"BAB. 12"

22 2 1
                                    

"Kembalikan Sooyoung pada kami" teriak Sejeong menatap Wendy tajam.

"Oho, enak saja. Kau ingin membawa salah satu boneka ku secara cuma-cuma? Hei, tidak ada yang gratis di dunia ini" sahut Wendy menggema di ruangan yang sebelah kanannya sudah hancur.

"Apa yang kau inginkan?" Sejeong berjalan mendekatinya, "hm, bagaimana dengan bola mata mu itu. Aku suka tatapan tajam dan tak ada ketakutan di sana" dia hampir saja menusuk mata Sejeong dengan jarinya, kalau bukan Eun-woo yang menariknya menjauh.

Wendy tertawa, menyukai ekspresi khawatir di wajah pria itu. Dia tertegun sejenak seperti menerima pesan dari jarak jauh.

"Kau bisa membawa Sooyoung" Wendy terlihat tak suka dengan wajah cemberut membalikkan badannya.

Sejeong dan Eun-woo heran, kenapa wanita itu tidak jadi memeras mereka. Aneh, sesuatu telah terjadi tapi tak ada waktu untuk memikirkan itu. Dia segera membawa Sooyoung keluar dan bertemu teman-temannya. Dia pingsan setelah Sejeong memutuskan pengaruh Wendy padanya.

Yuna memeluk Sooyoung, "syukurlah kau kembali" dia menangis terharu dan kesenangan tapi itu tak berlangsung lama saat Younghoon mendapat kabar kalau mereka harus segera kembali karena Dabin dan Ye-eun telah di culik.

Sejeong mengepal tangannya geram, dia tak bisa menahan lagi kemarahannya pada antek-antek Mrs. Z itu. Dia menatap gedung di belakangnya.

"Brengsek, pantas saja dia dengan mudah melepas Sooyoung" teriak Sejeong.

"Sebenarnya apa yang terjadi, kenapa teman-temanmu itu tak bisa menjaga Dabin huh?" Sejeong kehilangan akal sehatnya dan malah melampiaskan amarahnya pada Yuna, Song-kang dan Younghoon.

"Sejeong-ah tenanglah, mereka juga pasti mengalami kesulitan" Heechan merasa cemas melihat Sejeong marah.

"Kesulitan huh? Kau pikir kita tidak mengalaminya juga, sial. dari awal harusnya ku cegah kalian untuk bergabung dengan mereka" dia mondar-mandir memikirkan jalan keluar sambil menggigit jarinya.

"Hei, tidakkah kau sedikit keterlaluan?" Young-hoon merasa kemarahan Sejeong pada mereka tidak masuk akal.

"Kenapa, kau ingin membela diri? Aku bahkan belum mendengar kata terimakasih dan malah mengetahui sahabatku di culik" oceh-nya.

"Hei tenangkan dirimu" Eun-woo menghadang Sejeong dan meremas ke dua lengannya, Sejeong menepis tangan itu. Dia menatapnya kesal, "apa kau juga akan membela mereka?"

"Bukan begitu, saat ini kau..."

"Padahal mereka saja tidak minta maaf karena menuduh mu Ian, kau sering terluka karena mencegah orang jahat itu mendekati mereka itu sebabnya kau selalu datang ke rumahku dengan keadaan babak belur kan?"

"Sejeong, cukup!" Bentak Eun-woo membuat mata Sejeong berkaca-kaca.

Dia menggigit bibirnya, bahkan tangan yang terkepal kuat itu sempat gemetar. "kau membentakku?"

Dia melangkah mundur, menjauhi Eun-woo dan juga teman-temannya. Lalu membuat area yang tidak bisa di lewati oleh mereka.

"Apa yang kau lakukan?" Eun-woo berusaha menghancurkan penghalang itu.

Sejeong menyeka air matanya, dia menoleh dengan wajah serius ke arah gedung terbengkalai itu. "Sekarang keluar dan berundinglah denganku"

Wendy muncul sambil bertepuk tangan memuji Sejeong yang menyadari keberadaannya. Tak lama kemudian wanita yang menculik Ye-eun dan Dabin juga muncul.

 Tak lama kemudian wanita yang menculik Ye-eun dan Dabin juga muncul

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 30 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

"School 2023"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang