Chapter 4

186 14 0
                                    

Setelah pertemuannya dengan pria misterius malam itu, Noah tidak bisa berhenti memikirkan sosok yang menghilang begitu saja dalam kegelapan. Pertanyaan demi pertanyaan terus memenuhi kepalanya, membuatnya sulit tidur dan bahkan semakin cemas saat hari berganti. Siapa pria itu? Dan bagaimana mungkin dia tahu tentang Kai?

Di tengah rasa gelisah itu, Noah memutuskan untuk tetap melanjutkan rutinitasnya, mencoba mengabaikan perasaan diawasi yang terus menghantuinya. Namun, semakin ia mencoba mengabaikannya, semakin sering ia merasa ada yang mengikutinya.

Sementara itu, di sebuah gedung rahasia yang tampak kokoh dan megah, Luca tengah memantau pergerakan Noah melalui layar monitor besar di ruang kerjanya. Di belakang layar, layar komputer menampilkan rekaman CCTV dari berbagai tempat yang pernah dikunjungi Noah. Luca telah menginstruksikan anak buahnya untuk memasang kamera tersembunyi di tempat-tempat yang sering didatangi Noah, memastikan setiap langkah pria itu selalu dalam pengawasannya.

Marco, tangan kanannya, memasuki ruangan dengan ekspresi serius. "Bos, kami berhasil mengumpulkan informasi tambahan tentang Kai," lapornya sambil menyerahkan sebuah berkas kepada Luca. "Omega itu terlihat sering bertemu dengan Noah, terutama di luar jam kuliah."

Luca mengambil berkas itu dan membacanya dengan teliti. Wajahnya tetap dingin, meskipun matanya menunjukkan sedikit kilatan emosi. "Aku ingin kau memastikan bahwa Omega itu tidak mendekati Noah lagi. Jika perlu, beri dia peringatan yang jelas."

Marco mengangguk. "Baik, bos. Akan saya pastikan tidak ada gangguan lagi."

Luca menutup berkas itu dengan gerakan pelan, lalu tatapannya kembali mengarah pada layar monitor di depannya. Dalam pengawasan diam-diam yang sudah berlangsung lama ini, Luca menyadari perasaannya pada Noah semakin dalam. Obsesi yang selama ini ia pendam perlahan berkembang menjadi sesuatu yang lebih kuat, lebih gelap, hingga tak bisa lagi dia kendalikan.

Namun, Noah tidak menyadari semua ini. Baginya, Luca hanyalah bayangan asing yang sesekali muncul dan menghilang, membawa ketakutan yang tak dapat ia jelaskan. Malam itu, ketika Noah kembali dari kampus, perasaannya kembali tak tenang. Ia merasa seperti ada yang mengikutinya sejak ia meninggalkan gedung kampus. Ia menoleh ke belakang, namun jalanan sepi dan gelap. Tidak ada tanda-tanda kehidupan, hanya keheningan yang membungkus malam.

Noah mempercepat langkahnya, berusaha tiba di apartemennya secepat mungkin. Namun, tepat ketika ia mencapai pintu apartemennya dan memasukkan kunci, sebuah suara terdengar dari arah belakang.

“Noah…”

Noah membeku. Suara itu bukan suara yang asing, meskipun ia tidak mengenal siapa pemiliknya. Dengan perlahan, ia berbalik dan melihat sosok pria yang berdiri beberapa langkah darinya, memandangnya dengan intensitas yang menakutkan.

"Noah, kita perlu bicara," kata pria itu, yang tak lain adalah Luca, meskipun Noah belum mengetahui identitasnya.

Noah menatap pria itu dengan waspada. "Siapa kau, dan apa maumu?" tanyanya tegas, berusaha menyembunyikan kegelisahannya.

Luca tersenyum tipis. "Aku hanya seseorang yang memperhatikanmu, Noah. Aku sudah lama berada di dekatmu, memastikan tidak ada yang melukaimu."

Tatapan Noah semakin bingung. "Memastikan? Aku tidak kenal siapa kau, dan aku tidak butuh perlindunganmu."

Luca tidak menghiraukan kata-kata Noah, seakan hal itu bukanlah hal penting baginya. "Omega yang kau pikir bisa membuatmu bahagia itu tidak sepadan denganmu. Jika kau tetap bersamanya, hanya akan ada kehancuran."

Mendengar itu, Noah merasa amarahnya naik. Siapa pria ini, yang merasa berhak mencampuri hidupnya? "Kau tidak punya hak untuk mengatur hidupku," jawab Noah dengan nada tegas. "Siapa pun kau, pergilah dan jangan pernah muncul lagi di depanku."

Namun, Luca hanya menatapnya tanpa ekspresi, seolah kata-kata itu tidak berdampak padanya. "Aku tidak bisa membiarkanmu berada dalam bahaya, Noah. Meski kau membenciku, aku akan tetap melindungimu—dengan caraku sendiri."

Sebelum Noah sempat merespons, Luca berbalik dan menghilang ke dalam kegelapan malam, meninggalkan Noah yang kebingungan dan marah. Setelah pria itu pergi, Noah segera masuk ke apartemennya dan menutup pintu rapat-rapat. Hatinya berdebar kencang, dan pikirannya dipenuhi berbagai pertanyaan. Namun, satu hal yang jelas: sosok pria misterius itu tidak akan berhenti begitu saja.






TBC.

Makasih udah baca, jangan lupa tekan bintang ya cintaa💋

Shadows of Obsession (BL) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang