"BAB 2"

33 4 1
                                    

Dia mengusap darah di ujung bibirnya lalu terkekeh, "Sial, aku lupa menghapus ingatannya..." Dia kembali ke tempatnya, berdiri seraya memandangi rumah berlantai dua yang ada di seberang jalan.

Tak lama kemudian, dia mendengar suara wanita bernyanyi dan langkahnya kian mendekat. Dia melangkah mundur, sembunyi di balik kegelapan disamping tiang yang lampunya padam.

Wanita yang masih mengenakan seragam sekolahnya itu asyik mendengarkan lagu di ponselnya, dia tak melihat jalan karena matanya terus tertuju pada layar segi empat di tangannya.

Angin berhembus, dari belakang menerpa rambut pendeknya. Huaaachimm~

Dia menghentikan langkahnya sembari menggosok hidungnya yang gatal, pandangannya tak sengaja menangkap sosok dalam kegelapan itu tapi Sejeong tak berani mengangkat kepalanya yang tertunduk.

"Aisshh~ kenapa hari ini banyak kesialan yang menghampiriku sih" dumelnya dalam hati.

Dia menutup matanya, mencoba mengumpulkan keberanian. "Berpura-puralah tak melihatnya, lagipula dia sedang bersembunyi jadi berarti dia tak ingin..." Dia mengangkat kepalanya bersamaan dengan lampu yang ada di ujung tiang di seberang sana menyala.

Deg~

Sedari tadi pria itu menatapnya, pun saat wujudnya terlihat dia tak berencana lari. Dia bukanlah orang yang berencana bersembunyi.

Mereka berdua terdiam menatap satu sama lain, "dia, bagaimana bisa dia sangat mirip dengan..."

"Hei, apa kau manusia? Sepertinya, kau terluka..." Celetukan Sejeong menyadarkan lamunannya.

" Celetukan Sejeong menyadarkan lamunannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Apa kau malaikat maut? Kenapa pakaianmu..." Sejeong yang berniat mendekatinya itu karena terpesona dengan wajah tampannya malah melangkah mundur, wajah tampan itu sangat langka sampai Sejeong yakin kalau di kota kecil itu tak mungkin ada manusia yang memiliki wujud sepertinya.

Mendengar itu, dia terkekeh kecil. "Kau bisa celaka kalau aku benar-benar malaikat maut"

"Keterlaluan, meski babak belur, dia tetap tampan" cibir Sejeong iri tak mendengarkan perkataan pria tadi karena hanyut dalam pikirannya sendiri.

"Lebih baik kau pulang, daerah ini cukup berbahaya. meskipun aku tinggal sendiri. Aku tak boleh membawa sembarang orang masuk ke rumahku"

"Lebih berbahaya lagi kalau kau menerima tawaranku untuk mengobati lukamu itu..." Saat Sejeong ingin membuka pagar, pria itu sudah berdiri dibelakangnya. "Aku akan menerima tawaranmu..." Bisiknya.

Sejeong berbalik dan langsung mendorongnya, "HEI, apa itu tadi? Ke...kenapa kau tiba-tiba sudah berdiri disini? Tadi kau disitu dan..."

"Aku boleh masuk atau tidak?" Eun-woo tak peduli dengan ocehan Sejeong seperti balas dendam karena Sejeong mengabaikan ucapannya tadi.

Sejeong membuka pagar, lalu mempersilahkannya masuk lebih dulu. Dia mengelus-elus dadanya. "Aku hampir kena serangan jantung..."

"Eh? Eh? Eh? Ke...kenapa aku mengizinkannya masuk yah? Apa aku terhipnotis wajah tampannya itu?"

"School 2023"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang