"Mendadak aku ingin makan ayam karaage."
"Tadi kau bilang ingin ramen?"
"Kapan aku menyuruhmu untuk memasak itu?"
"Tadi, aku bahkan baru selesai memasaknya."
"Sepertinya pendengaranmu bermasalah."
"Hah?"
"Cepat buatkan aku takoyaki saja."
"Bukankah tadi kau bilang ingin ayam karaage?"
"Oh ya? Apa aku baru saja mengatakannya?"
"Baiklah, aku akan buatkan takoyaki untukmu, Boruto."
"Aku bilang kan aku ingin makan ayam karaage, Sarada!"
"Kau membuatku pusing, Boruto."
"Tunggu dulu."
"Apa lagi?!"
Di luar hujan turun dengan sangat deras jadi Boruto tidak bisa mengajak Shikadai ataupun yang lain untuk menemaninya makan di luar, jadi Boruto memutuskan untuk tetap di rumah malam ini, dan tentu saja ia telah merencanakan rencana jahilnya untuk kembali mencoba membuat kesabaran Sarada habis.
"Sepertinya makan ramen di saat cuaca sedang hujan deras seperti ini akan terasa enak." Celetuk Boruto.
Sarada yang telah selesai mempersiapkan bahan-bahan untuk membuat takoyaki dan ayam karaage bersiap ingin menghadiahi kepala Boruto sebuah pukulan kuat menggunakan kepalan tangan saking kesalnya mendengar ucapan Boruto barusan.
"Kau mau aku adukan pada Ibuku karena telah memukul kepalaku di sekolah tadi?" Ancam Boruto sebelum Sarada berhasil memukul.
Sontak saja Sarada terdiam dan sukses mengurungkan niatnya untuk memukul Boruto.
Sarada takut jika Hinata akan marah besar padanya jika tahu kalau Sarada telah memukul kepala Boruto saat di sekolah tadi, "Baiklah, aku akan memasak apapun itu yang kau sebutkan tadi." Sahut Sarada pasrah.
"Tidak usah, kita makan ramen yang kau masak tadi saja." Tolak Boruto.
Sarada menghela nafasnya kasar. "Tapi katanya kau ingin makan takoyaki dan juga ayam karaage."
"Siapa yang bilang begitu?" Tanya Boruto.
Sarada memijat pelipisnya yang mulai berdenyut kencang saking pusingnya meladeni sikap Boruto yang seperti anak kecil, atau bahkan melebihi suasana hati para gadis yang tengah mengalami menstruasi. Sangat tidak jelas keinginannya.
"Ayo, aku akan membantumu untuk memasak takoyaki dan juga ayam karaage." Ujar Boruto seraya beranjak dari posisinya duduknya lalu mendekati Sarada.
"Memangnya kau bisa memasak?" Tanya Sarada meremehkan.
Boruto menoleh pada Sarada, "Apa kau baru saja meremehkan aku?" Tanyanya.
"Tidak juga, kau kan anak emas jadi aku pikir kedua orangtuamu sangat amat menyayangimu sampai kau tidak diperbolehkan untuk memasuki area dapur." Jawab Sarada.
Mendengar itu Boruto menempeleng kepala Sarada, "Berani sekali kau menghinaku seperti itu." Sahut Boruto tidak senang.
Sarada yang tidak ingin ribut dengan Boruto memilih lanjut menyiapkan adonan, sedangkan Boruto mempersiapkan alat memasak.
"Apa yang kau lakukan, Boruto?" Tanya Sarada.
Boruto menoleh pada Sarada dengan menautkan alisnya heran, "Apa lagi? Memanaskan minyak goreng." Jawabnya lalu kembali memperhatikan wajan yang telah diberi minyak.
"Apa minyak itu akan panas jika kau tidak menghidupkan kompor gasnya?" Sarada berusaha menahan tawa.
Pantas saja ada yang aneh saat Boruto menunggu minyak itu panas, ternyata Boruto lupa untuk menyalakan kompor karena sibuk menyiapkan bahan lain tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trapped : Boruto & Sarada
FanfictionSarada diberi kepercayaan penuh untuk mengawasi serta mengurus apa pun itu yang bersangkutan dengan Boruto. Bahkan mereka mulai tinggal satu atap! Berpura-pura menyukai Sarada lalu mencampakkannya adalah rencana Boruto untuk membuat Sarada membencin...