11. Kembali?

104 17 0
                                    

"Aku pernah merasa seperti angin yang berhembus tanpa arah, namun kini ada tempat yang membuatku merasa di rumah."

"Dalam pelukan yang lembut, aku menemukan bagian dari diriku yang selama ini hilang."

~~~

"Apa kau tuli, bocah?!!" teriak salah satu dari mereka, sambil mengangkat pistolnya.

"SERANG MEREKA!"

Lebih dari dua puluh musuh langsung menyerbu ke arah Nael dan Zephyr, suara langkah kaki mereka menggema di antara pepohonan. Nael berdiri tegak, matanya dengan cepat menilai situasi. Zephyr berada di belakangnya, terlihat ketakutan, tapi Nael tetap tenang, memastikan bahwa Zephyr aman. Musuh-musuh terus mendekat dengan senjata yang merekabawa.

Nael melangkah maju, dengan gerakan cepat, dia melompat ke depan, mengayunkan belati nya dan menebasnya. Belati kecilnya dengan tepat mengenai sisi leher musuh, menjatuhkannya dalam sekejap Dengan gerakan cepat, dia terus bergerak lincah, menghindari serangan dan membalas dengan tebasan yang mematikan.

Setiap pukulan dan tembakan yang diarahkan padanya dibalas dengan serangan balik. Lima orang pertama jatuh dalam hitungan detik.

Namun, jumlah musuh masih terlalu banyak. Nael mulai merasakan tubuhnya melemah, dan saat salah satu musuh menyerang dari samping, luka lama di sisi tubuhnya, yang belum sepenuhnya sembuh, terbuka lagi.

Suara tembakan dan logam yang bergesekan menjadi musik pada siang hari ini.

Rasa sakit yang tajam menghantamnya. Darah mulai mengalir dari lukanya, tapi dia tetap berdiri tegak, meskipun setiap gerakannya terasa semakin berat.

Luka itu tidak hanya mengganggu pergerakannya, tapi juga membuat setiap serangannya terasa lebih lambat. Nael tetap bertarung, menebas dan menangkis serangan. Dia berhasil menjatuhkan beberapa, sebelum akhirnya satu pukulan keras mendarat di punggungnya, membuatnya terhuyung ke depan.

Dengan langkah cepat dia berdiri dan membalikkan badannya dan menusuk musuhnya itu.

Nael tahu dia harus menghemat energinya. Dia mengayunkan belatinya, menebas lengan salah satu musuh, lalu berputar untuk menendang musuh lainnya yang mencoba menyerang dari belakang.

Di tengah-tengah kekacauan itu, Zephyr menatap Nael. Meskipun seluruh wajah Nael dipenuhi oleh darah, Zephyr masih sempat sempatnya terpesona oleh betapa tampan, manis, dan imut wajah Nael. Dia hampir tak percaya orang setangguh Nael bisa memiliki wajah yang begitu lembut dan halus.

"AWAS!" teriak Nael kepada Zephyr saat salah satu musuh berhasil mendekati mereka dari sisi lain.

Zephyr mematung memandang musuh yang akan menyerangnya, tubuhnya kaku untuk bergerak. Menutup matanya merasakan tidak ada yang terjadi dia mulai membuka matanya dan menemukan orang tadi sudah tergeletak dengan belati yang menancap di kepalanya. Dia terdiam kaku.

Nael melirik Zephyr sejenak sebelum kembali fokus pada musuh di depannya. Mengambil belati lain yang berada di kakinya yang lain.

Tapi keadaan semakin sulit. Jumlah musuh mulai mengalahkan kecepatan Nael. Beberapa serangan mulai mengenai tubuh Nael, memotong pakaiannya dan meninggalkan luka-luka di kulitnya. Tapi dia tidak mengeluh dab terus bertarung .

Akhirnya, setelah beberapa menit, Nael berhasil menjatuhkan musuh terakhir dengan tebasan pisau yang cepat.

Napasnya terengah, darah menetes dari beberapa lukanya, tapi dia masih berdiri tegak. Zephyr berusaha untuk tidak terlihat terlalu terguncang.

ALTRUIST Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang