❄25❄ ~"Um, sakit"~

327 43 60
                                    

-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-

-

-

-

-

-

❄❄❄❄❄

Gara berlari memasuki Unit Kesehatan Kampus, membaringkan Crista di atas brankar.

Saat ini terlalu pagi, dokter kampus belum hadir. Gara berlari membuka lemari kaca dan mengambil kotak P3K untuk menangani luka Crista.

"Halo? Kamu bisa dengar suara kakak?" tanyanya sambil mengguncang sedikit bahu Crista.

Crista mengangguk, kesadarannya tidak benar-benar hilang, hanya saja kepalanya diserang rasa sakit yang luar biasa.

Gara mengambil kain steril dan menahan pendarahan pada kening Crista dengan teliti, setelah pendarahan berhenti, Razka datang dengan ekspresi cemas di wajahnya.

"Dokter mana?"

"Belum masuk" jawab Gara. "Tolong bawa air hangat ke sini, sekalian sama kain kasa trus perban juga. Stok udah habis," kata Gara sambil membuka ikatan rambut Crista.

Razka mengangguk dan pergi mengambil barang-barang yang Gara minta.

Ketika Gara sibuk menahan pendarahan, sekelompok anggota Komdis menerobos masuk.

"Gue denger ada MABA yang jatuh sampe kepalanya bocor? Serius? Mana? Mana?" tanya seorang pemuda tinggi berkulit eksotis ber-almamater khusus panitia. Dia memakai name-tag, di sana tertulis namanya 'Alvino Kenzio'.

"Parah nggak sih? Nggak sampe gegar otak, 'kan? Vin, telepon ambulan cepet!" seru pemuda gemuk dengan name-tag 'Rival Awrifal'.

"Nggak perlu, efek benturannya nggak sefatal itu," kata Gara sambil terus menekan luka dengan kain.

"Ini" Razka muncul meletakkan wadah berisi air hangat di samping meja. "Pendarahannya udah berhenti? Serius nggak?" tanyanya dengan cemas. Bagaimanapun, dia yang sudah memberikan hukuman sampai Crista jatuh dan terluka begini.

"Pendarahannya udah berhenti." Gara menepuk-nepuk ringan pipi Crista.
"Kamu masih sadar, 'kan? Jangan tidur"

Crista mengangguk.

"Bagus, bisa dengar suara kakak dengan jelas?"

Crista mengangguk lagi.

"Ada perasaan muntah?

Crista menggeleng.

Gara membuang kain bekas darah Crista ke dalam wadah kosong, lalu mengambil yang baru.
"Oke, kakak bakalan bersihin luka kamu. Tutup mata, jangan bergerak."

The Sunset Kisses Me Sweetly [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang