Noah menghela napas panjang saat ia dan Kai berpisah di depan apartemen. Malam itu, meskipun angin dingin menusuk kulit, ada kehangatan yang menjalar dalam hatinya. Noah memang terbiasa menjaga jarak dengan banyak orang, tapi dengan Kai, semuanya terasa berbeda. Omega itu membawa ketenangan yang sulit dijelaskan. Namun, ada sesuatu yang masih mengganjal pikirannya sejak tadi.
Saat Kai melambaikan tangan dan masuk ke gedung apartemennya, Noah merasakan lagi perasaan itu—perasaan yang ia coba abaikan. Ia merasa diawasi, seakan ada seseorang yang terus mengintainya dari kegelapan. Ia menoleh sejenak, matanya mencari-cari sosok yang tak tampak di antara bayang-bayang jalanan.
"Siapa di sana?" Noah bertanya dengan nada yang lebih rendah dari biasanya. Tak ada jawaban, hanya suara angin yang berdesir melewati pepohonan di sepanjang jalan. Merasa tidak ada apa-apa, Noah menggelengkan kepala dan melanjutkan langkahnya.
Namun, di balik kaca mobil yang gelap, Luca tersenyum samar, matanya tak pernah lepas dari sosok Noah. Dia menunggu saat yang tepat, ketika kecemburuannya sudah tak bisa lagi ditahan. Malam ini hanyalah permulaan dari rencana yang lebih besar. Ia tidak bisa terus mengawasi Noah dari kejauhan tanpa melakukan sesuatu.
Luca Donovan, seorang pria yang dikenal kejam dan dingin, biasanya tidak tergerak oleh emosi. Tapi kali ini berbeda. Obsesi terhadap Noah telah berkembang menjadi lebih dari sekadar keinginan untuk memiliki. Ia ingin mengendalikan Noah, memastikan bahwa Alpha itu hanya ada untuk dirinya.
Beberapa hari kemudian, Noah kembali ke kampus seperti biasa. Kehidupan sehari-harinya seakan berjalan normal, namun perasaan tidak nyaman terus mengintainya. Di setiap sudut, ia merasa ada sesuatu yang salah, seolah-olah setiap langkahnya diawasi. Dia bahkan mulai memeriksa cermin mobil saat berjalan, berharap perasaan itu hilang, namun selalu gagal menemukan sesuatu.
Di tengah aktivitas perkuliahan yang sibuk, telepon Noah berbunyi. Nama Kai muncul di layar, dan senyumnya mengembang. Namun, saat ia mengangkat telepon, suaranya terdengar tegang.
"Noah, aku tidak tahu apa yang terjadi, tapi aku merasa ada yang aneh," kata Kai dengan suara yang rendah. "Beberapa hari terakhir ini, aku merasa ada yang mengikuti aku."
Jantung Noah berdegup lebih cepat. Perasaan yang sama. Apakah ini hanya kebetulan, ataukah sesuatu yang lebih gelap sedang terjadi?
“Kau yakin? Apa kau melihat sesuatu?” tanya Noah, suaranya berusaha tetap tenang.
"Tidak, tapi perasaan ini tidak hilang... seperti ada seseorang yang selalu memperhatikan kita," jawab Kai.
Noah termenung sejenak. Pikiran tentang seseorang yang menguntit mereka berdua mulai memenuhi benaknya, dan bayangan sosok misterius yang terus mengawasi mereka semakin jelas.
Di tempat lain, Luca Donovan menonton dari kejauhan, rencana di kepalanya mulai terbentuk. Dia tahu bahwa waktunya sudah dekat. Kecemburuannya pada hubungan antara Noah dan Kai telah mencapai puncaknya. Jika Noah tidak bisa dia miliki secara sukarela, maka dia akan mengambilnya dengan paksa.
Malam itu, ketika Noah kembali ke apartemennya, sebuah pesan anonim muncul di ponselnya.
"Aku tahu siapa kau, Noah. Jangan abaikan peringatan ini. Omega itu tidak pantas untukmu."
Noah menatap pesan itu dengan kening berkerut, rasa tidak nyaman yang selama ini ia rasakan berubah menjadi ketakutan. Dia merasakan dinginnya obsesi yang mengintai di balik layar, dan tanpa dia sadari, cengkeraman Luca mulai mengencang.
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shadows of Obsession (BL)
Short StoryEnigma X Alpha Bayangan malam menutupi sudut-sudut kota yang sunyi. Langit di atas hitam pekat, tanpa bintang, seakan menyembunyikan dosa-dosa yang terjadi di bawahnya. Di balik jendela sebuah apartemen mewah, seorang pria berdiri diam, menatap deng...