"Kadang tak semua orang perlu mengerti jalan yang kau pilih."
~~~
Bocah itu merapatkan dirinya ke dinding gua, merasa sedikit lebih nyaman. "Aku Zephyr," ucapnya singkat, suaranya pelan. "Zephyr Orion Kaelan Navyaantara... "
Hari semakin gelap. Di dalam gua yang gelap dan hanya diterangi oleh cahaya samar dari bulan yang tembus melalui celah-celah, Nael dan Zephyr duduk di atas tanah yang dingin. Nafas mereka masih terengah setelah melarikan diri dari musuh. Zephyr, bocah yang baru Nael temui, tampak ketakutan, tapi rasa penasaran di matanya tidak bisa disembunyikan.
Nael, yang biasanya tidak banyak bicara, melirik Zephyr yang menunduk sambil memegang lututnya. Sakit yang dirasakannya dari luka-luka di tubuhnya tidak menghentikannya untuk tetap berjaga.
"Kemari."
Zephyr memandangnya yang baru saja berbicara.
"Untuk?"
"Cepat." Kali ini ucapannya menjadi lebih dingin.
Zephyr perlahan duduk di depan Nael.
Mengeluarkan kasa dan cauran antiseptik dari sakunya dan mulai membersihkan luka yang berada di tubuh nya. Tanpa menunggu izin, dia menuangkan cairan itu ke luka Zephyr. Hanya wajah, tangan dan kaki saja"Arghhh!" Zephyr terkejut, merintih kesakitan.
Nael hanya meliriknya. "Sakit sedikit lebih baik daripada infeksi."
"Kenapa kau membantuku?" tanya Zephyr lagi, kali ini suaranya lebih lembut, dia memperhatikan orang yang telah membantu nya itu yang sedang membersihkan lukanya.
Nael mengusap luka dengan kain bersih, tampak fokus pada tugasnya. "Karena kau terluka. Sudah selesai?"
Zephyr mengangguk, meski masih merasa ragu. "Tapi... aku tidak mengerti. Kenapa kau peduli? Orang-orang selalu bilang aku tidak berarti..." ucapnya sendu melihat tangannya yang sudah terbalu kasa.
Nael menatap wajah Zephyr dan mulai membersihkan luka di wajahnya setelah selesai dengan tangnnya
"Kau penting. Setiap orang punya arti. Bahkan jika kau tidak melihatnya, setiap orang akan berarti di mata orang yang tepat dan menyayanginya."
Setelah mengatakan itu pandangan nya kosong, dingin, seperti tak ada emosi yang ingin dia tunjukkan, ingatannya kembali saat dulu sebelum dia bertemu dengan Als. Namun setelah beberapa saat, dia akhirnya bicara lagi. "Dan Aku tidak seperti orang lain, Kau layak dilindungi."
Zephyr terdiam, menatap Nael dengan rasa penasaran yang semakin dalam. Ada sesuatu tentang Nael yang membuatnya merasa aman, meski dia tak sepenuhnya mengerti kenapa.
Meskipun tak banyak bicara, dia memahami perasaan itu, perasaan ditinggalkan, tidak dihargai.
"Sudah. Sekarang tidurlah." Menyenderkan dirinya di dinding gua dan mulai menutup matanya.
"Tapi...lukamu belum di obati." Zephyr berucap dengan ragu.
"Tidak apa apa."
Zephyr yang mendengar itu menatap Nael dengan tidak percaya.
"Bukankah kau sendiri yang bilang lebih baik di obati."
"Itu dirimu, lagipula kasa ku sudah habis." Ucapnya sambil melihat memejamkan mata.
Zephyr melihat ke arah lukanya yang sudah dibalut dengan kasa.
"Maaf."
"Untuk? Aku yang ingin mengobatimu, tidak perlu meminta maaf."
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTRUIST
Genç KurguDimulai dari Nael anak berumur 9 tahun, yang harus mengikuti orang asing untuk tinggal bersamanya karena keluarganya, yang ternyata keputusannya untuk meningggalkan mansion yang ia anggap sebagai neraka malam itu, mengubah hidupnya, hidupnya yang...