06|Maaf Mengundang Senyuman

31 3 8
                                    

Setelah sekian lama akhirnya update lagi!!🎉💃😻

Ayo ramaikan dengan vote⭐ dan komen-komen kalian.

️Tandai kalau ada typo⚠️

😸HAPPY READING😸

"Percayalah,senyum tulusmu akan menjadi hadiah kecil yang paling berarti bagi orang lain.Mereka ikut merasakan kebahagian,kehangatan,kedamaian dan pengaharapan yang kau miliki,hanya dari senyumanmu."


Entah mengapa,hari senin selalu dinobatkan sebagai hari dengan kesakralannya.Hari itu juga membuat Wulan sangat kelihatan sibuk mempersiapkan diri untuk kembali bersekolah.Dirinya sibuk mencari topi dan dasi di sekitar kamarnya sambil terus memperhatikan jam yang terus berjalan.

"Dasi? Topi? Kenapa harus hilang,si? Aagghh!" sesal Wulan pada kedua benda keramat tersebut.Dirinya sudah yakin telah menyimpannya dengan benar.Tak mungkin kan,benda itu bisa berjalan sendiri.Tapi Wulan masih bersihkeras tak menghilangkannya.Dipikirnya dasi dan topi tersebut memiliki kaki yang pastinya dapat berpindah tempat.

Dicarinya di sekeliling kamar dan dirinya hampir saja putus asa saat itu.Untungnya Wulan dapat berhasil menemukan dan betapa leganya ia.Sebab,hari ini akan di adakan upacara bendera di sekolahnya.Sebagai siswa pindahan,ia tak ingin diawal masa perkenalannya mendapatkan pengalaman hukuman jika tidak lengkap membawa atribut sekolah. Ini sudah menjadi peraturan dan sebagai murid yang baik,Wulan harus mematuhinya.

Wulan segera beranjak keluar ketika melihat jarum pendek yang terus berjalan,mendekati angka 7 pada jam dinding. Dengan tergesa-gesa Wulan memakai sepatunya,mengambil tas lalu mengunci pintu rumahnya.Di tengah kesibukan pagi itu,Wulan bahkan lupa untuk sarapan pagi atau menyiapkan bekalnya.Dalam keadaan perut yang kosong,ia segera berlari ke jalanan untuk mencari angkutan kota yang akan membawanya menuju ke sekolah.

*******

Pagi itu akan diadakan upacara bedera,tepat di lapangan SMA Angkasa.Para siswa berlari menuju lapangan dengan mencari barisan kelas mereka masing-masing.

Terlihat barisan di ujung kanan,merupakan barisan yang di penuhi oleh siswa-siswa yang tidak memakai atribut lengkap.Mereka sengaja di pisahkan agar tidak mengganggu ke-estetikan murid-murid yang lain,yang dengan rapi memakai seragam mereka.

Barisan itu tidak lain dan tidak bukan adalah barisan yang selalu menjadi tempat Bintang bersama teman-temannya saat upacara bendera.Bukan tanpa sebab juga mereka memilih untuk selalu berada di barisan itu.

Sambil memandang seluruh siswa yang sedikit kepanasan karena terkena sinar matahari membuat Rizky tersenyum. "Lebih enakan di tempat ini kan? Kasihan mereka selalu kepanasan di situ" ungkapnya dengan ekspresi mengejek.

Barisan bagi anak-anak yang tidak memiliki atribut lengkap selalu berada di tempat yang teduh.Barisan itu berada tepat di bawah pohon besar,yang sudah pasti membuat mereka yang berada disitu tidak merasakan kepanasan,sekalipun mereka tidak memakai topi.

"Yoi,enakan kita dari pada mereka" sahut Seloka menjawab dengan menyengir bahagia di atas penderitaan orang lain.

Adit menghampiri lalu kemudian menepuk pelan pundak Seloka"Sama saja kali.Habis ini juga, kita pasti dapat hukuman tambahan dari Pak Silvester.Jadi tidak ada yang enak" tuturnya mengingatkan mereka.

"Paling tidak nih,kulit kita tidak terbakar karena matahari.Tahu saja kan, sekarang panasnya Ende itu seperti apa? Kalau terlalu berjemur,bisa jadi ikan kering!" sarkas Alvaro yang menambah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 28 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Langit Malam ItuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang