kegilaan Leon

131 9 2
                                    

Mengguncang keras tubuh yang tertutup rapat oleh selimut, dari ujung kaki hingga ujung kepala itu tersebut. Leon merasa kini dunianya benar-benar hancur berkeping-keping  dan seakan menariknya kembali ke kegelapan yang dulu ia rasakan.

Kenapa lu harus ninggalin gue? Batin Leon dengan sesak yang mendalam.

Sedangkan seseorang yang tak jauh dari posisi Leon menahan tawanya.
"Ck! ternyata si tembok sudah bulol tingkat akut," lirih seseorang dengan tatapan mata yang sulit di jelaskan.

Kembali ke sisi Leon.

Dengan tangan bergetar Leon hendak membuka selimut yang menutupi seluruh tubuh Enzil.

Namun.........
"Leon!" Panggil seseorang dengan nafas memburu. Dan Leon dengan tatapan tak minat menatap sang pemanggilnya itu.

Tanpa menetralkan nafasnya orang itupun tiba-tiba memukul keras kepala Leon dengan botol minum yang dia bawa.

Leon hendak marah. Tapi terpotong oleh ucapan orang tersebut
"Lu selingkuh?" Tanya orang itu dengan tatapan tak percaya.
"Kalau Enzil tau,pasti dia bakal menjauh dan tutup hatinya buat lu selamanya." Beritahu orang tersebut tanpa menatap Leon yang sudah mengeluarkan aura tak sedap itu.

"Ck!santai bos. Lagian lu bukannya jenguk pacar lu malah nangisin cewe lain,"ujarnya dengan memutar bola matanya dengan malas.
"Hah?" Hanya itu respon yang mampu Leon berikan. Dan orang yang tadi mengetok kepala Leon dengan botol itu dibuat gemas hingga Ingin kembali mengetok kepala Leon lagi dan lebih keras.

"Makanya jangan fokus ngasih hukuman buat seseorang dengan cara kenikmatan." Ujarnya dengan tatapan malas.
"Orang mah di hukum dengan siksaan,lu malah nanem bibit lu!" Serunya seakan melupakan siapa lawan bicaranya.

"Lu mau juga?enak tau." Jawab Leon santai. Dan hal itu membuat orang tadinya hanya bercanda dibuat menganga tak percaya oleh jawaban sang atasan sekaligus sahabatnya itu.

"Apalagi kalau dia perawan beuh. Rasanya aaahhh ahhh," jawab Leon santai dengan di selingi desahan ringan. Dan berhasil membuat tawa mereka berdua menguar.

Tanpa mereka sadari. Seseorang mendengar itu semua dan pergi dengan air mata.

"Jadi,beneran Enzil gue masih ada?" Tanyanya dengan mata berbinar
"Iya,lagian siapa sih yang bilang Enzil udah metong?" Tanyanya penasaran
"Si Dario," jawab Leon dengan tangan mengepal dan tatapan menajam siap membunuh siapapun

"Ck!dasar anak itu. Lu juga sih?kenapa bukan ngasih hukuman seperti biasa malah mau meniduri cewe sialan yang udah bikin adek gue celaka?" Tanyanya balik dengan tatapan menantang.

Dengan menghela nafas panjang Leon menjawab dengan tenang.
"Emang kalian percaya gue bakal nidurin jalang itu? walaupun dia perawan sekalipun?" Tanya balik Leon. Dan sedangkan sang sahabatnya itu di buat sedikit ragu.  dan Leon yang paham akan hal itupun menjelaskan lebih detail agar kedepannya hubungan dia dan Enzil tak pernah terjadi kesalahpahaman.

"Gue sengaja melepas celana, dan saat jalang itu meminum obat perangsang gue bakal bikin tua Bangka itu memperkosa putri tirinya Sendiri." Ujar Leon mencoba sabar. Inget itu semua demi Enzil gadis kecilnya.

"Anj, ternyata otak lu lebih kejam dari yang gue kira!" Seru orang itu dengan nada bahagia.
"Mana mungkin gue nidurin jalang yang akan membuat gue kehilangan gadis yang sangat berarti di hidup gue itu!" Dengan sinis Leon menjawab.

••••••••••••••🦋🦋🦋🦋••••••••••••••••••

Sementara di tempat lain di penuhin dengan desahan sepasang insan berbeda gender dan umur.
"Eeeehhhh,faster Leon!"
"Kau sungguh nikmat sayang," desah seorang pria tua itu
"Ahh ahh ahh ahh,faster Leon lebib dalam!" Teriak gadis yang kini jadi wanita itu
"Kau sungguh sempit sayang!" Teriak pria itu dengan menggenjot brutal tubuh dibawahnya itu
"Aah ahh ahh ahh shhh.lebih dalam Leon!" Teriak sang wanita yang kini tengah mendesah keras.

•••••••••••••••🦋🦋🦋🦋•••••••••••••••••

Dengan senyum lebar Leon berjalan keruangan sang gadis di rawat. Dengan hati hati dan perasaan bahagia dia membuka pintu ruang rawat Enzil.

Begitu pintu terbuka senyum dan raut bahagia yang tadi terpatri kini sirnah terganti dengan kemarahan.
"Sialan!kemana lu pergi Nzil?!" Dengan emosi dia merogoh saku dan mengambil hpnya
"Temukan Enzil secepatnya atau kalian menanggung akibatnya!"dengan nafas memburu dia mencoba mengecek segala sudut di kamar itu. Namun hasilnya nihil.

Dengan emosi menggebu dia melempar segala barang dan tatapannya tak sengaja jatuh ke sebuah kertas yang tertimpa kertas itu.

"Sialan!kalau sampai ketemu ngga akan ada lagi kebebasan lagi babe!" Dengan tatapan berbahaya dia tersenyum miring.

"Lu kecewa? baiklah karna gue udah bikin lu kecewa, sebagai permintaan maafnya gimana dengan gue tanam binih di rahim lu babe!" Dengan otak yang meliar Leon menjadi tak sabar

Dengan menggenggam pecahan kaca Leon berujar
"Pergi sejauh yang kau bisa sayang!tapi saat ketemu,ucapkan selamat tinggal pada dunia luar sayang!" Dengan gila Leon tersenyum bak psikopat

Transmigrasi OBSESI CogilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang