"BAB. 11"

12 3 1
                                    

Dia terus menangis sejadi-jadinya sampai sebuah tangan tiba-tiba mengangkat tubuh lalu mengguncangnya, "Kim Yoojung, sadarlah" suara Song-kang membuat tangisannya terjeda, di saat dia mendongakkan kepala. Dia terkejut melihat pria itu utuh dan tampak sehat tapi dengan wajah kebingungan menatapnya.

"Kau baik-baik saja? Sepertinya kau juga terpengaruh ilusi dari kabut hutan ini. Younghoon, Sejeong dan kak Eun-woo juga tapi mereka semua sudah sadar. Hanya kau yang sedari tadi menangis histeri sambil..." Yuna melirik Song-kang yang masih dengan wajah bingung tapi tampak khawatir itu.

Yuna lalu berdiri, menjauh dari mereka. Bergabung dengan Heechan yang masih berusaha menenangkan Younghoon.

Yoojung melanjutkan tangisannya lalu memeluk Songkang, "Syukurlah, aku sangat bersyukur semua itu hanyalah ilusi" tuturnya.

Mereka lalu berkumpul, duduk membentuk lingkaran. Mereka sibuk dengan pikiran masing-masing, Eun-woo menyelesaikan sesi penyembuhan mental pada Younghoon dan yoojung lalu duduk di samping Sejeong.

"Kenapa hanya kita yang berempat mengalami kejadian aneh seperti tadi?" Tanya Sejeong.

"Yuna, Heechan dan Song-kang termasuk anak yang hidup dari keluarga harmonis dan tidak memiliki jejak trauma serta obsesi yang melibatkan hati" cerita Eun-woo setelah membaca pikiran mereka dan menyimpulkan beberapa hal.

"Aa...aku pikir selama ini sudah merelakan adikku tapi ternyata aku masih menyalahkan diriku sendiri. Padahal orangtuaku sudah mengatakan kalau adikku memiliki penyakit dan itu bukan salahku karena saat itu tiba-tiba penyakitnya kambuh dan...."

"Dibandingkan apapun, aku tak ingin Doyeon menganggapku pembunuh" timpalnya lagi sembari memeluk lututnya.

"Kami juga tidak akan menganggapmu seperti itu" Yuna menghiburnya. Mereka yang dari study group itu sudah seperti keluarga dan saling mengetahui rahasia masing-masing. Semua punya cerita dan luka, tapi tak ada yang ingin mengungkit itu seolah-olah mereka membuka lembaran baru.

"Waktu kecil, Yoojung pernah di culik. Pria yang menolongnya tertembak, padahal dia punya kekuatan menyembuhkan namun dia terlalu takut dan tak sempat menolong pria itu. Wujud pria yang tertembak itu adalah bentuk obsesinya" Eun-woo menggantikan yoojung menceritakan trauma masa lalunya.

"Maksudmu aku bentuk obsesi yoojung, tapi kenapa?" Dia menunjuk dirinya lalu menatap yoojung yang menyembunyikan wajahnya di belakang Yuna.

"Dasar bodoh, bahkan petunjuk seperti itu tidak membuatmu sadar?" Cibir Heechan.

"Dia menyukaimu" ucap Sejeong ke inti-nya, pria seperti Song-kang tidak akan mengerti selain di beritahu secara langsung.

"Ah, kau menyuk..."

"APAA?" Pria itu sangat terkejut sampai berdiri dengan wajah tak bisa di artikan lagi.

"Dia benar-benar bodoh" Yuna mencercanya.

"Ta...tapi kau bahkan tak pernah ingin bicara denganku, sepanjang perjalanan ke sinipun. Aku hanya mengoceh sendiri dan kau..."

"Itulah salah satu ciri-ciri menyukai seseorang, tidak berani menatap dan gugup saat bersama dengannya" Heechan memberikannya ilmu, pria jomblo itu tampak lebih berpengalaman.

"Ooh, Daebak~" Song-kang malah takjub dan kembali duduk, dia cengengesan. Tak tahu harus menyikapi situasi itu, "Oh lalu bagaimana dengan kak Eun-woo dan Sejeong?" Dia segera mengalihkan pembicaraan.

"Tidak ada yang menarik" ucap Eun-woo.

"Eyy~ bagaimana dengan wujud obsesi kakak?" Heechan terlihat penasaran.

Eun-woo menunjuk Sejeong, "dia memeluk lalu menikamku" ucapnya santai.

Sejeong menunjuk dirinya dengan mata melotot, "hei, kau tidak salah mengenali orang. Mungkin saja dia wanita dari dunia sebelah itu" bisik Sejeong.

"School 2023"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang