𝗣𝗲𝗿𝘁𝗲𝗻𝗴𝗮𝗵𝗮𝗻 𝗥𝗮𝗺𝗮𝗱𝗵𝗮𝗻 (𝟭𝟮)

16 5 2
                                    



𝗦𝗲𝗹𝗮𝗺𝗮𝘁 𝗺𝗲𝗺𝗯𝗮𝗰𝗮 𝗱𝗮𝗻 𝘀𝗲𝗺𝗼𝗴𝗮 𝘀𝘂𝗸𝗮 ((o(*>ω<*)o))

Di depan pondok, terdapat dua orang yang sedang membuka gerbang pondok, lalu menutup nya kembali, mereka sudah ada niatan setelah mengaji sore, mereka akan 𝘯𝘨𝘢𝘣𝘶𝘣𝘶𝘳𝘪𝘵 jalan jalan di depan pondok.

Karena memang suasana saat Ramadhan di sore hari, sangatlah menyejukkan, tapi tenggorokan nya saja yang belum sejuk, 𝘬𝘢𝘯 𝘣𝘦𝘭𝘶𝘮 𝘣𝘶𝘬𝘢 𝘱𝘶𝘢𝘴𝘢 𝘮𝘦𝘮𝘢𝘯𝘨.

Taufan berjalan pelan sambil menikmati udara sore hari, di samping nya terdapat Blaze yang sedang memainkan kaki nya, kadang jalan nya di hentak hentakkan, terkadang nendang nendang batu pula, dan sandal nya yang di lempar lempar lahh.

Taufan menggelengkan kepala nya pelan, ia lalu fokus mencari apa yang ingin dia makan saat buka puasa nanti.

Tak lama, perhatian Taufan mengarah ke seseorang yang berjualan 'tahu kress'

Taufan menarik pergelangan tangan Blaze, dan pergi menuju orang yang berjualan tadi.

"Mbk, beli tahu kres nya, eumm 5000." Taufan mengeluarkan uang sebanyak 10,000. Kemudian menatap Blaze yang berada di belakang nya. "Kau juga??" Blaze hanya mengangguk.

"Ini kak, uang nya tadi pas kan?" seorang penjual memberikan tahu itu kepada Taufan.

"Iya mbk, Terima kasih, ...ayo Blaze!" Taufan segera menerima makanan yang ia beli, dan segera menepuk pundak Blaze, anak nya hampir ketiduran kalo ga di pukul pundak nya tadi sama Taufan.

"Blaze, mau beli apa lagi?? Mumpung masih ada di sini." Taufan melirik ke arah Blaze yang ada di sampingnya.

"Hmm? Mmm, enak nya apa ya? Bingung aku." Blaze clingak clinguk menoleh ke kanan kiri, mencari makanan yang pas di perut nya.

"Terserah, cepetan juga, sekarang hampir maghrib." Taufan bersedekap dada–menunggu keputusan sang sahabat.

Blaze berjalan sedikit lagi, dan berhenti di penjual es Teh. Lalu, ia memesan dua es Teh, tentu nya untuk Taufan, Blaze anak baik lhoo.

"Ga usah Blaze, aku sudah titip ke Kak Hali tadi." Taufan menolak dengan lembut dari tawaran Blaze yang ingin membelikan Taufan es Teh.

"Ouh, oke.." Blaze segera memilih rasa yang ada di Teh tersebut, dan menunggu sambil duduk duduk di sebuah kursi yang memang sudah tersediankan untuk pembeli seperti mereka.







🔔🔔🔔








Ketika adzan maghrib berkumandang, di situlah Blaze dan Taufan mulai memegang gelas yang sudah berisikan air, lalu segera meminum nya. Karena, kalau adzan sudah berkumandang, harus segera atau menyegerakan membatalkan puasa, itu bisa mendapat pahala.

Jangan malah buka saat waktu Isya'! Itu malah makin dosa lho yaa!

𝘎𝘭𝘶𝘱... 𝘎𝘭𝘶𝘱... 𝘎𝘳𝘶𝘱...

"𝘈𝘭𝘩𝘢𝘮𝘥𝘶𝘭𝘪𝘭𝘭𝘢𝘩.. Segaarr...." Taufan menaruh gelas itu dengan hati hati, takutnya tumpah. Dan setelahnya mendapat nikmat, di sunnahkan untuk membaca 𝘩𝘢𝘮𝘥𝘢𝘭𝘢𝘩. Sunnah yaa, bukan wajib.

"Taufan! Es teh nya enak banget, cobain deh.." Blaze menyodorkan sebuah gelas yang berisi teh yang tadi sore ia beli.

"Emhh, enak!" mata Taufan mengkilap saat merasakan segar nya rasa es Teh itu yang dicampur dengan bubuk strawberry.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 28 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝙋𝙤𝙣𝙙𝙤𝙠 𝙋𝙚𝙨𝙖𝙣𝙩𝙧𝙚𝙣 𝘼𝙡 𝘼𝙢𝙞𝙣Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang