Di sebuah ruang kerja dengan atmosfer yang damai, Pak Prabowo duduk tenang, mengamati layar TV yang menampilkan rekaman-rekaman pencapaian Aruna. Cahaya dari layar memantulkan ekspresi fokus di wajahnya. Di layar, terlihat Aruna tampil anggun dalam kompetisi paduan suara internasional di Jepang pada 2013, dengan suaranya yang mengalun indah, menambah daya tarik dirinya yang elegan namun bersahaja.
Saat video berganti, terlihat Aruna di sebuah kejuaraan equestrian nasional pada 2011. Pak Prabowo mengangguk dengan senyum kecil, menghargai keberanian dan ketepatan yang dibutuhkan dalam olahraga berkuda ini. Rekaman lalu berganti ke aksi Aruna saat menjadi relawan untuk UNICEF, di mana dia menunjukkan kepeduliannya terhadap anak-anak di daerah yang sulit dijangkau. Ekspresi Pak Prabowo berubah ada rasa hormat yang muncul di matanya. "Dia punya hati yang besar," ujarnya pelan.
Tak lama setelah itu, Rajif, Rizky, dan Agung masuk dengan langkah tenang, tertarik dengan apa yang sedang diperhatikan oleh Pak Prabowo. Mereka saling bertukar pandang, lalu Rajif bertanya, "Pak, ada apa di sini? Sepertinya Bapak sedang fokus sekali."
Pak Prabowo tersenyum tipis sebelum menjawab, "Seseorang yang bisa menjadi bagian penting dalam tim kita. Namanya Aruna Sarasvati Amartya."
Mendengar nama itu, Rajif tampak teringat. "Aruna? Saya ingat pak, dia adalah teman saya dari SMA. Dia banyak berkontribusi di kegiatan sosial dan dikenal sangat berbakat," ujarnya, berusaha menjelaskan.
"Aruna? Siapa dia sebenarnya?" tanya Rizky, tampak penasaran.
Rajif tersenyum lebar, seolah menyimpan rahasia menarik. "Dia teman SMA saya. Aruna itu hebat. Kita sering ikut lomba berkuda bareng di waktu sekolah dulu."
Mendengar hal itu, ekspresi Pak Prabowo berubah. Dia menoleh ke arah Rajif dengan ketertarikan yang mendalam. "Jadi, kamu udah mengenalnya cukup lama, jif?" tanyanya, nada suaranya menunjukkan ketertarikan.
"Iya, Pak. Aruna selalu punya semangat yang tinggi. Dia bahkan pernah ikut kompetisi paduan suara internasional di Jepang. Suaranya sangat indah," jawab Rajif dengan bangga.
Pak Prabowo mengangguk, senyumnya semakin lebar. "Kalau begitu, kita tidak perlu ragu lagi. Dia sudah terbukti punya bakat dan dedikasi yang luar biasa. Mungkin kita bisa mengandalkan koneksi ini untuk mendekatinya. Kalian bisa ajak Teddy untuk mencari tahu tentang dia"
Agung yang sejak tadi mendengarkan menambahkan, "Memang kelihatannya dia punya potensi besar, Pak. Ini mungkin langkah tepat untuk melibatkan dia."
Rizky mengangguk setuju. "Kita bisa membuat acara untuk mengenalnya lebih baik dan melihat apakah dia bersedia bergabung dengan kita."
Pak Prabowo mengangguk, lalu memandang timnya dengan serius. "Kita harus meyakinkan Aruna bahwa kita tidak hanya mencari bakat, tetapi juga seseorang yang bisa membawa perubahan. Empati dan pengalamannya sangat berharga."
Rajif, yang kini merasa lebih terlibat, berinisiatif, "Pak, jika saya bisa menghubunginya, saya akan menjelaskan tentang kesempatan ini. Dengan hubungan kita di masa lalu, mungkin dia akan lebih terbuka untuk mendengarkan."
Pak Prabowo menatap Rajif dengan rasa hormat. "Itu ide yang bagus. Mari kita cari cara untuk mengundangnya ke sini dan melihat apakah dia bersedia bergabung. Bukan hanya untuk bakatnya, tetapi untuk dedikasinya yang sepertinya selaras dengan visi kita."
Dengan semangat baru, Rajif merasakan tanggung jawab untuk menjembatani pertemuan ini. Dia tahu bahwa mengenal Aruna dari dekat akan memberinya keuntungan dalam mendekati kesempatan ini. "Saya akan segera menghubungi Aruna dan mengatur pertemuan," ujarnya penuh keyakinan.
Pak Prabowo tersenyum puas, merasakan bahwa langkah ini adalah bagian dari perjalanan yang lebih besar untuk timnya. Dia berharap Aruna bisa menjadi aset berharga yang dapat membawa perspektif baru dalam proyek-proyek mendatang.
Dengan tekad yang bulat, Rajif bersiap untuk menghubungi Aruna, menyadari bahwa kesempatan ini bisa menjadi awal dari sesuatu yang luar biasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
woven fates | MT
FanfictionDi Jakarta yang sibuk, Aruna Sarasvati Amartya, seorang psikolog berbakat dengan catatan akademis yang luar biasa, ditunjuk sebagai salah satu posisi yang sangat tepat di bawah pimpinan presiden Prabowo Subianto. Terlepas dari prestasinya di bidang...