Chapter 06

208 62 23
                                    

◇Conversation between parents and daughter◇


Ruang keluarga, seorang perempuan sedang menonton televisi sambil bersandar di back fillow sofa. Pak Bima dan Ibu Citra yang baru saja menuruni tangga itu berjalan menghampiri sang putrinya yang tengah asik menonton televisi. Pak Bima duduk disamping sang anak, sedangkan Ibu Citra langsung menuju dapur untuk menyiapkan makan malam.

Fabiola menatap sang papa lalu ia tersenyum, "Pa, tadi aku ketemu sama Khalifah".

"Dimana, nak?" Tanya Pak Bima.

"Di caffe, ternyata dia yang nemuin dompet aku" Ucap Fabiola.

"Oh ya, bilang Terima kasih tidak sama dia?" Tanya Pak Bima.

"Pasti dong, kan papa selalu mengajarkan harus bilang berterima kasih sama orang yang sudah menolong kita. Mau besar atau kecil pertolongannya, kita tetap harus berterima kasih" Ucap Fabiola.

"Pinter sekali anak papa" Sahut Pak Bima mengusap kepala sang anak.

"Iya dong, kan didikan Papa sama Ibu" Ucap Fabiola.

"Itu dompet kamu kan sudah ketemu, nanti jangan ceroboh lagi" Sahut Pak Bima.

"Siap, papa" Ucap Fabiola.

"Jangan siap-siap terus kamu, tapi kejadian itu dijadikan pelajaran" Sahut Pak Bima.

"Diomelin mulu mentang-mentang anaknya suka ngilangin barang" Ucap Fabiola cemberut.

"Gak usah cemberut, papa cuma nasehati kamu biar tidak mengulang hal yang sama lagi" Sahut Pak Bima mengusap kepala sang anak.

"Tapi kalo gak sengaja gimana, apa papa bakalan ngomel lagi" Ucap Fabiola.

"Ya, papa gak mau bantuin. Tanggung sendiri resikonya, kamu yang hilangkan berarti kamu yang harus cari" Sahut Pak Bima.

"Kok gitu sih sama anaknya" Ucap Fabiola.

"Kamu tinggal berapa hari lagi disini?" Tanya Pak Bima.

"3 hari lagi" Ucap Fabiola.

"Besok kita jalan-jalan mau tidak?" Tanya Pak Bima.

"Mau dong, kemana aja asal bareng papa dan Ibu" Ucap Fabiola tersenyum.

"Mau sedewasa apapun kamu akan tetap seperti anak kecil dimata papa" Sahut Pak Bima tersenyum.

Ibu Citra berjalan menghampiri suami dan anaknya yang sedang mengobrol di ruang keluarga, "Fabiola itu akan tetap menjadi bayi dimata ibu".

"Berarti sekarang bayi ibu udah kuliah dong" Ucap Fabiola tertawa.

"Iya dong, bayi ibu sekarang sudah tumbuh jauh lebih baik" Sahut Ibu Citra duduk di samping sang anak.

"Ibu, papa".

Pak Bima dan Ibu Citra menatap sang anak yang duduk di tengah-tengah mereka, "Kenapa, nak?".

"Sekarang kan kak Vira sama kak Naya udah punya keluarga masing-masing, berarti kasih sayang papa sama ibu seutuhnya buat aku dong" Ucap Fabiola.

"Walaupun kakak kamu sudah menikah, dia akan tetap menjadi putri kecil papa dan ibu, kasih sayang kami akan tetap sama pada mereka. Tetapi, kami tidak boleh ikut campur dalam kehidupan rumah tangga mereka, jadi sekarang kasih sayang papa dan mama lebih banyak sama kamu karena kamu belum menikah" Sahut Pak Bima.

"Gimana tanggapan papa kalo aku pengen nikah?" Tanya Fabiola.

"Emang kamu mau nikah?" Tanya Pak Bima balik.

"Gak dong, aku gak mau nikah sekarang" Ucap Fabiola.

"Bahagia kamu selalu papa usahakan, kemauan kamu selalu papa turuti, kamu selalu tercukupi, jika kelak nanti kamu bertemu dengan seorang lelaki carilah yang cintanya setara dengan Papa karena Papa tidak mau kamu menderita, carilah lelaki yang mau memanjakanmu menerima baik burukmu selalu mengusahakan kebahagiaan mu tidak menganggap mu beban di hidupnya tidak perlu yang kaya harta yang penting kamu bahagia bersamanya, nak" Sahut Pak Bima.

"Dengarkan pesan ibu, cari lelaki yang keluarganya juga menerima kamu dengan baik. Karena, jika mereka bisa menerima kamu dengan baik seperti anak mereka sendiri, maka kami juga akan seperti itu pada seseorang yang akan menjadi suami mu" Ucap Ibu Citra menggenggam tangan sang anak.

"Terima kasih, Fabiola sayang banget sama papa dan Ibu, hidup lebih lama lagi ya di dunia ini. Karena, Fabiola ingin selalu melibatkan papa dan Ibu di dalam perjalanan hidup aku, aku masih butuh rangkulan dari papa dan Ibu. Aku tidak ingin nikah terburu-buru, masih banyak hal yang ingin aku perlihatkan pada kalian" Ucap Fabiola tersenyum.

"Pasti anakku, papa dan Ibu akan selalu menemani kamu. Jangan khawatir ya, teruslah melangkah dan jangan takut untuk mencoba banyak hal, papa dan ibu akan selalu berada di belakangmu. Apapun itu, kami akan usahakan demi kebahagiaanmu" Ucap Pak Bima mencium kepala sang anak.

"Ibu selalu ada untukmu, bayiku" Ucap Ibu Citra mencium pipi sang anak.

"Aku bahagia menjadi anak papa dan Ibu, ketika aku pergi jauh yang selalu aku rindukan itu adalah kalian. Karena, kalian adalah rumah ternyaman dan terhangat yang mampu memberikan beribu-ribu kebahagiaan untuk anak-anaknya" Ucap Fabiola.

"Kami berhasil mendidik kalian menjadi anak bangsa yang luar biasa. Teruslah belajar untuk meraih cita-cita yang pernah kamu ceritakan pada kami, nak" Sahut Pak Bima tersenyum.

Pak Bima dan Ibu Citra memeluk sang putri bungsunya, air mata seorang ibu jatuh membasahi pipinya. Keluarga ini, tak pernah mengumbar keharmonisan nya di publik mungkin sebagian orang akan berfikir bahwa keluarga mereka adalah keluarga yang cuek satu sama lain. Namun, itu salah besar justru keluarga mereka lah yang saling melengkapi, menyayangi, dan menjaga satu sama lain.

Pak Bima merupakan seorang papa yang tangguh, ia akan menjadi pahlawan untuk melindungi anak-anak kesayangannya. Bahkan, ia tak pernah melontarkan kata-kata kasar, tak pernah marah dan tak pernah membentak anak-anaknya. Ia selalu memberikan nasehat dan bimbingan pada ketiga anak-anaknya, ia menaruh banyak harapan besar agar mereka bisa menjadi anak bangsa yang luar biasa dan berpedoman tinggi.

Sedangkan Ibu Citra merupakan seorang Ibu yang berhati lembut dengan tutur kata yang tak pernah menyakiti hati kecil sang anak, ia tak pernah mengomel walaupun sang anak berbuat kesalahan yang cukup besar. Ia hanya tersenyum lalu memberikan nasehat agar anak-anaknya tak mengulangi hal yang sama lagi seperti sebelumnya, memang sangat sulit menjadi seorang Ibu tetapi inilah cara yang dilakukan Ibu Citra pada anak-anaknya agar mereka tetap nyaman dan aman saat berada di dekatnya.

Mereka adalah orang tua yang hebat, memberikan banyak pelajaran berharga dengan bimbingan yang luar biasa. Sehingga anak-anaknya sangat nyaman dan tenang saat berada di samping mereka, jadi jika ingin memiliki anak mereka maka pastikan dulu cinta anda harus setara dengan orang tua mereka.

Equal LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang