Noah duduk di meja makan apartemennya, menatap layar ponselnya yang gelap. Pesan anonim yang diterimanya tadi malam masih menggema di pikirannya, seakan-akan kata-kata tersebut mengintai setiap langkahnya. Siapa yang bisa mengirimkan pesan seperti itu? Dan apa yang dimaksud dengan peringatan tentang Kai? Noah merasa semakin terperangkap dalam rasa takut dan ketidakpastian.
Namun, di sisi lain kota, Luca Donovan tidak merasakan keraguan sedikit pun. Dia duduk di kantornya yang mewah, di puncak sebuah gedung tinggi yang menampilkan pemandangan seluruh kota. Luca adalah seorang mafia yang paling ditakuti, memegang kendali atas dunia bawah tanah dengan tangan besi. Keberadaannya jarang diketahui publik, namun setiap orang yang memiliki keterlibatan dalam bisnis kelam tahu bahwa Luca Donovan adalah nama yang tidak boleh dilanggar.
Pekerjaan Luca sebagai pemimpin organisasi kriminal memberinya kekuatan yang besar—kekuasaan yang membuatnya dapat mengendalikan siapa saja yang ia inginkan. Namun, meskipun kekuasaannya tampak tak terbatas, ada satu hal yang tidak pernah berhasil ia kuasai: hati Noah.
Di hadapannya, layar komputer menampilkan berbagai informasi yang telah dia kumpulkan tentang Noah. Setiap langkah, setiap tempat yang dikunjungi Noah, semuanya telah ia pantau dengan detail. Bahkan, dari informan-informan yang bekerja untuknya, Luca tahu betul setiap interaksi yang Noah lakukan. Termasuk hubungannya dengan Kai.
"Omega itu semakin mendekatkan diri pada Noah," gumam Luca pelan, suaranya terdengar dingin. Tangannya bergerak di atas meja, menekan sebuah tombol yang memanggil bawahannya.
Seorang pria dengan tubuh besar dan ekspresi tegas masuk ke ruangan. Dia adalah Marco, tangan kanan Luca yang sudah lama bekerja di bawah komando mafia itu. "Bos, ada yang bisa saya bantu?" tanyanya dengan nada hormat.
Luca mengangkat pandangannya, tatapan matanya tajam. "Aku butuh kau mengawasi Kai lebih dekat. Aku ingin tahu setiap gerakannya, dan jika perlu, jauhkan dia dari Noah. Pastikan tidak ada yang terjadi antara mereka."
Marco mengangguk patuh. "Akan saya urus, bos."
Setelah Marco keluar dari ruangan, Luca kembali duduk dengan tenang. Senyum tipis muncul di bibirnya. Dia tahu waktunya hampir tiba. Dia sudah terlalu lama mengendalikan dirinya, namun perasaan cemburu yang semakin dalam membuatnya tak lagi bisa bertahan.
Sementara itu, di apartemennya, Noah masih memikirkan pesan misterius itu. Dia menghubungi Kai, memastikan bahwa Omega itu baik-baik saja, tetapi perasaan waspada tidak kunjung hilang. Noah berusaha mengabaikannya dan melanjutkan harinya seperti biasa, tetapi pikirannya terus-menerus kembali pada bayangan sosok yang terus mengawasinya. Ia tak pernah tahu siapa di balik bayang-bayang itu.
Di malam harinya, Noah memutuskan untuk berjalan-jalan keluar, berharap udara segar dapat membantunya menjernihkan pikiran. Ia mengenakan jaket tebal, memasukkan tangan ke dalam saku, dan melangkah keluar ke trotoar yang sepi. Saat ia berjalan tanpa arah, perasaan diawasi kembali muncul. Langkahnya melambat, dan kali ini ia yakin—ada seseorang yang mengikutinya.
"Noah..." Sebuah suara dalam kegelapan membuatnya berhenti. Noah menoleh, namun yang ia lihat hanya bayangan-bayangan gelap di sekitar. Ia mempercepat langkah, tetapi suara itu kembali terdengar, lebih dekat kali ini. "Noah, kau tidak bisa lari dariku."
Hati Noah berdegup kencang. Dia mempercepat langkahnya, tetapi suara itu terus memburu, seperti bayangan yang tak bisa dihindari. Hingga akhirnya, dari balik kegelapan, sosok pria tinggi dengan mantel hitam muncul, wajahnya tidak terlihat jelas dalam pencahayaan yang minim. Mata mereka bertemu, dan perasaan asing serta mencekam langsung merambat ke seluruh tubuh Noah.
"Siapa kau?" Noah bertanya, suaranya bergetar. Tubuhnya tegang, langkahnya mundur tanpa sadar. Pria di hadapannya hanya tersenyum samar, senyum yang penuh rahasia.
“Aku seseorang yang telah lama mengawasimu, Noah,” jawab pria itu dengan nada rendah, seolah semua waktu di dunia ada di tangannya.
Noah menatap pria itu dengan heran dan ketakutan. Dia tidak mengenali wajah itu, namun aura yang dipancarkan pria tersebut membuat Noah merasa seperti terperangkap. "Apa maumu?" tanyanya dengan tegas, meskipun ketakutan menyelubungi hatinya.
Pria itu melangkah maju dengan santai, tangannya tetap dimasukkan ke dalam saku mantelnya. "Aku hanya ingin memastikan kau tidak jatuh ke tangan yang salah," bisiknya. "Dan jika itu berarti aku harus melindungimu dari Omega yang kau kira bisa memberikan kebahagiaan, maka aku akan melakukannya."
Noah semakin kebingungan. Siapa pria ini? Dan bagaimana dia tahu tentang Kai? Namun, sebelum Noah sempat berbicara lagi, pria itu berbalik dan menghilang ke dalam kegelapan, meninggalkan Noah yang masih berdiri terpaku dengan pertanyaan-pertanyaan yang belum terjawab.
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shadows of Obsession (BL)
Short StoryEnigma X Alpha Bayangan malam menutupi sudut-sudut kota yang sunyi. Langit di atas hitam pekat, tanpa bintang, seakan menyembunyikan dosa-dosa yang terjadi di bawahnya. Di balik jendela sebuah apartemen mewah, seorang pria berdiri diam, menatap deng...