Chapter 13

576 46 23
                                    

Cidera yang dialami Boruto mulai membaik setiap harinya dan kini ia tidak perlu lagi menggunakan kursi roda, meski begitu Boruto tetap saja masih sedikit kesulitan berjalan dengan normal meski kondisinya sudah jauh lebih baik sekarang.

"Kau yang duduk." Ujar Sarada sembari memapah Boruto memasuki bus, namun saat mereka masuk di dalam bus itu hanya terdapat satu kursi yang kosong karena semuanya telah terisi oleh para penumpang.

"Tidak, kau saja yang duduk." Tolak Boruto.

Sarada menggeleng, "Tidak, kau saja." Sarada membantu Boruto agar berjalan menuju kursi kosong yang berada di belakang itu.

Sarada memilih untuk berdiri saja, toh tidak mungkin selama perjalanan mereka menuju ke sekolah Boruto harus berdiri dengan kondisinya yang belum benar-benar pulih dari cidera.

Selama di perjalanan menuju halte bus selanjutnya. Tubuh Sarada terhuyung kesana-kemari akibat guncangan, namun hal itu tidak sampai membuat Sarada terjungkal karena ia berpegangan dengan kuat.

"Kau yakin tidak mau duduk? Pemberhentian bus selanjutnya masih lama, aku bisa berdiri jika kau mau." Ujar Boruto tapi Sarada tidak menoleh ataupun merespon ucapan Boruto.

Kesimpulan yang Boruto ambil : Sarada masih marah padanya, namun anehnya Sarada masih tetap mempedulikan Boruto beberapa hari ini setelah kejadian rusaknya ponsel Sarada akibat ulah Boruto.

"Sarada." Boruto memanggil Sarada yang berdiri di hadapannya dengan suara sedikit lebih kuat.

"Aku tidak mau, kau saja yang duduk." Tolak Sarada dengan nada ketus.

"Dasar anak muda, selalu saja ribut tidak kenal tempat." Sahut pria tua yang duduk di samping Boruto.

Malu, itu yang Boruto rasakan. Dirinya menyesal karena telah memaksa Sarada untuk bertukar posisi, sedangkan gadis itu tetap saja menolak.

Setelah beberapa menit akhirnya Boruto dan Sarada sampai di sekolah, lagi-lagi Sarada kembali memapah Boruto menuju kelas mereka.

Peduli apa tentang tatapan mata para siswa siswi selama Boruto dan Sarada berjalan di koridor menuju kelas mereka, Sarada tampak tidak peduli.

"Kalau kau membutuhkan sesuatu bilang padaku." Ujar Sarada setelah Boruto duduk di kursinya, nada bicara Sarada masih sama. Ekspresi dingin dan acuh.

"Apa yang terjadi denganmu beberapa hari ini?" Tanya Inojin setelah mengguncang pelan lengan Boruto.

Boruto menggeleng pelan, "Hanya cidera ringan pada punggungku akibat terjatuh dari tangga." Jawab Boruto.

"Kalau itu aku tahu dari Iwabe. Tapi.. kalian terlihat semakin dekat saja setiap harinya." Inojin menatap Boruto dengan tatapan penuh selidik.

Boruto mengerenyit heran, "Kau sedang mencurigai aku apa?" Tanya Boruto sewot.

Inojin menggeleng cepat lantas membuka buku catatan Matematika miliknya, karena hari ini ada ulangan harian.

***

"Pasti nilaiku bagus." Ujar Iwabe bersemangat.

Dengan rasa malas gadis bernama Sumire itu melempar kertas hasil ujian itu kepada sang pemilik.

"Iwabe, 30,5." Ujar Sumire lalu menyunggingkan senyum mengejek pada Iwabe.

"Kemarin 30 dan sekarang 30,5? Apa hanya segitu kemajuanku?" Gerutu Iwabe meremas kepalanya pusing.

"Shikadai Nara, 95."

Melihat Iwabe yang seakan frustasi membuat Shikadai menepuk-nepuk bahu Iwabe kuat dengan senyuman mengejek. "Sudah, terima saja. Seharusnya kau banyak belajar Matematika bersama Metal Lee dan Denki." Ucapnya.

Trapped : Boruto & Sarada Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang