Chapter 08

206 56 17
                                    

◇Holiday to Jogja◇


Pagi ini, matahari menyinari kota Jogja. Dengan kicauan merdunya, burung perkutut ikut menari dilangit, menemani pagi. Semua berbondong-bondong mengabadikan momen dengan ponsel mereka, begitupun dengan keluarga yang memiliki takdir kehidupan sangat indah.

Pak Bima, Ibu Citra dan Fabiola sedang berada di Candi Prambanan. Tempat yang setiap sudutnya tak luput dari kata indah.

 Tempat yang setiap sudutnya tak luput dari kata indah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keluarga itu menjadi pusat perhatian sekitar. Bagaimana tidak? Keluarga itu terlihat sangat harmonis sekali sambil menggandeng lengan anak mereka, sangat bahagia. Mungkin ada yang mendoakan keluarga itu agar hidup dengan penuh kebahagiaan.

"Ibu, ternyata candi prambanan indah banget ya" Celetuk Fabiola.

Ibu Citra Menoleh, "Iya, makanya ibu ngajakin kamu sama papa untuk liburan ke sini aja".

"Adek tau gak tentang candi Prambanan ini?" Tanya Pak Bima.

Fabiola menatap sang papa, "Katanya kalo orang pacaran terus datang kesini nanti hubungannya bakalan kandas, emang benar ya pa?".

Pak Bima menatap sang anak lalu ia bertanya, "Adek mau tahu tentang candi Prambanan itu?".

Fabiola mengangguk, "Mau".

Pak Bima menatap candi Prambanan itu dari kejauhan lalu ia tersenyum sebelum mulai berbicara, "Berawal ketika Raja Pengging yang ingin memperluas wilayahnya. Ia memerintahkan puteranya, Bandung Bondowoso dan pasukannya untuk menyerang Prambanan" kedunya sambil memandangi candi itu.

"Setibanya di Prambanan, Bandung Bondowoso langsung menyerbu ke dalam istana".

Fabiola menatap sang papa, "Terus?".

"Prabu Boko (Raja Boko), raja yang bertahta di wilayah Prambanan tidak tinggal diam. Ia segera menyuruh pasukannya untuk menahan serangan yang datang secara tiba-tiba".

Pak Bima terus menjelaskan pada sang anak tentang terbentuknya candi Prambanan yang saat ini sedang mereka tatap keindahan dari setiap sudutnya.

Kerajaan Pengging adalah kerajaan yang makmur dengan lahan yang subur. Kerajaan tersebut dipimpin oleh Prabu Damar Maya. Ia memiliki seorang putra yang sakti dan gagah perkasa, bernama Raden Bandung Bondowoso. Sedangkan Kerajaan Baka dipimpin raksasa pemakan manusia Prabu Baka, yang dibantu Patih Gupala. Meski berasal dari bangsa raksasa, ia memiliki putri yang cantik bernama Roro Jonggrang.

Prabu Baka menyerukan perang kepada Kerajaan Pengging untuk memperluas kekuasaannya. Pertempuran mengakibatkan kematian, kelaparan, dan kerugian materi. Untuk mengakhiri perang, Bandung Bondowoso dikirim ayahnya untuk menghadapi Prabu Baka.
Bandung Bondowoso berhasil mengalahkan Prabu Baka dengan kesaktiannya. Setelah Patih Gupala mendengar kematian Prabu Baka, ia segera kembali ke kerajaan Baka dan melaporkannya kepada Roro Jonggrang. Sang putri pun meratapi kematian ayahnya yang tercinta.

Equal LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang