Setelah mengetahui seseorang telah lebih dulu membawa Sarada ke UKS, Boruto memutuskan untuk kembali ke kelasnya saja namun saat ia menaiki anak tangga menuju kelasnya ia bertemu dengan Iwabe.
"Bagaimana keadaannya?" Tanya Iwabe.
"Aku tidak tahu." Jawab Boruto ketus.
"Ini, berikan ini untuknya." Iwabe menyodorkan sebungkus roti dan satu susu kotak rasa vanilla.
"Untuk apa?" Boruto menatap apa yang disodorkan oleh Iwabe itu dengan tatapan bingung.
"Aku tidak tahu apa yang kau lakukan padanya tadi pagi, tapi aku adalah orang yang peka dan aku curiga kalau kau adalah penyebab kenapa Sarada seperti itu." Ujar Iwabe lalu menyerahkan secara paksa roti dan susu itu pada Boruto.
Boruto berdecak kesal, ia seharusnya senang kalau Sarada menderita namun entah kenapa rasanya Boruto kesal melihat lelaki tadi menggendong Sarada lalu membawanya ke UKS.
"Cepat kau kembali ke UKS. Aku pasti akan kena omel oleh Guru Shino jika ketahuan pergi ke kantin diam-diam di saat jam pelajaran berlangsung, padahal tadi aku izin pergi ke toilet." Iwabe lantas berlari terbirit-birit menuju kelasnya.
"Tapi, di sana ada—"
"Berikan saja itu padanya." Sela Iwabe cepat.
Boruto menatap roti dan susu di tangannya lalu bergegas pergi menuju UKS.
Setelah sampai di ruang UKS, lagi-lagi langkah Boruto terhenti hanya karena melihat sosok lelaki itu.
Lelaki itu terlihat tengah berbincang dengan Sarada yang telah sadar, bahkan mereka sesekali tertawa bersama, dan itu membuat rasa kebencian Boruto yang sudah lama ia pendam muncul kembali.
"Hubungi aku jika hidungmu mengeluarkan darah lagi ya." Ujar lelaki itu seraya mengusap puncak kepala Sarada.
Menyadari kehadiran Boruto, Sarada langsung bangun dan terduduk. "Boruto?" Panggilnya.
Lelaki itu sontak menatap ke mana tatapan Sarada tertuju, di sana ada Boruto yang tengah berdiri dengan tatapan penuh akan kebencian.
"Uzumaki Boruto?" Ucap lelaki itu seakan terkejut dengan keberadaan Boruto.
"Kenapa? Apa kau terkejut dengan kehadiranku disini..."
"... Kawaki?"
Boruto melangkahkan kakinya untuk mendekati Sarada dan lelaki bernama Kawaki itu.
"Ambil ini." Boruto memberikan roti dan susu kotak itu pada Sarada.
Jujur saja, Sarada masih merasa sangat kesal dan merasa sangat malu atas kejadian pagi tadi akibat ulah kurang ajar Boruto, bahkan rasa nyeri di bokong Sarada saja belum hilang.
"Kau siswa yang sibuk dan punya banyak urusan di sekolah ini bukan? Lalu kenapa kau tidak lekas pergi setelah membawa Sarada ke UKS?" Tanya Boruto menatap dingin wajah Kawaki.
"Bukan urusanmu." Sahut Kawaki yang juga membalas tatapan Boruto dengan serupa, mendengar itu gigi Boruto menggertak geram.
"Kau jatuh pingsan tadi, apa ada hal serius yang terjadi padamu?" Tanya Boruto seraya tangannya bergerak menyentuh kepala Sarada untuk mengecek luka goresan yang ada di kening Sarada akibat jatuh pingsan di lapangan tadi.
Apa yang dilakukan Boruto itu sontak mengundang tatapan penuh tanya dari Kawaki.
"Tidak ada hal serius, aku hanya pingsan akibat kelelahan." Jawab Sarada setelah menyingkirkan tangan Boruto yang menyentuh kepalanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Trapped : Boruto & Sarada
FanfictionSarada diberi kepercayaan penuh untuk mengawasi serta mengurus apa pun itu yang bersangkutan dengan Boruto. Bahkan mereka mulai tinggal satu atap! Berpura-pura menyukai Sarada lalu mencampakkannya adalah rencana Boruto untuk membuat Sarada membencin...