"Kau mungkin tak sadar, tapi senyummu memberiku alasan untuk tetap berdiri di dunia yang kejam ini.""Aku tidak selalu menunjukkan rasa sayang, tapi di sini, di tempat ini, aku akan selalu menjagamu."
~~~Memasuki kamarnya Nael pergi ke kamar mandi untuk segera membersihkan diri dab berendam selama beberapa saat, tidak lama. Untuk lukanya itu bukan apa-apa lagi pula wajahnya yang terluka di juga sudah mengobatinya tadi.
Selesai dengan kegiatannya dia keluar dan segera mengganti bajunya dengan piyama berwarna pu5ih dengan kotak kotak hitam.
Dirasa sudah bersih dia berjalan keluar kamar sambil membawa kotak obat ditangannya menuju kamar di sampingnya. Kamar Zephyr.
Memasukkan kata sandinya dan masuk kedalam. Pemandangan di depannya membuatnya diam.
Zephyr yang sudah tertidur di kasurnya dengan wajah pulasnya, dia tersenyum tipis.
Nael mendekat perlahan dan duduk di pinggir kasur, karena Zephyr tertidur di tengah tengah kasur.
Menyingkirkan beberapa helai rambut yang menutupi mata adiknya itu, Nael mulai membersihkan luka luka Zephyr dengan hati-hati, setelah selesai di wajah Nael mulai mengobati tangan Zephyr yang juga terluka dengan hati-hati agar tidak membangunkannya.
Selesai mengobati Zephyr, Nael memandang Zephyr beberapa saat dan mencium keningnya.
"Selamat malam."
Mengelus kepalanya dan pergi dari sana membawa kembali kotak obat yang ia bawa.
Zephyr samar samar mendengar suaranya dan tersenyum tipis.
~~~
Tidak semua waktu mereka habiskan untuk latihan. Nael tahu bahwa Zephyr membutuhkan waktu unutk bersenang-senang. Maka, kadang mereka pergi ke danau dan taman yang ada di mansion unutk bersantai sambil makan disana, Zephyr juga kadang memancing disana saat mereka pergi disana.
Seperti hari ini, Nael membawa Zephyr ke taman kecil di samping rumah. Taman itu penuh dengan bunga liar yang bermekaran, dan di tengahnya ada kolam kecil yang airnya jernih. Zephyr terkejut, tidak menyangka bahwa tempat seindah ini ada di dekat rumah Nael.
Biasanya mereka akan pergi ketaman yang berada di kanan mansion, dan taman ini yang ada di sebelah kiri mansion. "Ini... indah," katanya dengan mata berbinar.
Nael hanya mengangguk, duduk di tepi kolam sambil mengamati ikan-ikan kecil yang berenang. Zephyr melihat senyuman tipis di wajah Nael, meskipun hanya berlangsung sekejap. Hati Zephyr berdebar. Mungkin, di balik sikap dingin itu, Nael juga merasakan kebahagiaan.
Mereka juga pergi ke danau di malam hari, melihat bintang-bintang yang berkilauan di langit. Nael, yang biasanya tidak suka berbicara banyak, sesekali menceritakan kisah-kisah tentang rasi bintang kepada Zephyr, dengan Zephyr yang ada tiduran di pahanya, karena dia meluruskan kakinya.
Suaranya yang tenang membuat Zephyr merasa nyaman. Di momen-momen seperti ini, Zephyr merasa bahwa mereka bukan hanya teman, tetapi saudara yang saling melengkapi.
Nael mulai berubah. Tatapan matanya yang dulu tajam kini menjadi lebih sayu. Dia masih pendiam, tetapi ada kehangatan yang mulai muncul dalam dirinya. Zephyr merasa bahwa Nael mulai membuka hatinya, meskipun perlahan. Mereka mulai berbagi tawa, meski itu hanya tawa kecil yang langka.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTRUIST
Teen FictionDimulai dari Nael anak berumur 9 tahun, yang harus mengikuti orang asing untuk tinggal bersamanya karena keluarganya, yang ternyata keputusannya untuk meningggalkan mansion yang ia anggap sebagai neraka malam itu, mengubah hidupnya, hidupnya yang...