itu? Ah, dia sudah pasti dilupakan oleh semua orang. Dia tidak berguna, tapi orang - orang selalu memperhatikannya! Dia tidak layak mendapatkan hal semacam itu! Dia memang pantas untuk mati!"
"Jadi kau menyasar Farah sebagai korban pertamamu karena dia merebut banyak perhatian, begitu? Bukan salahmu, kalau memang dia lebih menarik daripada kamu. Aku sudah melihat beberapa berita lama soal dia. Farah memang anak cantik, dan dia juga baik. Nilai akademisnya memang tidak seberapa, tapi dia pintar dalam membuat kerajinan. Benar - benar anak yang menawan. Sayang sekali karena kau sudah membunuhnya," kata Rendi.
"Sejak kapan kamu tahu soal Farah sampai sejauh itu, Ren?" tanya Arin.
"Ada seorang anak perempuan kelas IX A yang kehilangan gelangnya di jam pelajaranku. Aku membantunya untuk menemukan gelang itu, dan gelangnya adalah sebuah hasil kerajinan tangan. Aku menanyakan dari mana dia mendapatkannya. Rupanya itu berasal dari Farah. Anak perempuan itu tidak ingin kehilangan gelangnya karena itu adalah kenangan terakhir dari Farah. Setelahnya, dia menceritakan semua hal yang terjadi pada Farah."
"Wah, cerita yang menarik. Kenapa Sherlina tidak menceritakan soal Farah secara detil kepada kita ya?" tanya Pak Indra.
"Kata anak - anak kelas IX A, Sherlina dekat dengan Farah. Mereka berdua dulunya bertemu di taman kanak - kanak. Saat SD mereka berpisah, tapi di SMP mereka bertemu lagi. Sherlina mengerti semua kekurangan Farah, dan dia tahu semua hal soal foto yang menjadikan aib bagi Farah itu. Sherlina bukannya tidak mau menceritakan, tetapi dia hanya ingin temannya beristirahat dengan tenang."
"Huh? Kalian peduli pada anak bodoh seperti dia?! Kalian semua ini sama saja! Sama - sama bodoh! Manusia seperti dia tidak akan bisa bertahan lama di dunia yang keras ini! Dia memang pantas untuk mati!" seru Jamie.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Detective 4 : A Scandal In Bahrelway
Mystery / ThrillerFormasi baru EG Group kini sudah lengkap, dan inilah saatnya bagi satu kelompok penyidik ini untuk memperlihatkan kemampuan menyidik mereka yang dinaungi legenda dari pendahulunya. Di siang hari yang senggang, Hendra datang ke ruangan EG Group denga...