Sebelumnya..
Als yang melihat kerutan di dahi Nael pun terkekeh dan mengelus nya.
"Tidak usah berpikir terlalu keras."
"Bagaimana kalau kita me-
Sekarang....
"Bagaimana kalau kita membeli baju terlebih dahulu?" Als melanjutkan.
"Boleh."
"Ayo."
Mereka memasuki salah satu toko baju di sana. Saat masuk seorang pelayan wanita yang berjaga membungkuk hormat pada mereka.
Als menghiraukannya dan masuk. Menurunkan Nael dengan hati-hati dan membiarkan Nael melihat-lihat baju yang ingin ia beli.
Als mengikuti di belakang Nael sambil memperhatikan anaknya.
Nael memilih beberapa baju yang dia suka, Als juga memilih baju untuk anaknya, bahkan baju yang ia pilih lebih banyak daripada yang Nael pilih.
"Sudah?"
"Emm, itu kebanyakan." ucapnya sambil melihat bodyguard yang tangannya sudah penuh dengan tumpukan baju, memang tadi mereka ke sini dengan empat bodyguard. Lagipula tidak mungkin Als membiarkan Nael keluar tanpa pengawasan, walau ada dirinya.
Als yang mendengar itu menoleh ke arah baju yang mereka pilih dan kembali menatap Nael.
"Pilihlah sesukamu, sepertinya itu masih kurang. Ambil saja, tidak usah memikirkan uangnya." Katanya dengan nada sedikit sombong.
Nael yang mendengar itu merengut, tanpa sadar dia mengembungkan pipinya.
"Tidak usah sombong."
"Itu kenyataan, baby."
"Terserah."
Setelah mengucapkan itu dia kembali memilih lagi, kali ini celana dan sepatu.
Beberapa saat berlalu setelah membayar biaya, mereka keluar dari sana dan pergi untuk makan terlebih dahulu.
Pergi ke salah satu restoran dan memesan makanan di sana. Setelah duduk seorang pelayan wanita datang. Nael memandang tidak suka padanya, lihatlah itu apa dia berniat bekerja atau menjual diri... pakaian ketat yang terbuka di bagian atas. Make up tebalnya yang sangat errr.. menurut Nael.
"Selamat siang Tuan, ada yang bisa saya bantu?" Ucapnya mendayu sambil memajukan dirinya ke arah Als. Als yang melihat itu menatap datar, sang pelayan.
"Catat saja pesananku, kau pikir aku tertarik dengan dirimu." Ucapnya penuh penekanan.
Sementara pelayan itu mulai bergetar saat melihat tatapan datar Alastair.
'Sial kupikir dia bisa ku manfaatkan'
Pelayan itu menundukkan kepalanya sambil menahan malu dan amarahnya.
Nael yang melihat itu hanya mendengus, berani sekali pelayan itu ingin menggoda Daddynya.
Als mengalihkan pandangannya ke arah Nael.
"Apa yang ingin baby makan?" Tanyanya berubah lembut.
"Emm steak, kue coklat, tiramisu, dan matcha, minumannya susu chocolate."
Als terkekeh mendengar banyaknya kue yang di sebutkan oleh anak nya.
"Baiklah samakan saja tanpa kue dan minumannya teh hijau."
"Ba-baiklah mohon di-ditunggu sebentar." Pelayan itu terlihat sangat gugup saat mengatakannya tidak seperti tadi, keberaniannya sudah hilang.
Sambil menunggu Nael dan Als membicarakan beberapa hal, sampai makanan tiba. Saat akan mengambil steak miliknya Als lebih dulu mengambilnya dan memotong motongnya menjadi kecil dan menyerahkannya ke Nael.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTRUIST
Teen FictionDimulai dari Nael anak berumur 9 tahun, yang harus mengikuti orang asing untuk tinggal bersamanya karena keluarganya, yang ternyata keputusannya untuk meningggalkan mansion yang ia anggap sebagai neraka malam itu, mengubah hidupnya, hidupnya yang...