"Cho-cho, bukankah itu Shikadai? Apa yang tengah dilakukan olehnya?" Tanya Sarada saat dirinya dan Cho-cho tengah berjalan menuju kantin dan melewati koridor perpustakaan melihat sosok Shikadai.
Sarada melihat Shikadai dengan gerak-gerik yang sangat mencurigakan, Shikadai tampak tengah mengawasi situasi dengan melihat ke sekelilingnya lebih dulu sebelum mengintip ke dalam perpustakaan melalui ujung jendela.
Pandangan Cho-cho mengikuti ke mana arah mata Sarada tertuju, "Benar, itu Shikadai. Mungkin dia ingin melihat Yodo di dalam perpustakaan, Yodo kan sering berada di perpustakaan." Jawab Cho-cho.
"Yodo? Siapa dia?" Tanya Sarada penasaran.
"Gadis yang Shikadai sukai. Kalau kau ingin tahu siapa itu Yodo, ayo kita hampiri Shikadai saja." Cho-cho pun menarik tangan Sarada untuk menghampiri Shikadai.
"Yang kau lakukan ini sangat tidak gentlemen, Shikadai. Kalau Bibi Temari tahu kau bisa langsung ditampar." Ujar Cho-cho.
"Astaga! Kalian mengagetkan aku!" Shikadai mengelus-elus dadanya akibat terkejut akan kehadiran Sarada dan Cho-cho secara tiba-tiba di sampingnya.
"Kau sedang mengintip siapa sih?" Tanya Sarada yang lalu ikut mengintip di balik jendela perpustakaan.
Shikadai mendengus kesal karena kedatangan Sarada dan Cho-cho, mereka berdua malah mendorong-dorong Shikadai untuk menjauh demi melihat lebih leluasa ke dalam perpustakaan.
"Hei! Cho-cho! Sarada! Kenapa kalian malah ikut-ikutan mengintip? Minggir kalian!"
Kehadiran Sarada dan Cho-cho membuat Shikadai yang tengah mengagumi sosok Yodo secara diam-diam di dalam perpustakaan merasa terganggu.
"Itu gadis yang bernama Yodo. Cantik sekali bukan? Pantas saja Shikadai begitu menggilainya." Ujar Cho-cho memberitahu pada Sarada.
"Ah, jadi itu yang namanya Yodo, ternyata dia memang cantik sekali." Timpal Sarada berdecak kagum.
"Hei kalian! Menyingkir lah! Kalian menghalangiku untuk melihatnya!" Shikadai berusaha menarik Cho-cho dan Sarada menjauh, namun dorongan kuat dari Cho-cho membuat Shikadai tersungkur menjauh.
"Kawaki?"
"Sedang apa dia di situ?" Tanya Sarada saat melihat sosok Kawaki yang tengah menghampiri Yodo dan di tangan kanan Kawaki ada satu bungkus roti isi.
Kawaki kemudian memberikan roti isi itu pada Yodo.
Shikadai penasaran bukan main, ia lalu berusaha memaksakan dirinya berada di tengah-tengah antara Sarada dan Cho-cho, "Hah? Kawaki? Sedang apa dia menemui gadis ku?!" Tanya Shikadai tidak suka.
"Kau kenal dengan Kawaki?" Tanya Cho-cho pada Sarada.
Sarada menganggukkan kepalanya, "Tentu saja, dulu kami sekelas sewaktu SMP, dan sekarang dia menjabat sebagai Ketua OSIS di sekolah ini bukan?" Sahut Sarada.
Sarada, Cho-cho, dan Shikadai tidak bisa mendengar dengan jelas percakapan apa yang terjadi antara Yodo dan Kawaki, hanya saja mereka yakin kalau keduanya tengah membicarakan hal yang sepertinya sangat serius.
"Hei, Sarada. Apa kau setuju kalau Kawaki itu lelaki yang tampan?" Tanya Cho-cho.
"Ya kurasa." Jawab Sarada.
Sarada tidak bisa berbohong kalau dirinya memang mengagumi ketampanan Kawaki saat SMP dan Sarada tidak tahu apakah sekarang dirinya masih mengagumi sosok Kawaki atau tidak.
Kawaki tampan, pintar, baik hati, dan mendekati kata sempurna menurut Sarada. Itu yang membuat Sarada mengagumi sosok Kawaki saat masih SMP, namun saat itu Sarada berusaha memendam dan tidak mengutarakan perasaan kagumnya pada Kawaki.

KAMU SEDANG MEMBACA
Trapped : Boruto & Sarada
FanfictionSarada diberi kepercayaan penuh untuk mengawasi serta mengurus apa pun itu yang bersangkutan dengan Boruto. Bahkan mereka mulai tinggal satu atap! Berpura-pura menyukai Sarada lalu mencampakkannya adalah rencana Boruto untuk membuat Sarada membencin...