8.Kecelakaan

92 14 0
                                    


"Kuat bukan berarti tanpa luka, tapi mampu berdiri meski terluka."

~~~

Hari demi hari berlalu bulan berganti tahun, tidak terasa sudah 3 tahun semenjak pertemuan antara Nael dan Als, yang mengubah hidup Nael.

Hari ini di mansion keluarga Valtierra, Nael dan Als sedang melakukan sarapan pagi bersama.

Pagi ini Als akan pergi ke luar negeri, untuk urusan bisnis, sebenarnya dia bisa saja menyuruh bawahannya tapi kali ini kemang dia yang harus menyelesaikannya, dia ingin mengajak Nael untuk ikut bersamanya karena dia takut Nael kenapa napa saat dia pergi dan yang pasti dia akan merindukan prince kecilnya itu, tapi jika dia mengajaknya, musuh nya pasti akan tau keberadaan Nael walau dia sudah yakin kemampuan Nael sekarang, tapi tetap saja.

Selesai makan, Nael mengantar Als ke bandara untuk pergi.

"Jaga dirimu, jangan telat makan, jangan tidur terlalu malam, jangan kelelahan, istirahat yang cukup, jang-

"iya iya, Dad, tenang saja Nael akan menjaga diri, tidak perlu khawatir." ucapnya menenangkan sang Daddy yang khawatir.

"Hah....baiklah, Daddy akan berusaha pulang secepatnya, hm." Memeluk tubuh anaknya dan mencium seluruh wajahnya dan rambutnya.

Sementara Nael terkekeh geli merasakan itu.

"Emm...Daddy juga harus menjaga diri."

"Tentu, baiklah Daddy pergi dulu."
Melihat wajah menggemaskan Anaknya sebentar sebelum berbalik dan berjalan menuju pesawat pribadi nya yang sudah siap sedari tadi.

Duduk di kursi pesawat dia melihat putranya yang masih disana dan melambai ke arahnya sambil tersenyum.

Dia tersenyum dan ikut melambaikan tangannya, perlahan pesawat bergerak meninggalkan bandara.

Nael melihat pesawat itu sampai hilang dari pandangannya. Berbalik dengan wajah datarnya dan masuk ke mobil.

"Markas."

"Baik Tuan Muda." Sang sopir langsung mengemudikan mobilnya, menuju markas yang di maksud.

Semuanya nampak tenang, sampai segalanya berubah ketika mobil mereka di ikuti oleh beberapa mobil hitam di belakang mereka.

"Percepat mobilnya." ucapan tenang keluar dari Nael saat tau situasi, ini bukan kali pertama dirinya seperti ini, selama beberapa tahun belakangan ini. Walau begitu Nael juga merasa tegang, tapi dia tau di saat seperti ini dia harus tenang.

Mobil mobil hitam itu kini melaju di tengah tengah jalan di hutan.

Nael yang melihat situasi makin tidak terkendali menyiapkan pistol nya dan mengeluarkan kepalanya dari dalam mobil.

DOR

DOR

DOR

Tiga tembakan tepat sasaran mengenai ban dan kaca mobil, sehingga kini hanya tersisa lima mobil lagi.

"Percepat lagi."

Mobil yang mereka tumpangi semakin memasuki hutan yabg di kelilingi oleh semak semak yang gelap walau masih siang.

"AWASS." Nael berteriak saat ada mobil yang tiba tiba keluar dari semak semak dan menghalangi jalan.

Tanpa berpikir panjang, sopir itu banting setir ke kanan, mencoba menghindar. Namun, jalan setapak di depannya ternyata licin dan curam. Ban mobil kehilangan kendali dan tergelincir, menukik ke arah tepi jurang yang berada di depan.



ALTRUIST Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang