•
•
•Mulai hari itu Nael selalu latihan hampir setiap hari, menurutnya latihan menggunakan senjata sangat menyenangkan, walau begitu dia tetap latihan bela diri. Kemampuannya berkembang pesat selama beberapa bulan ini. Dan yang terpenting dia melakukan ini karena keinginannya sendiri, tidak seperti dulu yang selauu dipaksa melakukannya.
Jangan lupakan Als yang tentu mengatur jadwalnya agar Nael tidak lelah dan masih bisa meluangkan waktu bersama.
Nael akan belajar materi pelajaran sekolah selama tiga jam dan selebihnya dia bebas melakukan apapun asalkan izin dulu pada Als. Setelah belajar pasti Nael akan berlatih atas keinginannya,di ruang latihan belakang mansion, Als membuatnya karena tidak ingin Nael bolak-balik pergi ke markas, dan dia akan ke markas beberapa kali dalam seminggu.
Tentu itu juga memiliki batas, dia tidak boleh menunda makan siangnya, dan hanya boleh berlatih paling lama sampai jam lima. Mulai bulan lalu, Als mendatangkan guru untuk Nael berlatih yang juga adalah orang kepercayaan ya, karena dia tidak bisa terus melatih Nael setiap hari.
Nael hanya menurut, hubungannya dengan Als juga semakin erat, dia akan banyak bicara hanya pada Als.
•••
Sekarang mereka berencana berlibur ke pantai. Nael sedikit menunjukkan rasa antusias saat mendengar rencana liburan ke pantai. Senyum tipis yang muncul di wajahnya membuat Als tahu bahwa Nael menyukainya.
Mereka berdua memutuskan untuk pergi pagi-pagi sekali agar bisa menikmati sunrise. Als sengaja memilih pantai yang sepi, jauh dari keramaian, agar Nael bisa bersantai tanpa gangguan. Setibanya di sana, Nael langsung duduk di tepi pantai, membiarkan kakinya tersentuh air laut yang dingin.
Nael menoleh kebelakang dan melihat Daddy nya yang masih jauh.
"DADDY, CEPATLAH!"
Mendengar itu Als tersenyum, dia mempercepat langkahnya dan mendekati putranya yang tersenyum tipis ke arahnya.
Duduk di sebelah putranya dan memindahkan ya ke pangkuannya.
Walau berlatih setiap hari tubuh Nael itu tetap kecil, padahal dia makan banyak, ya mau bagaimana, lemaknya berada di pipi semua, pipinya sangat tembam sekarang.
Mencium seluruh rambut putranya dan memeluknya semakin erat saat merasakan wangi vanilla yang keluar dari sana.
"Nana suka?"
"Emm....ini sangat indah." ucapnya terus melihat Pemandangan matahari yang mulai terbit di sana sambil menikmati elusan di kepalanya.
"Ah, iya, bagaimana, apa semua baik baik saja, apa perlu Daddy mengurangi jam belajarmu?"
"Tidak....ini sudah pas, dan Nana juga nyaman."
Als tersenyum mendengar itu.
"Lalu bagaimana latihamu, apa Jaxon melatihmu dengan baik?"
Jaxon Wren, guru Nael yang melatih nya bermain senjata.
"Emm...Paman Jax melatihku dengan baik, bela diri ku juga sudah meningkat pesat."
"Itu bagus, putra Daddy memang pintar." ucap Als sambil terus memeluk anaknya.
"Daddy..."
"Hm, kenapa, apa butuh sesuatu?"
"Kenapa Daddy peduli padaku?" Ucapnya sambil melihat ke arah Als
"Peduli itu bukan soal darah atau keturunan, Nael. Daddy peduli padamu karena kamu adalah anakku, di hatiku dan di hidupku, apapun yang terjadi. Aku sayang padamu lebih dari apapun. Kamu memberi alasan Daddy untuk tetap hidup, Kita tidak butuh darah yang sama untuk merasakan ikatan ini. Daddy akan selalu ada untukmu, sama seperti seorang ayah pada anaknya."
Nael yang mendengar itu tidak bisa menahan senyumnya, sekarang dia bisa merasakan kalau dia benar-benar berharga dan diterima.
Berbalik menghadap sang Daddy, dan tersenyum hangat, "Terimakasih, Daddy."
Als terdiam sesaat melihat senyuman itu, dia juga ikut tersenyum. Als berpikir dalam hati kalau semua yang dia lakukan untuk Nael tidak sia-sia, akhirnya dia bisa melihat senyum itu, dan dia akan selalu menjaganya.
"Apapun untuk putra Daddy, selalulah tersenyum."
Nael mengangguk pelan mendengar itu.
Dia menyandatkan tubuhnya pada dada Als dan menymankan diri di sana, sambil melihat matahari yang sudah terbit.Mereka duduk di tepi sampai pukul 6 dan pergi ke restoran di dekat sana untuk makan pagi.
•••
Setelah dari pantai ayah dan anak itu sekarang berada di Dufan untuk bermain tentu saja, mereka mencoba semua hal di sana, dimulai dari Kora-Kora, Hysteria, Roller coaster,
Arung Jeram, dan terakhir Bianglala.Nael terlihat tersenyum sepanjang bermain, melihat itu tentu mebuat Als senang. Saat ini mereka sedang menaiki Bianglala dengan Nael yang terlihat antusias melihat ke bawah, wajah yang biasanya tenang itu kini menunjukkan binarnya.
"Daddy lihat, pemandangan dari atas sini sangat indah!"
Als yang mendengar itu terkekeh.
"Benarkah?"
"Emm ini sangat indah lihatlah, Dad."
ucapnya sambil memandang bibar Pemandangan di hadapannya."Khekhekhe...baiklah." (suara kekehan gitu bukan sih)
Mengambil Hanphone di sakunya, dan mengambil foto yang jarang bisa dia ambil, senuk Nael. Ya memang dia sudah memiliki beberapa foto saat Nael tersenyum, tapi ya tidak apa kan. Als memang selalu mengambil foto di setiap momennya bersama Als sebagai kenangan.
Memfokuskan kamerannya pada sosok dihadapanya, sangat indah, rambutnya yang sedikit panjang tergerai terbang terbawa angin, dengan binar di mata birunya dan senyum di wajahnya, mulutnya sedikit terbuka takjub dan pipinya yang tembam memerah karena malam yang dingin, sangat kontras dengan kulitnya yang sangat putih pucat.
Saat sudah waktu makan siang mereka pergi lagi ke restoran di sana untuk makan. Menghabiskan waktu dari siang sampai sore di sana.
•••
Mereka pergi ke Taman Lampion Malam Hari nya. Nael sangat menikmati berbagai makanan dari banyak stand makanan disana.
Sekarang dia sedang memakan makanan kesukaanya apalagi kalau bukan kue.
Duduk di bangku yang disediakan di sana dengan Als yang selalu berada di sampingnya, mengawasinya.
Als yang berada di samping Nael tersenyum gemas saat melihat wajah Nael yang sangat menggemaskan, saat makan, pipinya yang terus bergerak mengikuti mulutnya yang terus bergerak.
"Pelan pelan saja, tidak akan ada yang merebutnya."
Menoleh ke arah Als dan menganggukkan kepalanya.
"Emm ini sangat enak."
"Hahaha....habiskanlah." ucapnya sambil tertawa kecil.
Akhirnya pada hari itu mereka habiskan dengan bersenang senang bersama....
•••
Segitu dulu... typo tandain JANGAN LUPA VOTE SAMA KOMENNYA BIAR SEMANGAT NULISNYA.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTRUIST
Teen FictionDimulai dari Nael anak berumur 9 tahun, yang harus mengikuti orang asing untuk tinggal bersamanya karena keluarganya, yang ternyata keputusannya untuk meningggalkan mansion yang ia anggap sebagai neraka malam itu, mengubah hidupnya, hidupnya yang...