Setelah pertemuan terakhir dengan pria misterius itu, Noah semakin diliputi kegelisahan. Tatapan tajam dan kata-kata Luca terus terngiang di pikirannya, seolah ada sesuatu yang ingin diungkapkan tetapi hanya berupa teka-teki yang belum terpecahkan. Setiap langkah Noah terasa diawasi, dan setiap gerakannya selalu diikuti rasa tidak nyaman seakan-akan Luca ada di sana, mengamatinya.
Hubungannya dengan Kai semakin renggang. Noah tidak bisa menutupi kekecewaannya setiap kali Kai menghindar tanpa alasan jelas. Kai semakin jarang menemui Noah, dan jika pun mereka bertemu, ekspresi wajah Kai selalu penuh kecemasan, seolah dihantui oleh sesuatu yang membuatnya ketakutan.
"Noah… mungkin kita harus menjauh dulu untuk sementara," kata Kai pada suatu malam saat mereka bertemu secara singkat.
Noah memandang Kai dengan kekecewaan yang tak bisa ia sembunyikan. "Apa maksudmu, Kai? Kenapa tiba-tiba kamu menjauh? Apa ada sesuatu yang tidak kau ceritakan padaku?"
Kai menghela napas, matanya memandang Noah dengan perasaan bersalah. "Aku tidak bisa menjelaskan, tapi… seseorang memperingatkanku untuk tidak terlalu dekat denganmu. Aku takut, Noah. Aku tak ingin sesuatu yang buruk terjadi padamu karena keberadaanku."
Noah terdiam, merasa ada kekuatan besar yang sedang mencoba memisahkan mereka. “Kai, ini bukan salahmu. Aku tidak peduli dengan ancaman atau siapa pun yang mencoba menakutimu. Aku hanya ingin kita tetap bersama.”
Kai tersenyum lemah, lalu memegang tangan Noah untuk terakhir kalinya. “Aku juga ingin begitu, tapi ini lebih dari yang bisa aku kendalikan. Maafkan aku, Noah.” Kai melepas genggamannya dengan berat hati, kemudian berjalan pergi meninggalkan Noah dalam perasaan yang hancur.
Setelah kepergian Kai, Noah duduk di bangku taman, merasa kesepian dan semakin bingung. Dunia yang awalnya terasa begitu hangat kini perlahan berubah menjadi kelam dan menakutkan. Pikirannya berputar-putar memikirkan Luca, pria misterius yang terus membayanginya. Siapa sebenarnya dia, dan mengapa ia merasa seolah-olah hanya dialah yang memiliki hak atas Noah?
Di tengah kegundahannya, suara langkah kaki terdengar dari kejauhan. Noah mendongak dan melihat Luca berdiri tak jauh darinya, ekspresi wajahnya yang dingin berubah menjadi lebih lembut saat menatap Noah yang terlihat patah hati.
"Kau tidak perlu menangisinya, Noah," kata Luca sambil mendekat, suaranya penuh ketenangan yang memancing amarah Noah.
Noah berdiri, mencoba menahan diri untuk tidak meluapkan emosinya. "Kenapa kau selalu muncul di saat seperti ini? Kau tidak mengerti apa pun tentangku, jadi berhenti mencoba mendekatiku."
Namun, Luca tetap tenang. "Aku mengerti lebih dari yang kau kira, Noah. Kau tidak pantas untuk diperlakukan seperti itu oleh seorang Omega yang hanya bisa memberikan janji tanpa tindakan."
"Omega atau bukan, itu bukan urusanmu!" Noah membalas tajam. "Kau pikir kau siapa, mencoba mengontrol hidupku? Kau bahkan bukan seseorang yang kukenal."
Luca tersenyum kecil, mendekat hingga jarak di antara mereka sangat dekat. "Mungkin kau belum mengenalku sekarang, tapi kau akan mengenalku seiring waktu. Aku tidak akan meninggalkanmu, Noah, bahkan jika seluruh dunia menolak keberadaanku di sisimu."
Noah menatap Luca dengan ketidakpercayaan, merasa bahwa pria di hadapannya ini memiliki kekuatan yang mengerikan sekaligus memikat. "Aku tidak ingin kau di sini. Aku tidak perlu perlindungan dari seseorang seperti dirimu."
Luca menatap Noah dalam diam sejenak sebelum akhirnya mengangguk pelan. "Baiklah, aku akan memberimu waktu. Tapi ingat, aku ada di sini karena aku peduli padamu. Dan aku akan selalu di sini, bahkan jika kau menolak kehadiranku."
Luca melangkah mundur, memalingkan diri dan pergi meninggalkan Noah yang masih berdiri terpaku di tempat. Noah merasa marah sekaligus bingung, tak tahu apakah ancaman pria itu nyata atau sekadar pernyataan kosong. Namun, dalam hati kecilnya, Noah merasa ada sesuatu yang gelap namun menarik dari sosok Luca.
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shadows of Obsession (BL)
Short StoryEnigma X Alpha Bayangan malam menutupi sudut-sudut kota yang sunyi. Langit di atas hitam pekat, tanpa bintang, seakan menyembunyikan dosa-dosa yang terjadi di bawahnya. Di balik jendela sebuah apartemen mewah, seorang pria berdiri diam, menatap deng...