Chapter 03

228 73 6
                                    

◇Morning run◇


Menyantap teh hangat dipagi hari sembari membaca buku adalah hal paling nyaman dilakukan dan ditemani dengan indahnya suara pepohonan dan rumputan yang diterpa angin. Dan jangan lupa dengan pemandangan kota semarang yang disetiap sudut tak pernah luput dari kata indah.

Alarm pada ponsel Fabiola berbunyi.

Time to go jogging!

Fabiola pun langsung berganti pakaian. Jaket slimming, celana legging hingga sepatu olahraga telah ia kenakan dan siap untuk jogging pagi disekitaran kota semarang. Kegiatan ini selalu ia lakukan saat tinggal di Edinburgh maupun saat pulang ke semarang. Tapi, jika kegiatan kampusnya sangat padat, ia hanya melakukan kegiatan sehat itu selama dua kali dalam seminggu.

Tak lupa memakai earphone untuk mendengarkan musik, menemani olahraganya selama satu jam kedepan.

Perempuan itu berlari santai sambil menyapa tetangga-tetangga nya yang sedang sibuk menyapu halaman rumah, merapikan tanaman, memotong rumput dan menemani anaknya bermain. Semua tetangganya pun sangat baik. Jadi, kapan pun perempuan itu menyapa mereka, mereka akan membalas sapaannya dengan yang sangat baik.

"Selamat pagi, Fabiola" Sapa tetangganya.

Fabiola tersenyum, "Selamat pagi, mbak".

"Mau jogging ya?" Tanya tetangganya.

"Iya, mbak" Ucap Fabiola tersenyum.

Fabiola pun melanjutkan jogging nya. Ia berniat untuk lari dipinggir jalanan kota semarang, setelah itu ia ingin menuju Gor Tri Lomba Juang.

•  •  •

Jam menunjukkan pukul 9 pagi. Fabiola sudah menyelesaikan jogging nya dan saat ini ia sedang berduduk santai sambil menikmati coffee.

Fabiola mengambil dompet yang ia taruh di saku jaketnya namun ia tidak menemukan keberadaan dompetnya. Kembali mengingat apakah benar ia membawa dompet atau tidak, tapi seingatnya ia membawa dompet karena ia tahu akan minum setelah selesai jogging.

Rasa panik pun menyerangnya. Fabiola pun menghampiri kasir dan memanggilnya, "Permisi".

Kasir yang berjaga pun menoleh, "Ya, ada yang bisa saya bantu, Kak?".

Fabiola berkata dengan suara pelan, "Maaf, boleh bayar menggunakan Qris? Saya lupa membawa uang untuk membayar coffe".

Kemudian, kasir itu tersenyum sembari memberikan QRIS Stand. Membuat Fabiola sedikit lebih tenang.

Fabiola memindai kode Qris tersebut menggunakan pembayaran lewat dana.

Selesai membayar, Fabiola tersenyum menatap kasir tersebut, "Terima kasih".

"Sama-sama kak, semoga puas dengan pelayanan di caffe kami" Ucap Kasir tersenyum.

Fabiola tersenyum, ia berbalik badan lalu berjalan keluar dari caffe tersebut. Ia berniat untuk segera pulang ke rumah, kepalanya dipenuhi dengan banyak pertanyaan soal dompetnya yang hilang.

Equal LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang